Bab 14 = Conversation

3.1K 892 49
                                    

9 hari setelah menghilang
Choi Beomgyu


"Ukhhh." Hyunjin terbangun. Aku masih menjahit luka yang ada di perut Sunwoo. Anak ini mengalami pendarahan. Jika dia tidak menyerangku mungkin tidak akan menjadi seperti ini.

"Sudah bangun?." Tanyaku. Aku masih menjahit dengan teliti. Aku juga mengecek suhu badan Sunwoo. Dia masih baik baik saja meskipun mukanya pucat.

"Gua dimana anjing?." Tanya Hyunjin. Dia tidak bisa kemana mana. Dia juga mengeluarkan tenaganya hanya untuk melepaskan diri dari ikatanya.

"Lo di tempat yang nyaman untuk menyaksikan semuanya." Jelasku. Hyunjin masih belum jelas mengetahui wajahku karena aku dibaluti dengan masker hitam serta topi.

Aku menutupkan luka Sunwoo dengan plester alumunium. Lalu aku mengelap tanganku yang terkena darahnya. Hyunjin melihatiku sedari tadi. Aku melontarkan senyumku dimana dia melontarkan senyumnya ketika aku tidak menukarkan narkoba mereka dengan garam lagi.

"Bagaimana kabar lo jin?." Tanyaku kepadanya. Aku melepaskan maskerku dan menatap ke arah Hyunjin. Sudah dipastikan dia terkejut melihatku. Dia makin mengurangi tenaganya karena ingin mencabikku kurasa.

"Lepasin gua babi!." Teriaknya. Aku hanya duduk disamping Sunwoo yang terbaring tak berdaya. Aku mengambil salah satu tangan Sunwoo dan mencari urat nadinya.

"Beomgyu! Lu kelewatan." Teriak Hyunjin. Aku mengambil pisau dan menempatkanya tepat di urat nadi ketua sepak bola kami.

"Oke, gue udah kelewatan. Mari kita bicara Hyunjin." Hyunjin dengan pelan menganggukan kepalanya.

"Siapa yang ingin memulai?, oh lo yang mulai pertama. Lo bertanya dimana keberadaan kita." Jelasku. Hyunjin melihat semua yang ada diruangan ini. Bukankah ini markasnya.

"Lo berada di rumah Ryu Seungmin atau bisa kita sebut Cjamm. Dia pemasok narkoba bukan?." Tanyaku. Hyunjin membelalakan matanya. Dia tidak menjawab pertanyaanku. Tidak masalah.

"Ada lagi yang ingin ditanyakan?."

"Dimana Cjamm? Dimana Ryujin? Dimana Soobin? Kenapa cuma gua sendiri yang diikat disini?."

"Wow, pertama dimana Cjamm. Dia ada di ruangan ini. Sama dengan kita. Kedua Ryujin berada di sekolahnya, ketiga Soobin bersama Pak Taehyung dan yang keempat karena lo merupakan peran penting dari kisah gue." Jelasku.

"Ada lagi yang ingin ditanyakan?."

"Kenapa lu lakuin hal ini. Gua minta maaf karena mukul lu. Tapi ini udah kelewatan Beom." Keluh Hyunjin. Suaranya bergetar seakan dia ingin dilepaskan.

"Well, penyesalan selalu datang diakhir. Ingin bertanya lagi?."

"Sunwoo lu apain?."

"Dia aman, masih bernafas sampai sekarang. Ada pertanyaan lainya?." Mungkin diotaknya masih banyak teka teki yang belum terpecahkan. Dimulai dari kisahku menghilang dan akhirnya aku menyandera mereka berempat Cjamm dan pacar, Hyunjin, dan Sunwoo.

"Baiklah karena ga ada pertanyaan gue mau presentasi di depan lo. Ini adalah sekolah." Aku memutar rekaman cctv yang sudah kupasang 268 hari yang lalu.

"Dan ini bom yang sudah diletakan dari kemarin." Aku menunjuk ke arah lapangan, ruangan guru, toilet, lantai tiga dan lantai empat.

"Tinggal nunggu Pak Taehyung pergi gue bakal tekan tombolnya."

"Beom, lu suka keadilan kan? Menurut gua ini ga adil sama sekali. Kami cuma memperingati lu dan balasan lu mau ngebom sekolah?." Mendengar perkataan Hyunjin aku tersenyum.

Buku Harian Beomgyu (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang