28

177 28 2
                                    

Hari ini sudah latihan hari ke-4 tanpa Sungjin.

"Guys, gimana ya? Kita harus tunda dulu project ini sampai Sungjin balik, atau lanjutin aja meskipun enggak ada Sungjin?" Tanya Seulgi pada Day6.

"Jadwal rekamannya kapan sih?" Tanya YoungK.

"Sabtu depan." Jawab Seulgi.

"Kata gua sih mending tahan dulu sampai Sungjin balik." Kata Jae.

"Tapi lama, buang-buang waktu. Sungjin aja enggak ngasih tahu kita kapan dia mau balik." Sahut Dowoon.

"Tapi masa kita enggak sama Sungjin?" Tanya Wonpil.

"Ya mau gimana lagi? Kalo nungguin Sungjin mulu nanti yang ada kita malah kejebak disini dan enggak pulang-pulang." Sahut Dowoon.

"Enggak bisa gitu lah, Woon. Lagipula kan Sungjin pulang bukan kemauan dia." Sahut Jae.

"Ya tapi kita juga enggak bisa dibiarin gini tanpa kepastian." Sahut Dowoon.

"Eh udah-udah! Kok jadi ribut?!" Kata Seulgi.

"Gini aja guys, kita tetep latihan aja terus sampai Sungjin balik. Nanti kalau dia balik dia harus latihan sendiri, gua yakin kok Sungjin pasti balik lagi kesini." Kata YoungK.

"Nah udah gitu aja, pantes emangnya temen lagi berduka kalian malah ribut? Dimana akhlak kalian?" Sahut Wonpil.

"Yaudah kalo gitu latihan hari ini cukup. Kayaknya kalian butuh refreshing." Kata Seulgi.

"Dad, kenapa sih Daddy enggak bisa nerima Sungjin?" Tanya Jihyo pada ayahnya.

"Jihyo, kamu ini yang bener aja. Mau dikata apa nanti daddy sama keluarga daddy? Kamu ini mau jatohin harga diri daddy di mata keluarga ya?"

"Sungjin itu emang sederhana, tapi dia enggak kampungan, Dad. Lagipula Sungjin kan anak band, dia juga pinter di kampus nya."

"Terserah kalau kamu mau jadi anak durhaka, ya sudah sana nikah sama dia."

"Dad, kok ngomongnya gitu sama anaknya?" Tanya mama Jihyo yang mengajmpiri mereka.

"Anaknya ini susah dibilangin."

"Dad, mommy setuju kok Jihyo sama Sungjin. Sungjin itu baik anaknya. Kan percuma dad nanti kalau kita nikahin Jihyo sama anak orang kaya tapi hatinya busuk."

"Ya tapi, Mi—"

"Dad, daddy pilih mana, Jihyo nikah sama Sungjin yang sederhana tapi Jihyo bahagia seumur hidupnya, atau nikah sama anak orang kaya tapi Jihyo menderita seumur hidupnya? Jihyo ini anak kita satu-satunya lho."

"Ya masa nikah sama orang kaya menderita?"

"Pokoknya Jihyo enggak akan pernah bahagia kalau enggak nikah sama Sungjin!" Kata Jihyo lalu meninggalkan kedua orangtuanya itu ke kamar.

"Daddy, udahlah ayo. Mommy cuma pengen lihat Jihyo bahagia. Kasian Jihyo, dari kecil Daddy selalu menuntut Jihyo melakukan hal sesuai keinginan Daddy. Dan sekarang, biarin Jihyo bahagia sama pilihannya."

"Mommy yakin cowoknya itu anak baik dan akan bahagian Jihyo?"

"Yakin kok, Jihyo udah ceritain semua tentang Sungjin ke Mommy."

"Yasudah kalau gitu Daddy restuin."

"Hah yang bener Dad? Nah gitu dong, makasih ya Dad. Nanti biar Mommy yang ngomong sama Jihyo."

"Sungjin, kamu kapan mau kembali ke London? Bukannya kerjaan kamu disana belum selesai?" Tanya ibu Sungjin yang masuk ke dalam kamar Sungjin.

"Enggak tahu, Bu. Aku bingung." Jawab Sungjin.

"Bingung kenapa? Memangnya kamu enggak mau wujudin impian ayahmu?"

"Sungjin enggak mau ninggalin ibu sendirian disini."

"Nak, percaya sama ibu, ibu enggak apa-apa. Pergilah Nak yang jauh kejar impianmu. Ibu enggak apa-apa."

"Apa ibu aku ajak aja ke London?"

"Heh, enggak ah. Uang darimana kamu biayain ibu berangkat kesana?"

"Ibu beneran enggak apa-apa sendirian?"

"Bener ibu enggak apa-apa Sungjin. Asal kamu sukses, kamu bahagia, ibu pasti bahagia. Kamu harus selalu ingat Nak pesan dari ayahmu."

Sungjin mengangguk dan mengingat isi surat dari ayahnya.

Sungjin, terkadang hidup tidak berjalan sesuai keinginan kita. Karena Tuhan memang tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi memberi apa yang kita butuhkan.

Saat ayah seusiamu, ayah sangat ingin menjadi penyanyi yang mempunyai band seperti kamu sekarang ini. Ini mimpi ayah yang ayah rahasiakan dari siapapun, karena dulu orang tua ayah sangat menentang ayah.

Percayalah nak, hidup akan terasa indah dan berguna ketika kita bisa mencoba mewujudkan impian kita. Ya mungkin memang sulit untuk menggapainya, tapi perjalan saat kita menggapainya itulah yang akan menjadi kesan paling berharga dalam hidup.

Nak, apapun yang kamu impikan, ayo kejar! Apalagi kamu memiliki impian yang sama dengan ayah. Kalau kamu berhasil menjadi penyanyi band yang sukses, maka kamu juga berhasil mewujudkan impian ayah. Ayah yakin kamu pasti bisa.

Satu lagi, siapapun yang menjadi wanita impianmu, kejar nak! Ingat, wanita yang berharga tidak akan pernah mudah didapatkan. Jadi kamu harus terus berusaha semampu kamu untuk mendapatkan wanita yang berharga itu apapun kesuliatannya. Juga jangan lupa berdoa pada Tuhan supaya diberi kemudahan.

Sungjin, Ayah akan selalu ada di hati kamu. Ayah tidak akan pernah pergi.
Semangat menjalankan hidupmu ya, nak dan jaga ibumu.

-Ayah

Tanpa sadar airmata Sungjin menetes lagi setiap kali membaca isi surat terakhir dari ayahnya.

Keesokkan harinya, Sungjinpun berangkat kembali ke London dengan keadaan hati yang sudah cukup lebih baik.

Ini sudah hari ke-7 Day6 latihan.

Sungjin yang tidak mengabari Day6 tiba-tiba memunculkan kehadirannya di tempat latihan.

"Hi guys! Im back!" Sapa Sungjin setelah membuka pintu ruang latihan.

"SUNGJIN!!!" Sontak semua terkejut melihat kehadiran Sungjin. Langsung semua mengahampiri Sungjin dan memeluknya.

Lalu mereka kembali latihan dengan formasi lengkap. Dengan keadaan yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi sebenernya masih ada sedikit kecemasan pada Sungjin. Ia cemas memikirkan bagaimana hubungannya dengan Jihyo. Tapi hari ini Sungjin menyembunyikan itu dan ingin terlihat seolah-olah dia baik-baik saja.

Selesai latihan Sungjin mengajak Jihyo untuk bertemu di kafe dekat dengan tempat latihan.

"Gimana keadaan kamu? Udah baik kan?" Tanya Jihyo.

Sungjin mengangguk dan tersenyum. "Kamu juga baik-baik aja kan?" Tanya Sungjin balik.

"Baik kok, banget malah. Seneng soalnya kamu balik lagi kesini. Oh iya, ada yang mau aku omongin sama kamu, Jin." Lanjut Jihyo.

"Stop! Jangan ngomong dulu. Aku tahu apa yang mau kamu omongin, sebelum kamu yang ngomong biar aku yang ngomong duluan ya."

"Apa?"

"Aku enggak mau kamu jadi anak yang durhaka ngelawan orangtua, aku mau kamu jadi anak yang baik. Jadi, kita turutin aja ya apa mau ayah kamu. Aku akan mencoba buat ikhlas pisah sama kamu."

"Kamu mau kita udahan?" Tanya Jihyo.

Sungjin mengangguk lemah. "Iya."

Tbc 🤧
Wadoh gimana ini wkwk
Ayo jangan kabur dikit lg selesai
Votement jangan lupa yaaa
Lafyu🥳💜

Best part ; Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang