Aku seperti orang gila yang terus saja menunggu Seulgi mengangkat telfonku. Tapi, gadis itu sama sekali tidak mengangkatnya. Padahal disini bukan aku yang salah—aku hanya bagian yang semesta masukkan dalam lingkup kehidupan Kai.
Dengan kesabaran yang habis, aku mengambil kunci mobil lalu bergegas keluar untuk pergi ke rumah gadis itu. Aku harus memberinya penjelasan bahwa aku tidak seperti Kai yang mencampakkannya di masa lalu.
Kehadiran Seulgi benar-benar mengisi separuh hatiku yang hilang. Ya, perkara melupakan itu sulit dan jalan satu-satunya kau hanya harus menemukan pengganti sebagai obat dari luka lamamu.
Ketika memasang seat belt aku tak sengaja menatap keluar jendela. Cih, ternyata dia masih saja sama. Pelukannya kemarin hanyalah air mata buaya yang sengaja ia gunakan agar aku luluh.
Lihatlah sekarang? Mereka kembali lagi seperti dulu.
Tanganku mengeras memegang stir mobil, entah atmosfer apa yang membuatku kembali memanas seperti sebelumnya. Aku bersumpah, ini yang terakhir—dan tentu saja aku akan membalas semuanya.
Ya, walapun aku tahu Yoona tidak akan pernah cemburu dengan kehadiran Seulgi di hidupku. Buktinya saja ucapannya kemarin hanyalah sebuah skenario usang, bukan? Aku akan membuktikan bahwa aku juga bisa bahagia tanpanya and one day i'll have you begging on your knees for me.
“Untuk apa kau kemari Sehun?”
“Aku merindukanmu.”
“Tapi, aku—argh, sudahlah. Kembali saja.”
“Seulgi, tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan kalau aku berbeda dengan Kai.”
Seulgi terdiam saat aku mendekapnya masuk ke dalam pelukanku. Ia sama sekali tidak membalas pelukanku. Mengapa semesta senang membuatku frustasi?
“Aku tahu kau berbohong, Sehun.”
Pelukan kami merenggang digantikan dengan alisku yang mengerut karena tak mengerti apa maksudnya. Selama ini aku selalu jujur padanya, aku juga tidak begitu memikirkan Yoona lagi bahkan kejadian tadi aku memilihnya.
“Apa maksudmu?”
“Kau mencintaiku hanya karena kasihan.”
Aku menggeleng, “Aku serius dengan ucapanku.”
Seulgi tertawa dengan nada yang terdengar miris, matanya menatap tajam ke arahku membuatku semakin tidak mengerti.
Apa aku harus menciumnya atau bercinta dengannya agar dia percaya?
“Kau masih mencintainya. Kalendermu bahkan tertulis namanya.”
“K—Kau lihat tulisan dibelakang kalender?”
Dia mengangguk membuat hatiku kembali jatuh ke jurang tak berujung. Kenapa aku bodoh tidak menghapus tulisan kecil itu disana?
“Tindakanmu ketika dia memelukmu membuatku sadar jika masih ada kesakitan yang berusaha kau tahan.”
“Matamu menatapnya tidak seteduh yang aku dapatkan,” Matanya mulai memerah, “Masih ada dia kan di hatimu?”
Aku menutup mata, berusaha menahan emosiku yang bisa saja keluar. Aku tahu Seulgi senang mencari kesalahanku agar aku bisa melepaskannya. Aku tahu bahwa perkataan Kai perlahan terwujud—ia telah membenciku...perlahan.
“Jika ini cara yang kau lakukan agar aku menyerah. Maaf, tapi aku tidak akan kalah Seulgi.”
Seulgi memukul dadaku lalu berteriak penuh emosi.
“Brengsek!”
“Ya, aku gila karenamu!”
Aku kembali memeluknya sedangkan dia sibuk meronta. Aku tidak akan menyerah sampai dia bisa aku taklukkan. Aku tidak mau lagi jika aku kehilangan seseorang lalu menjadi gila lagi seperti bagaimana Yoona mencampakkanku.
Perlahan pukulannya mereda, ia mendongak ke arahku—masih dengan mata sembabnya.
“Mau ku buktikan bahwa kau mencintaiku hanya dasar kasihan?”
“Huh?”
“Ajak Yoona dan kekasihnya makan malam bersama kita lalu kau akan menemukan jawabannya.”
Ucapan Seulgi sukses membuatku terdiam. Aku paling benci berurusan dengan dua sialan itu, sudah cukup aku menderita di hari-hari biasanya. Tapi, cara apalagi yang harus aku lakukan untuk membuat gadis ini percaya?
“Jika ini cara agar kau tidak menganggapku sama dengan Kai—akan aku lakukan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
fools gold | yoona sehun.
Nouvellesi'm like a crow on a wire. you're the shining distraction that makes me fly. i don't regret, falling for you. - started : 14/05/20 finish : 23/05/20 - #2 in exoshidae #2 in yoonyeol (22/08/20)