Bab 12 = Almost Done

2.9K 929 35
                                    

30 hari sebelum menghilang
Choi Beomgyu

Bughh!!!

Aku dipukul kembali oleh Hyunjin karena masih menukarkan narkoba dan menempelkan kertas tentang adanya narkoba di sekitar sekolah.

Aku melakukan itu karena aku tidak takut dengan ancaman mereka. Bahkan aku tidak takut dibunuh oleh Cjamm si bandar narkoba.

Kali ini Soobin dan Sunwoo tidak ikutan. Semua teman kelasku melihat kejadian dimana aku dipukul oleh Hyunjin digudang. Guru guru selain Pak Taehyung tidak mempersalahkan itu.

Guanlin tidak masuk ke sekolah dan Mashiho juga sedang dipanggil oleh Pak Taemin. Mulutku mengeluarkan darah segar. Aku menyekanya dan berdiri sebisaku.

"Kami lebih pilih narkoba dibanding garam anjing!." Teriak Jeongin si ketua kelas. Aku mengacungkan jari tengah kepadanya. Disitu juga Hyunjin memukulku.

"Ketua osis brengsek." Teriaku kepada Hyunjin. Semuanya menyorakiku dan melempariku air minum mereka. Bajuku basah dan aku tidak perduli.

Aku akan membalas pukulan dari seorang Hyunjin yang mereka kira dia adalah malaikat.

Aku mengayunkan kepalan tanganku ke wajah Hyunjin. Mereka terkejut aku membalas. Hyunjin memaparkan wajah yang tak percaya namun dia tertawa.

"Sialan kalian." Teriaku ke semua teman kelasku.

"Gue udah berusaha buat ngebasmi narkoba di sekolah ini kalian malah makin menjadi jadi." Lanjutku. Mereka tetap menyorakiku dan mengatakan bahwa aku payah.

"Kami ga butuh usaha lu anjing. Jadi hama aja lu di sekolah ini." Teriak mereka semua.

"Lu suka keadilan kan Beom, gimana kalau kita adil aja. kami ga bakal mukulin lu lagi asalkan lu ga mindahin narkoba kami jadi garam?." Tanya Ryujin ke Beomgyu.

Aku memang menyukai keadilan. Tapi dilihat dari sisiku dimana orang orang menyerangku, mereka memakai narkoba sedangkan aku menentangnya, aku mendapatkan ranking lima karena Jeongin dan Chenle menyontek dan jawaban mereka lebih lengkap dariku.

Apakah itu yang dinamakan adil?

Jawabanya tidak. Makanya aku akan membuat keadilanku sendiri dimana aku yang akan menjadi hakimnya.




8 hari sebelum menghilang
Choi Beomgyu

Aku tidak lagi menukarkan narkoba dengan garam. Aku memutuskan untuk mengakhiri kegiatan itu agar mereka kira mereka bakal menang melawanku.

Mereka akan mengira bahwa aku akan menyerah dan menganggapku murid yang lemah.

Inilah saatnya aku harus sombong dan mengatakan kepada mereka jangan hakimi buku dari sampulnya.

Aku juga sudah memodifikasi buku harianku dimana mereka bakal mengira bahwa aku menulis buku ini selama berberapa tahun. Aku membuat buku ini terlihat kumuh.

Aku juga melirik orang yang bertransaksi narkoba. Soobin dan Sunwoo masih membeli barang itu. Aku tidak mempermasalahkan mereka. Mereka termasuk daftar orang yang selamat dan mereka harusnya bangga.

Aku melirik ke arah Hyunjin yang melirikku. Dia menatapku senyum karena aku tidak lagi melakukan penukaran. Aku tersenyum kembali dan memakan makanan bekalku. Aku selalu duduk disamping Mashiho agar ia tidak terjerumus.

"Kadang gua ga tau kenapa nyokap gua masak hambar. Gua boleh minta racikan lu Beom?." Tanya Mashiho kepadaku. Aku memberikan garam yang udah kusiapkan dari pagi. Setidaknya garam ini masih berlaku kepada Mashiho.

"Gua sebenarnya penasaran sama narkoba yang ditempelin orang di dinding sekolah kita. Benar ga sih Beom?."

"Enggak Ho. Gue rasa itu hoax." Kataku bohong. Aku masih melirik ke arah Hyunjin. Bukan hanya Hyunjin saja tapi Ryujin memperhatikanku.

Mereka melihatku apakah aku akan membocorkan rahasia gelap mereka.

Jawabanya Tidak.


1 hari sebelum menghilang
Choi Beomgyu


Aku sudah berada di kantor Pak Taehyung. Pak Taehyung menyuruhku untuk menaruh buku pr di mejanya dan dengan senang hati aku melakukan perintahnya.

Aku menyelipkan buku harian palsuku. Lalu aku kembali ke kelas menunggu jam pulang.

Ring ring !!!

Bel pun berbunyi. Aku langsung bergegas ke ATM paling dekat. Aku mengeluarkan semua sisa uangku. Aku memakai jaket hitam dan memakai masker hitam juga. Aku melihat kebelakang apakah ada orang yang mengikutiku. Ternyata tidak ada orang. Aku bergegas pergi seketika uang yang kuambil sudah habis dikeluarkan.

Aku memakai bis kerumah danau dimana aku sudah mempersiapkan bom yang sudah kubeli. Aku memutuskan dimana bom ini akan diletak. Lantai satu merupakan lantai yang bagus untuk bom besar karena jika lantai satu meledak, maka lantai yang diatasnya akan runtuh.

Sama seperti main jenga. Strategiku untuk mengebom adalah bom lantai bawah.

Aku melihat diriku di kaca. Besok aku tidak akan kesekolah karena aku akan dinyatakan menghilang. Maafkan aku ayah dan ibu. Aku tidak bermaksud membuat kalian khawatir. Tapi aku janji aku akan menghabisi mereka semua.

Aku kemudian mengecat rambutku menjadi pirang dan memakai tattoo palsu agar aku tidak diketahui oleh orang orang.

Besok aku akan menyusup sebagai penjaga kebersihan agar bisa melirik dan melihat bagaimana reaksi mereka saat aku dinyatakan hilang. Apakah mereka khawatir aku memberi tahu semua orang bahwa di sekolah itu terdapat banyak narkoba, sungguh aku tak sabaran.

Aku tak sabaran melihat wajah Hyunjin dan Ryujin yang menyesal dengan perbuatan mereka.

Buku Harian Beomgyu (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang