1O. Nobody compares

590 125 27
                                    

Ini cukup keterlaluan tapi aku membenci fakta bahwa aku menghapus nomor Yoona di ponselku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cukup keterlaluan tapi aku membenci fakta bahwa aku menghapus nomor Yoona di ponselku. Padahal aku bisa dengan mudahnya mengirim sms untuk mengajaknya makan malam ini. Jadi, aku tak perlu lagi pusing memikirkan bagaimana cara mengajaknya makan malam—oke, kalian harus catat—bersama tunangannya.

Apa aku harus datang ke rumahnya?

Bertemu dengan Ibunya lagi?

Atau bahkan bertemu dengan tunanganya?

Yang benar saja!

Sekarang sudah pukul lima sore dan aku belum melakukan pergerakan apapun. Padahal janjiku dengan Seulgi bahwa kami akan makan malam jam delapan. Baiklah, tentunya sebagai lelaki yang senang menepati janji, aku nekad mendatangi rumah Yoona.

Aku menghela nafas panjang saat berada di depan pintu abu-abu ini. Oke, tenangkan dirimu Oh Sehun! Hanya mendatanginya, mengajak makan malam dan tugasmu selesai. Oke, aku rasa hanya sesederhana itu.

Clek...

Aku tersentak saat pintu terbuka padahal aku bahkan belum mengetuknya. Di depanku sudah berdiri Yoona lengkap dengan baju casualnya, ia cukup terkejut melihatku.

“Sehun...”

“Apa kau sibuk?” Ayolah, aku benci suasana canggung seperti ini.

Dia menerjapkan matanya, terlihat lucu. Tidak—aku salah bicara. Maksudku bajunya lucu bukan orangnya.

“Kenapa?”

“Aku ingin mengajakmu makan malam.”

Matanya kembali menerjap, bola matanya seolah membulat tak percaya. Baiklah, semacam menjilat ucapan sendiri—lusa kemarin aku mati-matian mengabaikannya dan hari ini aku mendatanginya dengan tidak tahu malu.

“Maksudku kau juga ajak kekasihmu.”

Yoona menyampingkan helaian rambutnya di telinga. Lalu tersenyum tipis, seolah pertikaian kami kemarin bukanlah hal yang serius.

“Kenapa?”

“Apanya?”

“Kenapa tiba-tiba?”

Aku paham maksudnya. Yoona pasti berpikir kenapa aku tiba-tiba mengajaknya dengan Chanyeol—karena ia sangat tahu kalau aku membenci lelaki tiang itu.

Aku mengangkat bahu berusaha bersikap santai.

“Ya, aku pikir kita harus merayakan kebahagiaan kita bersama pasangan masing-masing?”

Yoona menghela nafas panjang, ia menatapku lurus.

“Sehun, apa kau sengaja ingin aku melihat kemesraan kalian?”

Aku terdiam—mulutku rasanya kaku untuk memberinya sebuah penjelasan. Matanya seolah menggambarkan bahwa ada raut kekecewaan disana. Tapi, lagi-lagi aku berpegang teguh pada prinsipku untuk membuktikan semua janjiku pada Seulgi.

fools gold | yoona sehun. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang