Tira POV
Gw bingung sama diri sendiri, kenapa gw dengan gampangnya mau mengikuti perkataannya yang nyuruh gw buat pergi ke rooftop. Ah bodo lah, gw juga penasaran ada apa sebenarnya.
Sesampainya di rooftop, gw melihat 3 laki-laki yang sedang berbicara, entah apa yang mereka bicarakan karna gw nggak bisa denger dari jauh. Dan diantara 3 lelaki itu, yang gw kenal cuma Arga.
Gw berjalan mendekati mereka, salah satu dari mereka menyadari kedatangan gw dan menyenggol lengan pria yang gw kenal tadi, Arga."Dah dateng tuh" samar-samar gw mendengar ucapan mereka.
"Ada apa kak ? "Tanya ku to the point, biar cepet kelar . Gw harus bersikap sopan padanya.
Arga memberi kode kepada temannya, dan menyuruh kedua temannya untuk pergi dari sana
"Yaudah, kita tunggu di tangga" ujar salah satu temannya."Bye cantik" ujar seseorang yang memiliki rambut hitam yang di kuncir lucu, ia mengedipkan matanya padaku.
Aku pun hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kenalin, gue Arga" ucap pria itu padaku ia menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan ku.
"Hah?" Ujar ku tak mengerti, bukannya gw udah tau ya, kalau namanya arga, kenapa sekarang malah ngajak kenalan lagi?"Kemarin Lo belum nyebutin nama lo, dan sekarang gue mau kenalan secara resmi sama lo" ujar arga tersenyum pada ku
Ia mengangkat alisnya dan menatap tangannya yang tak ku balas"Ah iya, gw Tira" ujarku lalu membalas uluran tangannya.
Aku ingin melepaskan uluran tangannya tapi tak bisa, ia menahan tanganku dengan lama.
"Kak ?" Ujar ku menyadarkan lelaki didepan ku.
"Ah iya, sorry" ujarnya merasa tak enak padaku, ia segera melepas tanganku.
Author POV
Suasana seketika menjadi canggung, baik tira maupun arga tak ada yang berbicara keduanya larut dalam kebingungan masing-masing.
"Nanti malam kamu ada waktu ?" Arga mulai memecahkan suasana,
"Kayaknya kosong kak, emang kenapa?" Tanya tira dengan polosnya.
Wajar saja jika tira tidak peka, ia sedari dulu tak pernah mengenal dengan hal seperti ini, semua laki-laki yang mendekatinya ia anggap teman. Tak lebih dan juga kurang.Tapi entahlah dengan lelaki di depannya ini, Tira merasa seperti ada yang berbeda dengannya.
"Nanti malam gw jemput ya" ujar arga mangangkat kedua alisnya.
"Emang kak arga tau rumah gw?"
"Gampang, ntar Lo share lokasi aja" ujar arga.
Ah iya tira lupa bahwa teknologi semakin canggih, mau dimanapun ia berada asalkan ada sinyal, pasti keberadaannya akan diketahui.
"Gw jemput jam 7 ya?" Tanya arga meminta jawaban Tira.
"Iya kak" jawab tira tersenyum tipis.
KRING!!! Bel menandakan jam istirahat telah berakhir.
"Kak, gw duluan ya udah bel tuh" ujar tira pamit pada arga.
Arga hanya membalasnya dengan anggukan, lalu tira berjalan meninggalkan arga.
Saat tira membuka pintu rooftop, tira terkejut melihat kedua teman arga yang tak lain adalah kevin dan reno.
"Permisi kak", ujar tira melewati kedua seniornya.Kevin dan reno segera menghampiri arga.
"Gimana? " Tanya kevin
"Aman" ujar arga
Ketiga laki-laki itu bertos ria
Entah apa yang sedang mereka rencanakan.***
Ting!!!Ponsel tira berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk.
Ia lalu membuka hp nya dan mengeklik aplikasi linenya.Mama
" Tir, pulang sekolah nanti kamu kerumah mama ya, jagain cika bentar, mama mau pergi "
" Iya ma"
tira tersenyum miris, mama nya mengirimkan pesan kepadanya hanya ketika dirinya dibutuhkan. Tak mau larut dalam kesedihan,
tira lalu mematikan hpnya dan memasukkannya kedalam saku.Kini saatnya pembelajaran matematika. Salah satu pelajaran yang disukai oleh tira jika soal latihannya mudah, lain halnya jika soal latihan itu sulit, maka tira tidak menyukainya.
-------
Tira berjalan menuju parkiran karna sudah waktunya pulang sekolah.
Ting!!!- ponsel tira berdenting, lalu ia membuka hpnya.
bang Vero
"Lagi dimana dek?""Lagi mau pulang bang"
"Oh yaudah hati-hati"
Tira tersenyum simpul, ia bersyukur masih ada yang peduli dengan dirinya. Ah tira jadi rindu dengan kakaknya, sudah 2 tahun ia tak bertemu dengan vero.
Waktu itu vero pergi ketika tira duduk di bangku kelas 2 SMPFlashback ON
"Bang vero mau kemana?" Tanya tira melihat kakak laki-lakinya sedang mengemasi barang-barang nya.
"Bang vero mau belajar di London, tira belajar yang pintar ya biar bisa nyusul Abang" ujar vero pada adik kesayangannya.
Vero mengusap kepala tira, berat rasanya meninggalkan adik semata wayangnya, mau bagaimana lagi, vero harus mengejar cita-citanya itu juga demi kebaikan sang adik.
Flashback off
Tira membuka pintu mobilnya, ia lalu mengendarai mobil menuju minimarket. Ia ingin membeli sesuatu untuk adik tirinya, walaupun ia benci dengan mamanya, bukan berarti ia harus membenci adiknya pula.
Setelah selesai membeli beberapa cemilan, tira melanjutkan perjalanan menuju rumah mama nya.
Sesampainya disana, tira melihat mama dan ayah tirinya sedang berbincang dan sepertinya mereka hendak pergi.
Tira keluar dari mobilnya, sambil membawa kantong belanjaan adiknya.
"Tir, mama titip ara ya " ujar Livia pada tira, ia lalu masuk ke dalam mobil bersama suaminya
Tira hanya menghela nafasnya, ia lalu masuk kedalam rumah besar itu
"Kak yaya !" Teriak ara menyambut tira, ara belum bisa menyebut tira, jadilah ia memanggil tira dengan sebutan yaya.
Tira memeluk dan menggendong ara.
"Hey putri ara, kok sekarang gendut sih, ngemil terus ya " ujar Tira"Mbak siti kemana?" Tanya tira pada ara
" Pelgi ke kampung" jawab ara
Lalu turun dari gendongan TiraTira hanya mengangguk kan kepalanya, sudah biasa tira akan diminta menjaga ara jika pengasuh ara yang biasa di panggil mbak Siti pulang kampung.
"Nih kakak bawa coklat buat ara" tira memberi sebungkus coklat dan sekantong snack pada ara
Ara mengambilnya dengan senang hati, lalu ia memakan coklat tersebut.
"Mmmm enakk" ujar Ara melanjutkan kegiatan makan nya
Tira terkekeh melihat pipi ara yang belepotan terkena coklat,
Lalu ia mengelapnya menggunakan tisu.----
Hai-hai !! Gimana ceritanya? Aku harap kalian menyukainya. Banyak-banyak cinta ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
Teen FictionKetika menyayangi seseorang, kamu mungkin akan rela melakukan apa pun demi dirinya. Kamu bahkan rela melindunginya sepenuh hati dari segala rasa luka. Sangat disayangkan ketika orang-orang yang kamu lindungi adalah kalangan pertama yang membalikkan...