Bab 6 = Clue Pertama

3.5K 1K 84
                                    

8 hari setelah menghilang
Kim Taehyung

Aku membaca buku harian itu tanpa menghiraukan pertanyaan orang orang di kelas. Bahkan sebagian dari mereka bertanya kepadaku kapan belajar dan aku hanya bisa menggelengkan kepalaku.

Beomgyu ingin kabur dari rumah dilihat dari lirik lagu kesukaanya. Tapi, tidak ada tercantum dia ingin melarikan diri dari rumahnya di buku harian ini. Apakah aku harus membaca semuanya dalam satu hari, bahkan menelaah satu bab saja begitu susah apalagi menuntaskanya dalam satu hari.

Kriett!!

Kulihat Guanlin berjalan kearahku. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Ternyata yang dikeluarkanya adalah sebungkus narkoba.

"Buat apaan ini?." Tanyaku. Guanlin menunjukan buku harian Beomgyu. Barulah aku sadar bahwa bukan hanya aku yang membacanya.

"Gua juga ga bisa nelaah semua bab di buku harianya. Jenius banget tuh Beomgyu." Kata Guanlin sambil duduk di kursi paling depan.

Aku juga masih membaca bab dimana Hyunjin adalah bandar narkoba dari awal sampai akhir. Memang fakta bahwa Hyunjin itu penyelundup. Aku mendapatkan informasinya dari Guanlin si pembeli sendiri.

"Ada clue?." Tanya Guanlin. Aku menggelengkan kepalaku dan mendesah kesal. Memang aku guru tapi hal ini tidak ada hubunganya dengan matematika.

Tok tok tok

Kami berdua menoleh ke arah sumber suara dimana ada Sunwoo murid lainya yang tidak begitu prestasi karena dia masuk tim bola. Seperti Soobin juga.

Dengan kecepatanku, aku menyembunyikan narkoba yang diberikan oleh Guanlin tadi agar Sunwoo tidak melihatnya dan juga tidak salah paham.

"Maaf pak, saya cuma mau nanya. Beomgyu udah ketemu belum?." Tanya Sunwoo. Aku menggelengkan kepalaku.

"Yah, padahal saya mau calonin dia ikut olimpiade debat." Keluh Sunwoo. Sudah dipastikan guru PKN kami Woo Zico menyuruh Sunwoo mengajak orang lain agar dirinya tidak kena imbas.

"Coba saya suruh Minkyu. Mana tau dia mau bantu kamu." Ujarku ke Sunwoo. Dia menganggukan kepalanya dan sejenak melihat ke arah Guanlin.

"Lin, jangan kebanyakan makenya." Kemudian Sunwoo menutup pintunya segera meninggalkan kami berdua lagi. Aku menatap ke arah Guanlin dan mempertunjukan narkoba yang diberinya kepadaku.

"Ga minat lagi gua. Kemarin udah daftar buat rehab. Karena lu juga sih." Kata Guanlin. Akhirnya anak ini bisa berubah meskipun sedikit demi sedikit.

Aku menyimpan narkoba itu di dalam saku kantongku. Dan tak lama juga, Minkyu datang memasuki kelas ini.

"Minkyu" sapaku. Padahal Minkyu belum duduk tapi tentu saja mereka tidak bisa membantah sapaan guru.

"Kamu bisa ikut partisipasi lomba debat? Ga tau saya debatnya tentang apa. Coba deh kamu tanya ke Sunwoo." Jelasku. Minkyu tersenyum. Anak ini adalah penyelamat Beomgyu serta Sunwoo.

"Saya udah baca di poster. Debatnya tentang kejahatan remaja. Kalau gitu saya mau bahas narkoba deh." Jelas Minkyu. Aku dan Guanlin terkejut seketika. Kenapa sekolah ini dipenuhi oleh hal yang menuju narkoba.

"Kenapa harus narkoba? Kenapa ga keadilan?." Usulku yang dianggukan oleh Guanlin juga. Bukan Minkyu yang jawab melainkan Mashiho yang baru saja memasuki kelas.

"Kalau itu yang jago sih Beomgyu. Biasa kalau dia cerita ke gua kan Kyu, semuanya berhubung dengan world piece." Jelas Mashiho lagi.

Aku ingat dibuku tersebut Mashiho berteman dengan Beomgyu. Apakah perlu aku tanyakan Mashiho?

"Bagaimana Beomgyu saat bicara sama kamu?." Tanyaku. Mashiho duduk terdahulu di bangkunya barulah kami yang ada di kelas ini mendengar penjelasan Minkyu.

"Dia cuma bicara tentang justice. Menurut saya sih pak, Beomgyu itu melarikan diri. Soalnya saya pintar tapi orang tua saya ga strict, ga kaya Beomgyu yang sering dapat aturan sama orang tuanya." Jelas Mashiho.

Masuk akal.

"Tapi kalau menurut saya sih pak, bagusan narkoba aja yang didebatkan. Soalnya banyak kejadian yang berhubungan dengan narkoba di sekolah kita." Jelas Mashiho lagi yang sebenarnya aku sudah tau jadi aku tidak terkejut ketika dia menjelaskan hal itu kepadaku.

"Misalnya kaya jangan bedakan kasta masing masing." Lanjut Minkyu kembali. Aku terlalu impresif mendengar jawaban Mashiho sedangkan Guanlin spertinya ketiduran.

"Lah, itu kan slogan Beomgyu." Kata Mashiho. Aku menatap Minkyu kembali. Dia menatapku tersenyum namun senyumnya penuh arti.

"Slogan Beomgyu kan bagus, selagi masih hilang kenapa ga dipinjem aja." Ujar Minkyu. Mashiho dan Guanlin tidak menjawab pernyataan Minkyu.

Tapi sebenarnya Minkyu memang benar. Aku tidak akan menghalanginya untuk itu.

Setelah Minkyu datang, tak lama juga murid kelasku datang. Aku menjelaskan pelajaran sambil berpikir apakah Beomgyu ada sangkut pautnya dengan narkoba.

Karena bisa jadi uang yang diambilnya itu ada hubungan dengan narkoba.

Sial, aku harus berbicara kepada Hyunjin.

"Ada yang tau kelas ketua osis kalian? Saya ada keperluan dengan dia." Ucapku saat aku membalikan badanku ke arah mereka. Semuanya ingin mengangkat tangan dan hanya Guanlin yang berbicara mendahului mereka.

"Saya tau." Teriak Guanlin. Mereka semua bingung melihat Guanlin yang mau membantu guru. Biasanya dia kan hanya tertidur.

"Mashiho juga bisa bantu saya. Tidak mungkin Guanlin saya biarkan sendirinya." Jelasku. Mashiho berdiri dari bangkunya dan mengikuti kami berdua.

"Pak, mau kemana?." Tanya Mashiho. Aku tidak menjawab pertanyaan Mashiho. Guanlin menuntunku ke kelas Hyunjin dan langsunglah aku panggil namanya ketika aku sudah sampai di kelasnya.

"Hwang Hyunjin?." Mereka semua melihat ke arah Hyunjin yang sedang memainkan ponselnya. Dia terkejut melihat kedatanganku. Jadi, dia menyimpan ponselnya disaku dan berjalan menghampiriku.

"Ada keperluan apa pak?." Tanya Hyunjin ketika dia sudah mendekat kepadaku.

"Apakah Beomgyu ada urusanya denganmu?." Tanyaku langsung tanpa melihat lokasi dimana murid murid melihat kami berinteraksi. Hyunjin tersentak mendengar perkataanku. Terlebih lagi teman temanya juga menyaksikan.

"Tidak, saya ga ada urusan dengan Beomgyu." Jelas Hyunjin. Aku melihat mata Hyunjin yang ketakutan.

"Benarkah?."

Hyunjin mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas waktunya Hyunjin. Silahkan kembali belajar." Jelasku. Aku kembali bersama dua orang manusia yang mengikutiku sedari tadi.

"Kok langsung pergi? Kok ga gua bogem dulu Hyunjinya?." Tanya Guanlin penasaran. Mashiho sepertinya tidak tahu tentang hal ini. Tapi dia masih mengikuti kami.

"Apa?." Tanya Mashiho masih menyaring semuanya.

Aku membalikan badanku dan menatap mereka berdua.

"Hyunjin berbohong."

Buku Harian Beomgyu (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang