Bab 11 = Aksiku

3K 932 39
                                    

95 hari sebelum menghilang
Choi Beomgyu

Aku membeli sarung tangan agar sidik jariku tidak ketahuan. Untuk hari ini kegiatan mereka masih terlihat sama. Aku masih berusaha menggantikan narkoba tersebut dengan garam.

Aksiku ini sepertinya dilihat oleh Hyunjin. Dia menariku ketika aku masih memegang botol garam itu. Tidak hanya Hyunjin saja yang menariku. Shin Ryujin, Choi Soobin sepupuku, dan Kim Sunwoo.

Mereka membawaku ke gudang. Tapi yang berjaga di depan bukan mereka berempat. Jeongin ketua kelas kami juga jaga di depan gudang. Aku tidak bisa kabur. Satu satunya jalan aku kabur hanyalah memohon untuk dibebaskan.

"Kami tau dari awal sampai sekarang lu yang ganti barang kami pake garam kan?." Tanya Hyunjin. Aku melihat Shin Ryujin yang menatapku kejam dan Sunwoo yang masih bingung.

"Kenapa emangnya? Kan narkoba ga baik kalau dikonsumsi setiap hari." Belaku. Hyunjin memukulku tepat di wajah. Soobin dan Sunwoo terkejut dengan aksiku.

"Jin, lu kelewatan." Kata Sunwoo. Hyunjin tidak memperdulikan kata Sunwoo dan masih menumbukku. Aku berusaha melawan dan aku juga sedikit memukulnya meski dia yang menang.

"Kalau sempat lu kadu ke Pak Taehyung, gua jamin hidup lu ga bakal tenang." Ancam Hyunjin. Aku tertawa sinis kepada mereka semua. Wajah yang paling kutatapi itu Hyunjin dan Ryujin.

Mereka berdua yang dibelakang masih brengsek tingkat tengah.

"Sekolah kita fucked up." Ucapku.

"Ya, dan lu penyebabnya." Sambung Hyunjin yang menginjak jari tanganku dengan kakinya. Ryujin tidak memberi belas kasih seperti Sunwoo dan Soobin.

Malah mereka keluar dari gudang ini. Dan mereka tidak membantuku sama sekali. Tersisalah mereka berdua dimana aku akan memberi spoiler kepada mereka.

"Sekolah ini bakal berubah tepat waktu lo sadar kalau sekolah kita fucked up. Kalau kalian masih ga sadar juga, gue yang buat sekolah ini berubah sendirinya." Jelasku. Mereka hanya membalasku dengan tawaan yang luar biasa menyakitkan.

"Sinting lu anjing. Ini yang deketin lu Jin?." Ejek Hyunjin. Ryujin membalas kata kata Hyunjin dengan tawa yang meledak.

"Gue memang sinting. Dan kalian mau tau sesuatu, gue ga suka manusia diperlakukan ga adil kaya gini. Gue ga suka ada kejahatan di sekolah gue." Jelasku. Ryujin menampar pipiku.

"Narkoba itu segalanya Beom. Lu harus sadar. Hyunjin sini ambil satu biar gua paksa ni anak hirup." Hyunjin mengambil narkoba yang ada di kantong bajunya. Dia memberikan narkoba itu kepada Ryujin.

Ryujin membuka plastik itu dan menjilat sedikit narkobanya. Dia meletakan narkoba di telapak tanganya dan Hyunjin mendorong kepalaku agar aku bisa menghirup narkoba itu.

Aku langsung menghembuskan serbuk serbuk itu agar aku tidak terkontaminasi oleh barang brengsek tersebut. Hyunjin marah karena narkobanya dibuang.

"Apa apaan?."

"Kalian bakal gelisah kalau gue rencanain sesuatu." Kataku. Hyunjin marah dan dia ingin memukulku lagi. Tapi tanganya di tahan oleh si ketua sepak bola.

"Udah Jin. Niat dia baik juga." Ucap Sunwoo.

"Terus kenapa lo terjerumus?." Tanyaku kepada Sunwoo.

"Karena udah terlanjur. Jangan ngelakuin yang engga engga sama dia. Soalnya murid kesayangan." Jelas Sunwoo.

"Tapi semua guru udah make kok selain Pak Taehyung. Mana mungkin Pak Taehyung bisa ngelawan semua guru." Balas Hyunjin. Aku hanya tersenyum mendengar kekuatan kecil mereka untuk menghadangku mengedarkan berita ini.

Aku mungkin sendiri tapi otaku sama dengan otak semua murid disekolah ini dijumlahkan.

Sunwoo melihat kearahku dan dia terkejut. Lalu dia menatap Hyunjin.

"Lu apain?." Tanya Sunwoo. Dia mengangkatku tanpa mendengar jawaban Hyunjin. Dia membawaku keluar gedung dimana mukaku sudah lebam dan Jeongin beserta Soobin melihat wajahku.

"Udah kena bogem lu? Gimana rasanya?." Tanya Jeongin. Aku meludahkan Jeongin yang membuatnya semakin marah.

"Karma is a bitch." Kataku. Sunwoo membawaku ke UKS. Dia bahkan mengambil kotak P3K dan membersihkan lukaku serta hidungku yng terkena sedikit bubuk narkoba.

Setelah dia mengobatiku, dia duduk di kursi sambil berbicara.

"Gua tau lu ga suka sama yang kami lakuin. Tapi jujur gua ga bisa berhenti. Boleh ga lu rahasiain ini sampai gua bisa berhenti?." Nada bicara Sunwoo seperti memohon kepadaku agar rahasia ini tidak diumbar.

Sialan, dia sama seperti Soobin dan Guanlin. Aku harus mengecualikanya, tapi dia juga harus diberi pelajaran. Aku sudah punya rencana untuknya.

"Tenang Woo, gue ga bakal bilang. Tapi ada syaratnya." Kataku. Sunwoo benar benar mendengar semuanya.

"Lo kalau misalnya gue suruh ga datang ke sekolah jangan datang ya."






60 hari sebelum menghilang
Choi Beomgyu

Aku tidak perduli dengan pandangan Hyunjin dan Ryujin yang melihatku menukarkan narkoba mereka dengan garam yang asli.

Selama satu bulan dia memukulku dan aku sering ke UKS karena itu. Tenang, lukanya tidak sakit karena aku bakal membalas mereka nantinya. Waktunya bukan sekarang tapi nanti.

Kali ini aku ke UKS ditemani oleh pacar Sunwoo. Chaewon juga bekerja di UKS karena dia anak PMR. Chaewon memberiku segelas air hangat dan mengelap dahiku.

"Kamu seharusnya kalau jalan liat liat dulu. Kan jadi sering jatuh kamunya." Jelas Chaewon. Dia seperti malaikat yang ada di sekolah ini. Beruntung kali Sunwoo mendapatkan Chaewon.

"Kakak kenapa milih Sunwoo daripada Soobin?." Tanyaku. Aku penasaran dengan jawabanya.

"Yah gimana ya Beom, aku tuh bingung awalnya. Tapi yang lebih ada disisiku itu Sunwoo. Makanya aku pilih Sunwoo." Jawab Chaewon. Aku mengangguk ngerti. Kemudian aku membiarkan Chaewon membersihkan lukaku yang lain.

Chaewon adalah tempat keberuntungan Sunwoo karena aku tidak bisa melihat malaikat menangis.

Yeonjun adalah tempat keberuntungan Soobin karena aku juga tidak bisa melihatnya hancur. Dia seperti saudaraku.

Dan Pak Taehyung adalah tempat keberuntungan Guanlin karena aku tidak bisa membuat Pak Taehyung guru terbaiku frustasi.

Beruntunglah kalian bertiga. Kalian bertiga mempunyai banyak alasan untuk tetap hidup dan berubah.

Buku Harian Beomgyu (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang