Sarada sudah sampai disatu-satunya gua yang terdekat dihutan kematian, semoga saja gua ini, yang dimaksud orang misterius itu.
Sarada melangkahkan kakinya perlahan memasuki gua. Suasana gua sangat mencengkam, membuat bulu kuduk orang-orang yang akan memasukinya meremang. Sarada terus merapalkan doa dihatinya, semoga tidak ada bahaya yang akan menghampirinya.
Katakanlah sarada bodoh, menggatartakan nyawanya dengan sukarela kehutan kematian ini. Bahkan sudah banyak Shinobi tingkat elite yang mati terbunuh dihutan ini.
Sarada kesini hanya ingin memastikan bahwa boruto tidak main main dibelakangnya. Istri mana yang tidak curiga ketika suaminya sudah hampir sepekan tidak tidur dirumah.
•••••
"Oi boruto!" Mitsuki dan boruto refleks menoleh keasal suara.
"Ada apa ~datebassa?" Tanya boruto menatap inojin yang tergesa-gesa. Belum sudah Mitsuki menjelaskan keanehan sarada da Jon kini apalagi.
"Aku melihat sarada disekitar hutan kematian!"
"Na-Nani! Mengapa tidak kau cegah?" Teriak boruto kaget.
"Aku sudah memperingatkanya, agar tidak masuk kehutan! Tapi ia bilang ada urasan sebentar ditambah lagi aku harus melaporkan hal penting kepada Nadaime hokage," inojin menjelaskan kepada boruto.
"Hal penting apa?" Tanya Mitsuki mewakili pertanyaan yang akan boruto keluarkan.
"Kau ingat tentang banyak Shinobi yang mati dihutan kematian?" Boruto dan Mitsuki manggut-manggut.
"Aku bertemu, salah seorang yang masih hidup diantara mereka!"
"Lalu?" Tanya boruto penasaran.
"Ia seperti dikuasai aliran Cakra hitam seperti kejadian waktu kita diacademi!"
Nue, benarkah iya? Tanya Boruto dalam hati.
"Kau harus pastikan, jangan-jangan sarada benar-benar masuk kehutan kematian! Maaf aku tak bisa menemanimu!"
"Eh iya! Arigatou inojin,"
"Sama-sama aku pergi dulu!"
"Mitsuku!" Panggil boruto. Mitsuki yang sudah mengerti keadaanpun mengganguk.
"Mari!" Boruto dan Mitsuki mulai berlari keluar dari kantor hokage menuju hutan kematian.
Tunggu aku sarada! Batin Boruto mempercepat larinya. Kalau sampai terjadi sesuatu kepada istri dan anaknya ia tak akan memaafkan dirinya sendiri.
•••••
Sarada terus memasuki gua dengan hati hati, tapi ia masih binggung mau melangkah kemana gua ini memiliki beberapa lorong yang amat gelap mungkin kalau tidak ada sharinggannya, sarada akan kesulitan menghadapi bahaya.
Set
Seseorang melempar kunai, hampir saja mengenai pipi sarada.
Set
Kunai dengan ketas peledak. Sarada segera meloncat menghindar.
Boom
"Refleks yang cukup bagus!" Ucap seseorang dalam kegelapan.
"Siapa kau?" Teriak sarada sambil memegang kunai memperhatikan keadaan sekitar.
"Kau wanita terbodoh yang kukenal!"
"Keluar kau!" Teriak sarada, menatap asal suara.
"Kenapa orang sepertimu bisa mendapatkan boruto?" Ucap seseorang bertopeng yang mulai keluar dari sudut gua yang paling gelap.
"Siapa kau?"
"Kau tidak perlu tahu!" Gadis itu berlari kearah sarada dengan kunai ditangannya.
Tring
Tring
Suara kunai saling bertautan. Sarada berusaha mengimbangi manusia bertopeng dihadapannya.
"Kau bilang kau tidak tertarik dengan Boruto! Tapi mengapa kau malah menikahinya! Sudah kubilang aku menyukainya!" Teriak Manusia bertopeng itu sambil terus menyerang sarada dengan kunainya membabi buta.
Deg
Tiba tiba saja ingatan sarada berputar tentang peristiwa itu. Benarkah ia sumire? Mustahil, dia tidak mungkin seperti itu! Batin sarada, sarada terus menggelengkan kepalanya.
"Ada apa ha? Mengapa kau menggelengkan kepalanmu!" Teriaknya sambil bertanya kepada sarada.
Namun menggapa Sarada seperti mengenali suara orang itu, suara yang tak asing dipendegaranya.
Jantung sarada semakin berpompa dengan kuat, walaupun kekuatan mereka seri tetap saja kondisi sarada sedang hamil besar menyulitkannya berjuang.
"Apa maksudmu?" Tanya sarada dalam menangkis kunai yang menyerangnya.
"Aku sudah berusaha mengikhlaskan kalian bersama! Tetap saja aku tak bisa!" Teriaknya dengan mempercepat gerakan kunainya.
"Awsh!" Lirih sarada saat kunai mengenai bahunya.
Aku tidak boleh main-main lagi! Aku harus segera menyelesaikannya. Batin orang itu menatap luka sarada.
"Padahal aku lebih baik dari padamu!" Teriaknya semakin mempercepat kunainya.
Sarada yang terdesak mulai menggeluarkan sharinggannya. Ia pikir wanita dihadapannya setara dengannya namun salah. "Shanaraa!" Teriak sarada meninju tangan orang itu, namun ia langsung mengelak.
Boom
Tanah sekitar menjadi hancur akibat hantaman sarada.
"Kalau kau merasa lebih baik dariku, harusnya kau yakin ada orang yang lebih baik dari pada boruto!" Ucap sarada ngos-ngosan.
"Diam kau!"
"Aaaaaaaaaa!" Teriakkan sarada saat merasakan darah segar mengalir. Oh tuhan selamatkan aku! Selamatkan anakku! Batin sarada ia sudah mulai kehilangan tenaganya cakranya sudah hampir habis.
"Siapa yang akan menyelamatkanmu ha!" Ucap orang itu penuh kemenangan. Belum aku memakainya, aku sudah menang! Dasar lemah. Batinnya menatap remeh sarada dia sama sekali tidak peduli dengan kandungan sarada, walaupun sekarang batinnya agak resah.
Boom
Boom
Seseorang melempar boom kertas. Lalu membawa lari sarada.
Bertahanlah sarada! Batin orang yang menyelamatkan sarada.
TBC
Hallo Guys
Thanks to read Jan lupa 🌟 nya ok;)
Segini dulu ya! Maaf lama!
•Hayo siapa yang nyelamatin sarada?
•Siapa yang nyerang sarada?
Vomennya! Ya :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Borusara (naruto boruto next generations)
Teen Fiction#1.Aurin 27 April 2020 #1.Reihana 14 Mei 2020 #1.Jougan 20 Mei 2020 #1.Nadaime 20 Mei 2020 #3.Borusara 26 Juni 2020 #9.Hokage 26 Juni 2020 #6.uzumakiboruto 26 Juni 2020 "Maukah kau menikah denganku sarada-chan?" ucap boruto kepada sarada dihadapanny...