12- Terjebak?

65 5 0
                                    

Xena menatap Xavier tajam. Sesaat kemudian ia melirik Aiden. Ingin sekali ia keluar dari tempat ini sekarang. Kenapa harus di depan Aiden? Ini benar-benar memalukan.

"Mending kita omongin di luar aja, deh. Gak enak ada-"

"Bagus dong. Dia bisa jadi saksi. Seandainya lo bilang gak pernah nerima gue dia bisa buktiin kalau lo salah. Bener kan, Aiden?"

Mata Xena menatap Aiden penuh rasa bersalah. Xavier sialan! Rencananya untuk bisa mendekati Aiden hancur begitu saja. Xena angkat bicara, berusaha untuk memberi penjelas. Namun Aiden tiba-tiba menahannya untuk tidak berbicara, cowok itu tersenyum tipis.
"Kayaknya kehadiran gue disini bikin kalian gak nyaman buat ngomong. Gue keluar."

Xena menatap kepergian Aiden dengan tatapan sendu. "Kak Aiden.." gumamnya.

"Jadi gimana? Iya atau nggak nih?" ujar Xavier tidak sabar.

Xena menatap Xavier tajam. Ia benar-benar benci. Angkuh, sok jago, gak sabaran, licik, menyebalkan. Benar-benar sifat yang Xena tidak suka. Biasanya cewek itu akan bersikap seadanya, sopan, dan ramah kepada laki-laki di sekitarnya. Tapi untuk saat ini, sepertinya sifatnya itu tidak akan bisa berlaku pada sosok menyebalkan di hadapannya ini.

"Kenapa liatin gue terus? Ganteng, ya?" goda Xavier disertai smirknya.

"Najis!" Cowok itu terkekeh mendengar respon gadis yang ada di hadapannya ini. Entah kenapa, rasanya menggoda dan membuat Xena kesal sudah menjadi kesenangan tersendiri baginya. Reaksi kesal, marah yang Xena tunjukkan seringkali membuatnya gemas hingga ingin menjahilinya lebih lagi.

Xena mendongak, menatap cowok yang kini menunduk. Dahinya mengernyit kala melihat Xavier yang semakin menunduk hingga wajah mereka sejajar. Cowok itu tersenyum. "Pendek."

"BERISIK!!" Pukulan keras mendarat ke lengan Xavier, membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Tangan lo terbuat dari apa, sih? Besi? Sakit banget anjir." ucap Xavier kesal.

"Makanya ngomong yang bener!"

Xavier berdecak. "Jadi gimana? Mau gak?"

Mengerti apa yang cowok itu maksud, Xena terdiam. Ia benar-benar belum siap untuk menjalani kehidupannya sebagai pacar Xavier Morgan. Meskipun hanya pura-pura, tapi Xena sudah dapat merasakan dampaknya. Bagaimana fans Xavier akan memperlakukannya nanti?

"Jawab aja lama banget sih."

"Sabar! Gue pikir dulu."

"Mikirin apa sih? Kita cuman pacaran woy bukan mau kawin ngapain di pikirin. Atau jangan-jangan.." Xavier menyeringai. "Lo mau langsung kawin? Ckckck. Gak nyangka gue.. ternyata lo segitu sukanya sama gue, ya?"

"Iya. Saking sukanya gue pengen banget lempar lo ke lautan pasifik." ucap Xena ketus.

"Jahat banget sih, calon istri." celetuk Xavier.

"Bacot!!!!" bentak Xena marah. Barusan pukulan, kini tendangan keras mendarat di tulang kering Xavier.

Ringisan yang tiba-tiba berubah menjadi tatapan menghunus sontak membuat nyali Xena menciut seketika. Xavier berjalan mendekat, membuat Xena mau tidak mau melangkah mundur. Mencoba untuk menjauh, namun cowok itu menariknya hingga jarak mereka sekarang hanya sepersekian senti.

"Jawab." ucap Xavier dingin.

"Ja-jawab apa?"

"Jangan pura-pura gak tahu! Kasih gue jawaban. Sekarang!"

Ini. Sifat Xavier yang sangat Xena takuti. Cara cowok itu berbicara dengan tegas dan penuh penekanan, juga kedua matanya yang saat ini menatap Xena tajam bak pisau yang sebentar lagi akan menghunusnya. Wajahnya kian mendekat, terus mendekat, dan..

XENAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang