4 hari setelah menghilang
KimTehyung"Semuanya ini hasil ulangan kalian." Ucapku. Aku membagikan kertas ulangan mereka. Banyak dari murid yang tidak terima dengan hasilnya. Namun memang itu yang tertera di kertas mereka.
Bahkan Jeongin si ketua kelas protes dengan nilainya.
"Tapi saya menulis caranya pak, kenapa nilai kami tidak diberi setengah hanya untuk menulis caranya?." Kata Jeongin marah kepadaku. Tapi aku menjawabnya santai.
"Bagaimanapun juga Jeongin, kalau cara kamu tidak mendapatkan hasil sama aja yang kamu cari itu sia sia. Saya kan sudah menambahkan nilai usaha kamu." Ucapku kepada Jeongin. Dia tidak membantah. Dia tetap duduk di kurisnya tanpa melihat mataku.
Aku membagikan kertas ulangan Guanlin. Dia melihat nilainya dan melihat kepadaku lagi.
"Bapak bercanda kan?." Aku menggelengkan kepalaku. Guanlin tidak percaya dengan nilainya. Tentu saja, aku memberikan nilainya 95 dari 100 point.
Aku memberikan kertas ulanganya kepada Mashiho yang mendapatkan nilai 97 dari 100 point sedangkan Mingyu yang mendapatkan nilai 93 dari 100.
Bagaimana dengan nilai Beomgyu jika dia mengikuti ulangan ini. Aku penasaran denganya.
"Saya puas dengan nilai saya, terima kasih pak." Ucap Mingyu yang mendapat sinisan dari temanya. Mataku tidak menatap kearah Mingyu melainkan Guanlin yang masih melihat kertas ulanganya.
Dia meremukan kertas ulangan itu dan melihat ponselnya ketika aku menjelaskan pelajaran. Yang mendengarkan ajaranku hanyalah Mingyu, Mashiho dan murid perempuan yang ada di kelasku.
Setelah pelajaran selesai, Guanlin menyerahkan kertas remukanya kepadaku.
"Kenapa? Padahal saya ga ada jawab soal itu." Ujarnya. Ketika dia ingin mengambil pena yang ada di meja, ku tahan tanganya dan membalikan tangan Guanlin sehingga aku lihat bekas sayatan yang ada di pergelangan tanganya.
"Sudah berapa kali Guanlin?." Tanyaku. Dia melepaskan tanganya dan memegang bekas sayatanya.
"Apa perduli bapak?."
"Entahlah, apa perduliku?."
Guanlin terdiam sejenak. Dia akhirnya duduk di kursi paling depan. Murid murid pada pulang sekolah. Hanya tinggal aku dan Guanlin yang ada di kelas ini.
"Saya benci dunia ini Pak, saya ga punya kebahagiaan. Bahkan saya udah menghisap ganja karena ingin dunia terlihat baik."
"Apa kamu jadi pecandu?." Tanyaku. Untungnya Guanlin menggelengkan kepalanya.
"Saya hanya pakai ketika saya benar benar stres. Biasanya saya menyayat diri saya. Kenapa bapak tau hal ini?." Tanyanya. Rasa penasaranya sama dengan Soobin.
"Karena temanmu yang hilang, Beomgyu. Saya rasa kalian dekat." Kataku. Guanlin menundukan kepalanya. Dia tidak bisa menatapku. Kenapa semua murid tidak bisa menatapku ketika aku berbicara jujur.
"Saya sempat marah sama Beomgyu karena dia ga izinin saya menginap. Jadi saya tetap dirumah dan mendengar orang tua saya berkelahi." Entah kenapa Guanlin menjadi jujur karena hal ini.
"Kamu bisa menginap dirumah saya. Kapanpun kamu mau, saya bisa menerima kamu." Ucapku. Guanlin menatapku dengan tatapan yang tak biasa dia lontarkan ke orang orang.
"Bapak serius?." Aku mengangguk.
"Jika hari ini kamu ingin pergi dari rumah kamu, saya mengizinkan kamu menginap dirumah saya." Ucapku. Air mata Guanlin jatuh namun dia tidak merasa dia menangis. Dia mengambil kembali kertas ulangan yang diremukanya.
"Tapi kamu harus janji jangan bawa narkoba dirumah saya."
"Saya janji, terima kasih Pak." Guanlin akhirnya keluar dari kelas. Kurasa Guanlin ingin menginap dirumahku hari ini. Karena gerak geriknya dia menungguku sedari tadi.
"Pak, saya boleh kerumah sebentar mengambil baju sekolah sama baju lainya?." Tanyanya. Aku mengangguk karena aku harus membantunya meluruskan jalanya. Karena itu yang seharusnya guru perjuangkan.
•••
Kami memakan mie instan bersama karena tidak ada dari kami yang bisa memasak. Biasanya kekasihku yang memasak namun hari ini dia pergi keluar kota selama berberapa hari.
Kami tidak tinggal bersama karena hubungan kami masih terhitung sekitar 3 bulan. Cukup untuk itu, aku mulai mengeluarkan buku harian Beomgyu.
Guanlin melihat buku tersebut dan dia berbicara kepadaku.
"Saya pernah liat buku itu. Siapa ya yang pernah megang?." Tanya Guanlin kepada dirinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makanya sementara aku membuka buku tersebut.
"Saya pernah liat Beomgyu yang megang buku itu. Apa jangan jangan itu buku harianya?."
"Benar."
"Apa dia berbicara tentang saya?." Tanya Guanlin. Aku hanya menganggukan kepalaku. Guanlin hanya ber ohria. Mungkin dia sadar kenapa aku membantunya.
"Saya boleh baca?."
"Saya juga ingin membacanya Guanlin."
"Kalau begitu mari kita baca bersama." Guanlin mengambil buku harian Beomgyu. Dia mungkin melihat dimana dia dicantumkan di buku harian Beomgyu.
Kemudian dia membalikan kertas itu dan dia terkejut. Setelah berberapa menit dia baca, dia memberikan buku harian itu kepadaku.
Aku dengan penasaran langsung membaca buku harian Beomgyu tanpa menghiraukan mie yang sudah mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Beomgyu (✔️)
Mystery / ThrillerSeorang guru SMA menemukan buku harian anak murid yang hilang dua hari yang lalu. Buku itu menunjukan keseharian anak itu dan ditiap halaman baru buku tersebut terasa janggal. Apakah buku harian ini menuntun guru itu untuk mendapatkan anak murid ya...