Chap 31. Pergi

8 2 0
                                    

Semuanya sudah selesai, meskipun pengalaman bertarung mereka banyak namun baru kali ini mereka bertarung melawan naga meskpun mereka sudah bertarung dengan saling menjaga pun kekuatan naga itu masih diatas mereka semua...bagaimana bisa aku pergi meninggalkan mereka...bagaiman jika mereka berhadapan dengan lawan yang lebih kuat dari naga ini azra sendiri tak mungkin bisa menghadapi nya sendiri meskipun dia memakai Crescent III tetap saja konsekuensi dari memaki senjata itu cukup bahaya azra belum terbiasa dengan itu

"Hai rai kau melamun kan apa? Dari tadi kau sama sekali tidak fokus"
"Ah i...itu.. Tak apa aku hanya membayangkan hadiah dari misi ini saja(haha)"
"Jangan terlalu senang dulu, yang membunuh naga itu aku lo"
"Apanya kau saja hampir hilang kesadaran_-*"

"Diam lah kalian semua, aku ingin tidur kau pikir semua ini tak melelahkan apa!!"

Seketika semua nya diam ketika zuki membentak yah memang sih bagi mereka semua ini sungguh melelahkan

"Hei rai, kenapa kau tak mengeluarkan sihir teleport mu saja itu malah sangat menyimpan banyak waktu kita!?"
"Benar juga kata tina...kenapa tak kepikiran dari tadi ayo rai cepat!"

"Haaaahhh baiklah baik...Gate ok siapa yang mau masuk dulu?"

"Aahhhhh biar aku dulu, aku sangat lelah untuk menunggu giliran saja sungguh melelahkan"

"Kau mau langsung tidur begitu sampai?"
"Kalau iya memang kenapa? Hah!! Kau keberatan tentang itu?! Kau ada masalah?"
"Ughh... Ti..tidak kok"

"Psst rai...zuki galak banget ya"
"Haha ya mungkin karena dia terlalu lelah"

Semuanya sudah masuk tinggal aku dan azra saja yang masih disini

"Zra jika tidak mendesak sekali jangan kau gunakan Crescent III itu, gunakan pedang mu yang lain saja. Pedang itu menyerap sihir pengguna nya kau ingat kan"

"Aku ingat kok memang kenapa?"

"Apa kau tau jika seorang manusia tanpa sihir menggunakan pedang penyerap sihir maka yang akan diserap bukan kekuatan sihir nya...namun kekuatab hidup nya"

"Singkat kata, kau memberiku senjata yang dapat membunuh ku!!"

"Bukan itu maksud ku, dengar kan dulu...."
"Diam kau...sialan kau ingin membunuh sahabat mu sendiri bajingan kau!! Aku tak habis pikir ternyata sifat asli mu seperti itu, baiklah mungkin benar kau itu iblis tapi kau juga teman ku, jadi lebih baik aku saja yang membunuh mu"

"Zra bukan itu aku tak bermaksud seperti..."

#Buaakkkk!!

Arggh sial padahal bukan itu maksud ku aku hanya memberi nya senjata yang kuat, aku sendiri takut dengan keputusan ku ini

"Ayo rai serang aku, kenapa diam saja? Baiklah kalau kau tak mau menyerang aku saja yang menyerang mu"

"Bajingan kau zra sama sekali tak mau mendengarkan ucapan, kau sama sekali keras kepala"

"Berisik, sekarang saatnya menyerang atau diserang dan kau malah mengomeli ku kau pikir kau karakter film itu dengan omelan mu kau bisa menyadarkan orang"

Sialan sama sekali tak ada celah, dia terlalu menutup jarak apalagi serangan nya mungkin sekali serang aku bisa terpental seperti dulu itu saja aku sudah pakai pelindung

"Kau lengah rai, terima tinju ku ini dengan wajah mu"

Sialan terlalu cepat, sama sekali tak bisa bertahan salah satu cara
Dominator touch "uggghhh sialan aku masih bisa gunakan tangan satu nya lagi, dasar penyihir licik"

Demon SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang