5- Tindakan Gila Seorang Xenarya Agatha

55 10 2
                                    

"Maa..pa..Xena pulang." ucap Xena masuk ke dalam rumahnya.

Setelah Xena pergi dari taman, cewek itu bergegas pergi ke tempat kerjanya. Disitu Lila mengoceh panjang lebar mengkhawatirkan keadaan Xena. Setelah mendengar cerita dan melihat keadaan baju Xena yang sudah kacau, akhirnya Lila menyuruhnya pulang dan beristirahat.

"Eh, anak mama udah pulang. Ayo mandi dulu ini mama masak makan malam." ucap Linda, ibu Xena yang terlihat sedang menyiapkan makanan di dapur. Xena mengangguk taat.

"Jaket siapa, nak? Papa baru lihat." ucap ayah Xena yang terlihat sedang membaca koran di meja makan.

"Oh..itu.." Xena baru teringat kalau dia masih mengenakan jaket yang Aiden pinjamkan kepadanya sewaktu di taman tadi. Cowok itu langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mungkin dia sedang terburu-buru, pikir Xena. "Temen tadi pinjemin Xena krna baju Xena basah trus lupa kembaliin." ucap Xena. Ayahnya mengangguk paham.

"Ya udah sini jaketnya dilepas biar mama cuci besok kamu kembaliin ke orangnya." ucap Linda yang baru saja keluar dari dapur.

"Nanti aja ma, habis Xena mandi." ucap Xena lalu memasuki kamarnya.

Cewek itu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Rasanya sangat lega sudah sampai rumah. Hari ini benar-benar melelahkan. Banyak sekali hal-hal yang terjadi. Setidaknya ia sudah sampai di rumah, tidak ada tempat lain yang lebih baik daripada rumah sendiri.

Xena melepas jaket bomber milik Aiden kemudian menatap jaket tersebut. Gadis itu senyum-senyum sendiri mengingat apa yang Aiden lakukan padanya di taman. Cara cowok itu menyampirkan jaketnya pada tubuh Xena tanpa berpikir panjang, bagaimana cowok itu menghibur Xena dan tetap menemaninya sampai suasana hati gadis itu membaik.

Wajahnya memang sangat tampan. Sekali ia tersenyum, runtuh tembok pertahanan Xena sudah. Mendadak cewek itu bingung, mengapa lelaki sebaik Aiden berteman dengan orang brengsek seperti Xavier? Memang sebaik apa Xavier sampai cowok sepeeri Aiden tahan berteman dengannya? Entahlah, yang ia tahu Aiden pasti selalu pusing dan jengah melihat tingkah temannya itu. Xena tidak akan percaya jika Aiden menyangkal. Cewek itu pun kemudian memutuskan untuk mandi daripada ia berpikir semakin lama.

Setelah ia mandi dan memberi jaket Aiden kepada ibunya Xena memutuskan untuk tidur cepat. Cewek itu ingin datang ke sekolah lebih cepat agar tidak berpapasan dengan Achilles. Cewek itu juga yakin..besok akan lebih baik. Ia harap begitu.

Keesokan harinya..

Ternyata realita tidak seindah ekspektasi. Pagi ini Xena bangun kesiangan sehingga ia terlambat masuk sekolah. Gerbang sudah ditutup. Bukan Xena namanya jika ia menyerah begitu saja.

"Ayolah, pak. Saya baru sekali ini terlambat. Janji gak terlambat lagi..boleh ya?" mohon Xena kepada satpam penjaga gerbang. Satpam itu menggeleng.

"Sudah peraturan sekolah ini kalau yang terlambat tidak boleh masuk kelas. Apalagi kamu yang udah terlambat hampir sejam. Minta diapain itu namanya, hah?"

Songong banget ni satpam, batin Xena. Gadis itu menyatukan telapak tangannya sambil memasang raut wajah minta dikasihani. "Pak ayo sekali ini aja ya, pak. Please?"

Tiba-tiba handphone yang ada di saku satpam itu berdering. Setelah melihat siapa yang menelpon, satpam itu sontak mengangkat panggilannya. "Halo? I..iya?" Setelah mendengar apa yang disampaikan orang yang menelponnya, satpam itu menatap Xena. Membuat cewek itu kebingungan.

"I..iya. Siap." Satpam itu kemudian memasukkan handphonenya dan menatap Xena datar. "Kamu."

"I..iya saya?"

Satpam itu menghembuskan nafasnya.
"Lain kali jangan telat lagi. Cepat masuk."

Kedua sudut bibir Xena langsung terangkat. Cewek itu bahagia tidak karuan. Ia kemudian meraih tangan satpam tersebut kemudian menyalimnya sopan. "Makasih, pak! Saya masuk dulu..semangat kerjanya pak!" ucap Xena kemudian berlari dengan semangat memasuki gedung sekolah.

XENAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang