O6. Home

626 126 20
                                    

Semenjak kejadian di stand ramen kami benar-benar asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian di stand ramen kami benar-benar asing. Biasanya jika ia telah selesai berkencan dengan Chanyeol pasti ia akan mengetuk pintu rumahku dan bercerita sepanjang waktu apa yang telah mereka lalui bersama. Cukup menyebalkan tapi tetap saja aku meladeninya.

Aku baru saja selesai berbelanja di supermarket. Aku bertemu dengannya—tentu dengan tunangan kebanggaannya yang mengekor di belakang. Jika dulunya ia selalu merepotkanku untuk menemaninya ke supermarket, sekarang ia sudah menemukan penggantiku yang tangannya lebih bisa menampung banyak bahan kebutuhannya.

Dia berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun. Chanyeol menghampiriku, ia menepuk bahuku sambil tersenyum dengan artian yang tak aku tahu apa maksudnya.

“Dia sudah bahagia denganku. Jadi, aku harap kau cukup sadar diri untuk melepaskannya.”

Sialan!

Tanganku mengepal saat si tiang itu melangkah mendahuluiku. Rasanya sifat iblisku ingin keluar, bagaimana kalau aku betul-betul mengacaukan pernikahannya seperti yang Yoona sarankan dulu? Tidak, aku tidak boleh membuat Yoona semakin membenciku!

Tring!

Aku merogoh saku celanaku saat merasakan getaran ponsel. Disana nama Bear terpampang jelas. Oke, bukan aku yang menamai kontaknya seperti itu, tapi dia sendiri. Katanya teman-temannya suka memanggilnya dengan nama beruang. Terdengar lucu.

Berbicara tentang Seulgi...

Gadis itu banyak mengambil alih hidupku. Setiap pagi ia akan datang membawakanku bekal walaupun aku menolak tapi dia terus membujukku agar tidak melewatkan sarapanku. Setiap malam ia akan menetap di rumahku sambil memasakkan sup jagung yang nikmat. Mungkin, aku tidak menyesal mengapa semesta mengirimkan dia padaku.

Perlakuan Yoona perlahan membuatku sadar pada batasanku yang sesungguhnya. Walaupun ia tidak mengucapkan kata perpisahan tapi perilakunya seolah berbicara sendiri bahwa aku harus membiarkannya bahagia dengan pilihannya sendiri.

“Kau dimana? Rumahmu kosong. Hanya monsieur yang muncul dibalik jendela.”

Aku tertawa kecil, membayangkan anjing pemberian Seulgi yang sibuk mencakar jendela sangatlah menggemaskan.

“Aku sudah selesai berbelanja,” Aku berjalan ke arah kasir, “Aku lihat banyak daging segar disini. Jadi, aku membelinya untukmu.”

Aku tidak mendengar suara Seulgi karena selanjutnya hanya ada keheningan sebelum suara helaan nafas terdengar disana.

Kenapa gadis itu?

“Terima kasih, Sehun-ah~”

Kini giliran aku yang terdiam. Entah apa yang terjadi pada tubuhku hingga rasanya lututku melemas. Pertama kalinya aku mendengarkan gadis memanggil namaku seperti itu selain Yoona. Aku mengulum senyum, dia gadis yang manis.

Selanjutnya aku mendengarkan suara gesekan kasar di belakangku. Aku berbalik dan mendapati Yoona menatapku dengan tatapan malas.

“Disini tempat umum jadi tolong kondisikan sifat kasmaranmu,” ia mendengus, “membuat yang lain lelah berdiri saja!”

Seulgi, aku matikan sekarang. Tunggu aku di rumah.” Aku mematikan sambungan itu lalu segera melunasi belanjaanku.

Aku segera berlalu, saat menggeser pintu aku mendengar Chanyeol bersuara.

“Bukankah kau tadi mau membeli daging ayam? Kenapa malah ada dua daging sapi disini?”

Aku tidak peduli. Biarkanlah mereka berdebat tentang menu makan malam mereka karena tujuan utamaku adalah segera menemui Seulgi. Gadis yang berusaha membuatku sadar bahwa rumah baru itu bisa tercipta jika kita percaya.

“Jadi, ada cerita apa hari ini?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jadi, ada cerita apa hari ini?”

Aku berhenti memotong daging steak yang Seulgi buat beberapa menit yang lalu.

“Seperti biasa—menjadi penonton kisah cinta orang lain.”

Seulgi menaikkan alisnya, “Bertemu dengannya lagi?”

Aku mengangkat bahu.

“Sepertinya semesta senang mempermainkanku.”

“Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?”

Aku menatapnya setelah meneguk air putih. Matanya terlihat lebih menyipit dari biasanya. Perlahan aku tersenyum, berusaha menerima apa yang semesta suguhkan walaupun jauh dari dalam sini masih ada sisa rasa antara aku dan Yoona.

“I'll make this feel like home...”

“Huh?”

“We could be enough.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fools gold | yoona sehun. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang