Seperti yang selalu aku katakan. Aku ingin menghentikan waktu hanya untuk merasakan hangatnya telapak tangannya yang berusaha menenangkanku. Lihatlah semesta, hari ini kau satukan lagi mereka yang memang seharusnya bersama.
Aku masih saja terlihat begitu menyedihkan karena terus-terusan melihat keindahan hubungan orang lain. Dia terlihat memeluk erat Chanyeol yang kini tengah mengelus rambutnya.
Apakah Sungai Han mau menerima mahluk pengecut sepertiku untuk menjadi santapannya malam ini?
“Terlihat menyedihkan. Apa kau baru putus cinta?”
Suara itu membuatku tersadar bahwa ada orang yang tengah duduk disampingku. Matanya juga ikut mengedar dimana netra ini tertuju.
“Mengamati kekasihmu yang berselingkuh?” Tanyanya lagi.
Aku menghela nafas, “Kekasih orang lain.”
Dia mengangguk paham, “Kalau sudah tahu punya kekasih. Kenapa kau masih mengharapkannya?”
Gadis ini benar. Seperti sebuah pukulan untuk lelaki menyedihkan yang terus berharap semesta mengubah takdirnya. Padahal sudah jelas di depan sana, Yoona sudah bahagia dengan orang lain.
“Aku menyukainya semenjak usia kita enam belas tahun.”
“Terdengar cukup lama, pantas saja kau susah merelakan.”
Aku tertawa penuh ejekan untuk diri sendiri, “Ibunya memanggilku cinta. Ayahnya memanggilku Nak. Bukankah sudah cukup untuk aku bisa menjadi yang terakhir baginya?”
“Ya, aku pikir begitu.” Komentarnya.
Selanjutnya tidak ada lagi obrolan. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Mata dan hatiku ikut memanas ketika aku melihat Yoona berciuman untuk yang kesekian kalinya. Aku benar-benar frustasi!
“Ikut aku.”
“Huh?”
“Tidak seharusnya kau menatap sesuatu yang bisa membuatmu terluka.”
Aku mengikuti langkahnya ketika ia menarikku pelan meninggalkan tempat dimana aku mengamati gadisku yang telah menjadi tunangan orang lain.
Kami berhenti di sebuah stand ramen. Dia memanggil salah satu pelayan lalu memesan dua porsi dan tentunya dua botol Soju.
“Kita belum berkenalan. Siapa namamu?”
“Sehun. Kau?”
“Seulgi.”
Aku terdiam cukup lama saat melihatnya sibuk dengan ramen hangat miliknya. Aku tidak tahu apa yang semesta rencanakan sehingga ia mengirimkan gadis asing ini dihadapanku.
“Aku merasa seperti ikut campur dalam masalahmu,” Ia meneguk Soju miliknya, “Aku hanya terlalu perasa dengan orang yang memiliki nasib yang sama denganku.”
“Kau dicampakkan?” Tanyaku.
Dia mengangguk lalu beberapa detik kemudian ia menggeleng, “Aku. Aku yang mencari kesakitanku sendiri. Dan yeah, dia sudah bahagia dengan keluarga kecilnya.”
Aku tertawa kecil, dia terlihat lucu ketika mengembungkan pipinya. Aku juga ikut-ikutan meneguk soju.
“Ternyata kita sama. Bedanya aku hanya menunggu beberapa hari agar sepadan dengan kesakitanmu sekarang.”
Dia terdiam lalu menatapku serius. Aku menyergitkan alis ketika berusaha bertanya tentang apa yang salah dariku.
“Apa ada yang salah?”
“Bagaimana jika kita bersama saja? Menjadi dua orang tersakiti yang berusaha mencari kebahagiaan baru?”
Aku tersedak.
Apa ini maksud semesta mengirimkannya?
Apa sebagai pengobat lukaku?
Dia terlihat kembali meneguk sojunya sambil tertawa.
“Aku hanya bercanda. Tidak usah dianggap serius.”
Baru saja aku ingin membalas ucapannya tiba-tiba sebuah suara familiar terdengar begitu saja di telingaku. Aku menoleh ke arah belakang dan tepat saja, disana ada Yoona yang berdiri sambil memegang tangan Chanyeol erat.
“Sehun, apa dia kekasih barumu itu?”
Aku mendengar sebuah kursi yang bergeser. Mataku sedikit membulat ketika melihat Seulgi menjalan mendekat ke arah Yoona. Ia mengulurkan tangannya lalu tersenyum manis.
“Seperti yang kau lihat. Ohiya, aku Seulgi.”
Yoona terdiam cukup lama, ia menatapku menuntut penjelasan tapi aku tidak memberikan penjelasan lebih.
“Sudah berapa lama?” Tanya Yoona yang masih saja mengabaikan uluran tangan Seulgi.
“Yoona, aku rasa kau bisa menanyakan hal ini ketika kalian sudah di rumah masing-masing,” Si tiang menyebalkan itu membuka suara, “Aku sudah sangat lapar.”
Yoona membuang pandangannya ke sembarangan arah lalu selanjutnya menghela nafas. Tanpa berkata apapun dia segera menyeret si tiang itu untuk keluar dari stand yang kita tempati.
Aku berdiri—ingin mengejarnya dan membuat penjelasan lebih tapi semuanya mendadak ku urungkan ketika Seulgi menahan lenganku.
“Kau masih mau menjadi penonton ketika mereka berciuman?”
Lagi-lagi, aku ditaklukkan dengan rasa tak berdaya. Benar kata gadis ini, Apa aku harus terus mencari lukaku sendiri?
“Seulgi, bagaimana kalau kau menjadi obat penyembuhku?”
Semesta, apa kau senang sekarang?
Aku masuk dalam permainanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
fools gold | yoona sehun.
Short Storyi'm like a crow on a wire. you're the shining distraction that makes me fly. i don't regret, falling for you. - started : 14/05/20 finish : 23/05/20 - #2 in exoshidae #2 in yoonyeol (22/08/20)