Tira dan Alina kini sedang berada di kamarnya.
Tira mencari baju Alina yang tersimpan dilemari bajunya."Nah ketemu, nih pake" tira lalu memberikan baju biru itu pada Alina.
"Gilak masih muat nggak nih" ujar Alina lalu ia membawa baju tersebut ke kamar mandi untuk berganti baju.
Terakhir kali alina menginap dirumah tira adalah ketika mereka berada di pertengahan kelas 3 SMP.
Kini, mereka berdua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Alina yang memainkan hp nya dan tira yang fokus terhadap buku diary nya.
"Eh tir lo tau gak" tanya alina pada tira yang sedang menyenderkan kepalanya pada dinding.
"Enggak" jawab tira, lalu ia memejamkan matanya.
"Gue belom selesai ngomong lol" ujar alina kesal, ia melemparkan bantal pada tira.
"Iss, apaan" tanya tira, ia meletakkan bantal tersebut di pundak untuk mengganjal kepalanya lalu membuka buku diary nya dengan santai.
" Lo inget kan, tiga cowok yang lo samperin buat minta sambel tadi, nah ternyata mereka itu terkenal loh disekolahan" ujar alina antusias.
"Oh" ujar tira, ia tak tertarik sama sekali dengan apa yang dibicarakan alina, ia sibuk dengan buku diary nya.
"Terus ya, mereka bertiga itu sahabatan dari kecil, ortunya pada punya bisnis besar, mantap nggak tuh" ujar Alina.
Alina melihat tira yang tidak menggagas ucapannya, lalu alina mendekati tira dan merebut buku diary nya."Balikin nggak" ujar tira berusaha untuk mengambil bukunya yang telah berada ditangan Alina.
"Nggak mau" ujar alina yang berlari kebawah menuju ruang TV. Tira pun segera mengejarnya.
"Gimana kafe Lo sekarang? " Tanya Alina sambil membaca buku diary tersebut lalu duduk di sofa, tira pun ikut menyusulnya.
"Nggak gimana², masih sama kok" ucap tira lalu menyalakan Televisi nya.
"Lo nggak mau coba buat mendesain ulang gitu? " ujar alina memberi saran pada Tira yang sedang menatap dirinya.
"Huhhhh" tira menghela nafasnya lalu mengalihkan pandangannya ke TV.
"Nggak ada salahnya kan coba², siapa tau kafe Lo rame lagi"
"Iya, besok deh gue cari referensi"ujar tira lalu ia kembali memfokuskan dirinya pada TV.
"Nah gitu dong" ujar alina lalu mengembalikkan buku diary tira.
Malam semakin larut, jam dinding pun telah menunjukkan pukul 11 malam.
Kini , mereka berdua telah tertidur di atas kasur yang sama, tidak terlalu luas namun cukup untuk mereka berdua.Pagi hari pun telah tiba, matahari menunjukkan dirinya menandakan bahwa hari baru telah dimulai
" Lin, gue mandi duluan ya. Kalo kelamaan pake kamar mandi bawah" ujar tira mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Alina menggeliat dikasur lalu melihat jam di hp nya, jam menunjukkan pukul 6 pagi.
"Tir, gue mandi dibawah ya, takut telat ntar kalo gue nungguin lo" alina berteriak pada tira yang sedang mandi. Tak terdengar sautan apapun, yang ada hanyalah suara cempreng Tira yang bernyanyi di dalam kamar mandi.
Alina yang tak peduli pun segera turun kebawah untuk mandi.Tira dan alina sedang berada di meja makan untuk sarapan.
Setelah selesai sarapan, mereka berdua langsung berangkat ke sekolah menggunakan mobil tira, tapi kali ini yang menyetir adalah alina, dikarenakan tira sedang malas menyetir katanya. Ia malah sibuk menggambar di buku diary nya, entah lah mungkin itu perihal kafe nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
Teen FictionKetika menyayangi seseorang, kamu mungkin akan rela melakukan apa pun demi dirinya. Kamu bahkan rela melindunginya sepenuh hati dari segala rasa luka. Sangat disayangkan ketika orang-orang yang kamu lindungi adalah kalangan pertama yang membalikkan...