✨31

1.5K 92 12
                                    


✨✨✨

𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙟𝙖𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙜𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙢 𝙚𝙧𝙖𝙩 𝙣𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙠𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙡𝙚𝙥𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.

✨✨✨

Ulangan semester 2 sudah berlangsung sejak 5 hari terakhir. Hari ini adalah hari terakhir ulangan.

Kelas 12 kini sudah tidak mengikuti ulangan. Hanya kelas 10 dan 11 saja.

Seperti biasa, di jurusan IPA tidak akan ada yang bisa mengalahkan Kei. Ia selalu menjadi nomor satu di jurusan itu.

Sementara di IPS, Ray dan Ken sedang bertempur. Nilai mereka selalu terpaut 1 poin saja. Bahkan semester kemarin mereka hanya berbeda nilai dibelakang koma saja.

"Pusing banget, gila. Itu soal kayak tes SNMPTN aja," curhat Fira memulai percakapan saat ia dan sahabatnya sudah berkumpul.

Sambil memakan cilok dari kantin, Kei menjawab perkataan Fira, "kayak yang udah pernah ikut SNMPTN aja, lo!"

"Kan ibaratin, anjir. Lo, mah ... gak pengertian!"

"Emang. Sengaja, biar gak disangka lesbi," ujar Kei. Ia menyuapkan cilok lagi pada mulutnya.

"Tumben lo jajan cilok, Kei. Banyak lagi," Alesyan menatap heran Kei.

"Ulangannya udah, jadi gak perlu mikir lagi. Kan kalo kebanyakan makan cilok, otaknya bisa rapet," jawab Kei. Sudah 4 cilok yang ia makan dan ada 4 cilok lagi yang belum ia makan.

Fira tertawa pelan.

"Bentar lagi kelas dua belas," ujar Fira.

"Masih lama, goblok." Lea menggampar Fira.

Fira yang tidak terima langsung menggampar balik. Jadinya mereka saling gampar-menggampar.

Alesyan dan Kei hanya menatap mereka tak minat. Biarkan saja mereka ribut seperti itu.

Lagi-lagi Kei menyuapkan cilok ke mulutnya.

"ANJIRRR WHAT THE FUCK?"

Alesyan berteriak setelah ia membuka ponselnya. Entah apa yang dilihatnya yang membuat ia berteriak sangat kencang.

"Kei ... gue mau uninstall emak! Bantuin gue download emak baru," rengek Alesyan.

"Emang emak lo yang sekarang nge-bug, ya?" Kei memakan cilok terakhirnya.

Alesyan mengangguk. Ia lantas memperlihatkan layar hpnya.

Jomblo Chat, nyaman jadian.

Kei langsung keselek cilok. Ibunya Alesyan open doi?

Itu hanya captionnya saja. Jangan lupakan video tiktok ibunya itu. Bergoyang dengan aduhainya. Dan banyak om-om yang berkomentar.

Tidak hanya om-om saja, banyak juga remaja laki-laki seumurannya ikut berkomentar.

sama saya aja, sini.

ALSAVA: friendship and relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang