Epilog

1.3K 123 30
                                    

“Leonjun!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Leonjun!”

Wanita itu kesana kemari mencari keberadaan si kecil. Anak si tiang itu memang betul-betul hiperaktif seperti Ayahnya. Walaupun menyebalkan tapi Yoona menyayanginya.

Yoona terhenti saat melihat seorang pria yang kini menggendong Leonjun ditemani dengan satu buah es cream di tangan si kecil.

Langit rasanya runtuh, memberinya kepingan-kepingan memori yang telah hilang lima tahun silam. Pria itu disana—sahabat yang memberinya persembahan terbaik sekaligus menyesakkan di hari pernikahannya.

“Leonjun...”

“Eomma!”

Anak kecil itu terlihat begitu semangat sambil melambai memanggil wanita itu untuk mendekat. Tak beda jauh dengan Yoona, pria itu langsung termangu saat melihat sosok yang berusaha ia lupakan lima tahun silam kini kembali muncul dihadapannya.

Baginya, Yoona tidak berubah. Dia malah makin terlihat cantik dan dewasa. Cara Yoona menatapnya membuatnya tidak tahu harus berbuat apa—ada rasa canggung sekaligus sakit disaat yang bersamaan.

“Sehun, apa kabar?” Tanya Yoona pertama kali.

“Masih sama seperti dulu.”

“Huh?”

“Aku masih belum baik-baik saja seperti hari itu.”

Dua orang itu kembali bungkam, hanya ada suara Leonjun yang merengek minta di turunkan. Tidak ada pilihan lain selain membebaskan Leonjun berlari ke arah prosotan yang tak jauh dari tempat mereka sekarang.

“Leonjun...anakmu?”

Yoona menoleh ke arah Sehun. Ia terdiam beberapa saat kemudian mengangguk. Ayolah, tidak ada lagi yang bisa ia harapkan dari istri orang lain.

“Bagaimana denganmu?”

“Apanya?”

“Anakmu.”

Sehun terdiam. Rasanya memori saat pertama kali memberitahukan perjodohannya dengan Chanyeol kembali menguap—menimbulkan luka lama yang sampai saat ini belum mengering.

“Sehun!”

Dua orang itu menoleh saat melihat wanita bermata sipit berjalan ke arah mereka dan tentunya ada anak kecil yang manis di sampingnya.

Ternyata dia bersama Seulgi. Lirih Yoona dalam hati.

Seperti ada yang patah tapi bukan ranting. Ada yang terbakar tapi bukan rumah. Ada yang mengiris tapi bukan pisau. Ada yang pernah menyimpan rasa tapi tak pernah diungkapkan. Ya, penggambar Yoona yang sesungguhnya.

Yoona tidak tahu kapan rasa itu mengakar, mungkin sejak mereka berusia enam belas tahun? Dimana Sehun memarahi anak lelaki yang mengintipnya kala itu.

fools gold | yoona sehun. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang