28.SiKembar

3.2K 131 72
                                    

Thanks before & Happy reading 🌟

Tap 🌟 dulu sebagai dukungan untuk aku

Double up ❤️ ganti yang kemarin ya

•••••

"Sadarlah sarada," lirih boruto, sambil menatap sarada, yang terbaring diatas brankar. Setelah melihat putra dan putrinya. Sekarang boruto menemani sarada.

Tes

Tes

Bulir air mata kembali berjatuhan dari sudut mata boruto. Ia tak tega melihat kondisi sarada.

"Maafkan aku!" Lirihnya lagi.

Air mata boruto terus bergulir. Semua orang sudah pergi pulang, untuk beristirahat, hanya boruto yang memaksakan diri menemani sarada.

Tes

"Maaf--"

"Tak perlu meminta maaf," lirih sarada, ketika sudah berhasil menyesuaikan cahaya disekitarnya. Sarada tidak perlu bertanya lagi ia sudah tahu ini dirumah sakit. Lalu untuk apa bertanya.

Borutonya saja yang tak sadar, sarada sudah membuka matanya sedari tadi. Boruto membulatkan matanya, terkejut mendengar suara sarada.

"Sarada kau--"

"Ekspresimu lucu!" Ucap sarada terkekeh kecil.

"Baru sadar, sudah bisa bercanda dasar aneh," dengus boruto tetap saja ia tak bisa menutupi rasa harunya melihat sarada siuman. Ia pikir sarada akan koma bertahun tahun.

"Aku hanya lelah, bukan koma," balas sarada enteng dia kembali tersenyum tipis. Senyum yang selalu membuat Boruto rindu.

"Bagaimana dengan anakku?"

"Anak kita sarada!" Tegas boruto. Sarada mendengar itu hanya mengamini. "Mereka sedang diruang khusus bayi!"

"Apakah kita bisa melihatnya--"

"Hmm! Aku panggil tenaga medis dulu!" Ujar boruto bangkit.

Sarada refleks menarik tangan boruto. Ia merasa belum membutuhkan apapun. Boruto yang yang kehilangan keseimbangan hampir Membuatnya berada dihadapan mata sarada. Hidung mereka sudah bersentuhan. "Tak perlu--"

Ceklek

"Eh maaf!" Gugup seseorang yang baru masuk. Ia kaget ketika melihat Boruto dan sarada dalam posisi yang menurutnya ekhem aneh.

Boruto dan sarada melotot ketika melihat seseorang yang berada dipintu. Sarada berdehem kecil. Boruto yang berhasil memulihkan kesadarannya segera memanggil orang itu.

"Aku memang ingin memanggilmu! Masuklah!" Panggil boruto ketika sachie akan menghilang dipintu.

"Eh ya!" Gagap sachie. Dia segera masuk menghampiri boruto dan sarada.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya sachie memecahkan kecanggungan. ketika sudah dekat dengan sarada.

"Mati rasa mungkin," jawab sarada seadanya. Boruto mendengar itu meringis.

Sachie terkekeh kecil. Entahlah apa yang lucu, mungkin ekspresi boruto. "Hmm itu belum seberapa, setelah biusnya hilang akan lebih sakit." Sarada hanya menganggukkan kepalanya. Lagi pula sarada juga sudah tahu kurang lebihnya. Sachie hanya memperjelas.

"Aku kira kau akan siuman besok!" Tambah sachie.

"Aku terbangun karna air mata seseorang, membasahi tanganku," ucap sarada menatap tajam. boruto yang mendengar itu mati matian menahan malu.

"Aku pikir kau akan bangun berbulan bulan," celetuk boruto membuat sachie yang mendengar itu mengkerutkan keningnya.

Berbulan bulan dia pikir koma? Batin Sachie bertanya dia menatap aneh Boruto.

"Bukanya bibi sakura, sudah bilang ya, kalau sarada hanya pingsan karena kelelahan!" Boruto yang mendengar itu mengangkat bahunya acuh.

"Ckckck! Dianya saja yang lebay!" Balas sarada sachie mendengar itu hanya tersenyum tipis.

Sachie bergerak kenakas disamping sarada. Ia membuka lacinya. Menggambil obat yang perlu dikonsumsi sarada.

"Ini obatnya, nanti diminum ya!" Sarada mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Dan ya, kata bibi sakura kamu hanya boleh melihat mereka besok! Jahitanmu bisa terlepas kalau terlalu banyak gerak. Sarada mengangguk-anggukkan kepalanya menggerti.

"Kalau begitu, aku keluar!"

"Iya arigatou!"

"Kalau ada apa-apa bisa panggil langsung aku ya! Dan ya jangan aneh aneh dirumah sakit! Banyak yang bisa lihat!"

"Ekhemmm ya!" Balas sarada. Setelah benar-benar melihat sachie hilang dari pandangannya. Sarada mencubit pinggang boruto.

"AWS! Sakit!" Pekik boruto terkejut.

"Dasar lebay!"

"Hmm!" Boruto bangkit dari kursi yang ia duduki meraih obat yang ditinggalkan sachie. "Nih minum!" Perintah boruto sambil menyerahkan obat yang telah ia buka berserta segelas air minum.

"Tapi--"

"Ayo cepat diminum, setelah itu istirahat! Bukan kau ingin lihat mereka!" Sarada pasrah.

Ia meraih semua obat itu dan menelannya.

Gluk

Gluk

Segelas air yang diberikan boruto tandas.

"Doyan banget sama air putih!"

"Obatnya pahit tahu!" Sarada mencubit pinggang boruto. Boruto tidak meringgis lagi ia terkekeh kecil.

"Nanti setelah sembuh kita akan makan yang kau mau!"

"Nani!"

"Ekhem iya! Sekarang tidur!"

"Kiss dulu!"

"Tapi--"

"Tidak mau ya!"

Cup

"Malam sarada!"

"Dipipi doang ni!"

"Tapi, nanti ada orang yang lihat!"

Sarada menarik tangan boruto.

Cup

Sarada mencium bibir boruto singkat. Membuat siempu membeku. Entah kenapa mereka seperti ABG labil. Semua masalah yang mereka lalui mengguap entah kemana.

Bukan sarada lupa. Hanya saja ia ingin bisa menikmati kehidupan yang sedang ia alami.

"Malam!" Sarada yang sudah kepalang malu segera menarik selimut menutupi setengah wajahnya. Boruto yang melihat itu tersenyum samar.

Semoga aku bisa menjaga kalian lebih baik, boruto membantin.

"Boruto bagaimana rupa mereka? Mirip dengan siapa?"

"Mereka berdua mirip kita sedangkan yang bungsu, dia--"

TBC

Double up Lo wkwkwk ceritanya ganti yang kemarin karna gagal up

So jangan lupa like jangan dislike ya karna kagak ada tombol dislikenya karna ini bukan you*tub

Nih yang minta next skuy jangan lupa 🌟 ya...

Komen atuh biar aku semangat...
Jangan silen ya cukup cinta yang disailen cerita aku jangan disini bebas mencet 🌟 wkwkwk

Thanks u ❤️ mata aku udah perih nih byby all

Borusara   (naruto boruto next generations)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang