Air mancur yang ada di dekat situ retak dan pilar teras rumah Aurora juga.
Pilar itu retak dan akhirnya terpecah menjadi kepingan kepingan besar maupun kecil.
Salah satu pilar yang cukup besar hampir mengenaiku
[BRAK!]
—
Aku membuka mataku. Cahaya matahari menembus tirai kamarku seperti biasanya. Tetapi kali ini cahaya yang masuk tidak terlalu banyak karena tertutup karpet yang terjahit pada tiraiku.
Aku teringat apa yang terjadi dan langsung melonjak duduk.
Melihat kanan dan kiri seakan tidak ada yang terjadi. Sama sekali tidak berubah.
Aku turun dari tempat tidur sedikit sempoyongan. Aku memegang kepalaku yang terasa pusing.
Aku berjalan pelan kearah pintu kamarku dan kebetulan ada kakakku, Bill
Bill : "Ah kamu sudah terbangun!"–memelukku dengan erat.
Aku memeluk balik.
"Apa yang terjadi?"
Bill : "Saat kamu menciptakan ledakan itu, salah satu pilar teras rumah Aurora retak dan jatuh menimpamu. Aurora yang melihat hal itu langsung berlari dan mendorongmu sehingga kakinya tertimpa sedikit dari pilar."
"Astaga.. apa yang telah kulakukan.."
–menutup mulut dengan tangan.Bill: "Tidak apa-apa Eirene, itu bukan salahmu.."
"Jangan dekat-dekat! Kakak nanti bisa terluka juga.."
Bill hanya mengerutkan dahi,menunjukkan wajah khawatirnya.
Aron : "Eirene! Kamu sudah terbangun"
Eirene: "Jangan dekat-dekat!"
Aron yang sedang berjalan sedikit berlari ke arahku yang ingin memeluku terhempas.
Aron: "af.. untuk apa kau lakukan itu?
Bill: "Eirene, tenanglah.."
"Astaga, maafkan aku kak.. aku tidak bermaksud.. Aku tidak bisa dekat-dekat dengan siapapun sekarang. Tolong, biarkan aku pergi dan biarkan aku mengontrol kekuatanku dahulu. Aku berjanji akan kembali"
Bill: "Kami bisa membantumu Eirene.."
Aron: "Kami juga melalui tahap-tahap sepertimu.."
Aku melihat ke tatapan mereka berdua dan aku bisa melihat mereka berbohong.
"Bohong.. lagi lagi kebohongan. Kalian tidak pernah melalui apa yang kulalui ini."
Bill: "Tapi kita bisa membantu Eirene, ini sama saja"
"Tidak. Ini sama sekali tidak sama. Aku terkena kutukan dan kalian tidak. Aku harus pergi dari sini."
Aku beranjak turun ke bawah tetapi karena kekuatan super speed ku, kakak-kakakku tidak bisa mengejarku.
Agnor: "Woah, kenapa kamu berlari, apa yang kamu rencanakan sekarang Eirene?"
katanya sambil sigap menahan perutku sehingga aku terhenti."Lepaskan!"
Percikan listrik mengalir dari tanganku ke tangan Agnor sehingga isa melepaskanku.
Agnor: "ah! Apa apaan.. bagaimana bisa?"
"Lihat! Aku membahayakan kakak lagi! Maafkan aku kak tapi aku harus benar-benar pergi!"
Aku terus berlari dan Peyton yang kebetulan ada di depanku langsung memegang dahiku.
Aku melihat beberapa flash dari memoriku dan beberapa yang lainnya belum pernah ku alami. Di flash memori tersebut aku benar benar terlihat bahagia. Aku terlihat sudah dewasa dan senyum terpasang di wajahku. Aku juga melihat teman-teman dan keluargaku bahagia.
Lalu ada satu flash memori yang berlangsung cukup lama. Aku terlihat kesakitan. Kakiku tidak menyentuh tanah. Aku berada di sebuah ruangan yang cukup gelap. Aku melihat Eric dalam keadaan babak belur dan Chloe seperti terpajang pada jaring laba-laba yang besar. Sebelum aku bisa melihat Aurora dan Ezra, Peyton melepaskan tangannya dari dahiku.
"A- apa itu tadi?"
Sudah sangat terlihat jelas Peyton kelelahan karena menggunakan kekuatannya padaku.
Peyton: "Masa depanmu Eirene.."
Tak lama Peyton terjatuh karena kelelahan. Aku reflek menangkapnya dan meminta tolong kepada kakakku yang lain untuk membantuku membawa Peyton ke kamarnya.
Rencanaku untuk kabur gagal.
●●●
Hai guyss! Part kali ini lebih sedikit dari biasanya hehe. Ide author lagi nipis nih wkwkwk. Tapi tenang aja author gak bakal kecewain kalian. Tunggu sampe ending ya guys❣️ see u next part!!
🥀au revoir~
KAMU SEDANG MEMBACA
Eirene || COMPLETED✔️
Fantasy[ Rated 13+] Eirene Amphitry Roseidon adalah seorang remaja perempuan dengan kehidupan yang mewah dan damai. Pada umurnya yang ke 16, ia akan berubah menjadi jelmaan dewi Yunani seperti kakak-kakaknya sebelum dia. Tetapi takdir berkata lain. Kekuat...