✨18

1.6K 108 8
                                    

✨✨✨

Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Apa masih kuat untuk terbang di atas awan?
Apa sanggup jika harus jatuh tiba-tiba?

✨✨✨

"SELAMAT UNTUK KEIYONA ALSAVA PUTRI!! Gadis pertama yang berhasil menjadi juara Debat Kenegaraan tingkat Nasional!"

Kei tersenyum. Ia bangga pada dirinya sendiri, ternyata usahanya tak sia-sia. Alex dan ketiga sahabat Kei ikut bertepuk tangan. Malah, Fira dan Lea berseru girang. Hanya Alesyan yang masih waras dan tahu malu.

Pembawa acara menyuruh Kei agar menuju panggung. Menteri pendidikan akan memberikannya penghargaan. Kei juga akan menerima hadiah 'tambahan' dari penyelenggara yaitu uang sebesar 5 juta rupiah bersama beasiswa bersekolah di salah satu universitas ternama di Jakarta. Namun karena Kei masih kelas 11, mungkin beasiswa itu tak akan ia ambil.

Alex dan ketiga curut itu langsung memotret Kei yang sedang menerima penghargaan.

"SAHABAT GUE ITU, WOE!!" pekik Fira girang sambil meloncat beberapa kali.

Lea mengikuti apa yang Fira lakukan. Dasar, somplak!

Setelah acara itu selesai, mereka berkumpul. Alex langsung menghujani Kei dengan pujian. Berbeda dengan ketiga sahabatnya yang langsung menyemprot bacotan.

"Omaygoshh!! Gue gak nyangkaaa bespren guee uwu bangett!!! Hiks, gue gak nyangka lu kayak gini, Kei," ujar Fira dramatis.

Kei langsung menamparnya dengan bunga yang ia dapatkan dari Menteri pendidikan. "Bacot, lu!" umpat Kei kesal.

"Asyik ditampar bunga menteri!" seru Fira.

Kei semakin kesal dibuatnya. Mengapa sahabatnya ini begitu 'miring otaknya'.

"Kei, kamu mau minta apa dari Papa?" tanya Alex pada Kei. Ia merasa bangga terhadap anaknya ini yang sudah sukses menjuarai perlombaan tingkat nasional ini.

"Minta direstuin sama Ray aja, hehe," bukan Kei yang menjawabnya tapi Lea.

Kei langsung menaboknya. Ia menatap Lea seperti ia menatap Fira saat kegoblokannya dimulai.

"Ternyata Lea lebih nyebelin dari Fira, ya?" tanya Alex pada Kei.

"Mereka pada goblok, kecuali aku, Om!" ujar Alesyan tenang. Ia menyeruput es kelapanya sampai habis.

Alex menggelengkan kepalanya melihat sahabat anak-anaknya ini begitu sengklek.

"Kei gak minta apa-apa. Kei cuma mau Papa terus seperti ini aja," ujar Kei.

"Itu sama dengan minta!" sanggah Fira.

"Beda lah!" elak Kei.

Fira mengangkat bahunya. "Males debat, lah. Ayo makan! Kei yang traktir!" ujar Fira.

Kei yang sedang minum air putih langsung tersedak. "Gak salah, lo? Harusnya kalian yang jajanin gue!"

Fira terkekeh. "Harusnya lo tuh syukuran, Kei! Dapet duit sebanyak itu fungsinya buat jajanin kita," ujarnya pada Kei.

"Nih kalo mau makan. Papa pergi ke kantor dulu, ya, Kei," pamit Alex sambil memberi beberapa lembar uang seratus ribuan.

Alex mencium kening Kei lalu pergi menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil yang Fira bawa.

Sebenarnya hari ini hari senin. Kei mendapat dispen, sedangkan ketiga jamet itu bolos. Hal itu sudah biasa. Jika Kei mengikuti perlombaan maka mereka pasti bolos dan menonton Kei. Juga menyemangatinya. Padahal, Kei sudah semangat meskipun tanpa kehadiran mereka.

ALSAVA: friendship and relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang