Semilir angin yang menyentuh wajah Seonghwa ditambah sahut menyahut kicauan burung sukses membangungkannya, matanya perlahan terbuka, mencoba menyesuaikan cahaya mentari yang mulai mengintip di sela-sela jendela ingin masuk ke dalam retina matanya.
Pagi tiba, dan ini hari minggu, berarti tidak ada jadwal kerja untuknya.
Senyumnya mengembang kala mendapati foto pria cantik terbingkai indah diatas nakas sebelah tempat tidurnya.
Sudah lama si cantik itu tak menyapanya, katakanlah ia sedang merindu, dirinya rindu akan rengekan manjanya.
Apa kabarnya? Ingin sekali rasanya ia menyapa duluan tapi, tidak mungkin si cantik itu mau menjawabnya.
Dia menghela nafas panjang, mencoba kembali kepada kenyataan, ditatapnya pantulan dirinya di cermin yang berada tepat di depan tempat tidurnya,
"Memangnya aku ini siapa baginya?" Batinnya, dia hanya menatap miris pantulan dirinya.
Sudahlah lebih baik dirinya membersihkan diri dan menjalani rutinitas hari minggu monoton miliknya, namun saat ia hendak beranjak dari kasurnya sebuah benda pipih bergetar dan menampilkan sebuah panggilan masuk dengan nama,
"My baby"
Senyum bahagia terlukis indah di pahatan wajah sempurna miliknya, iya dia sangat gembira.
Tanpa pikir panjang lagi diraihnya benda pipih itu dan mengangkatnya dengan senyum bodoh yang tak hilang dari wajahnya.
"Hello baby, What happened?"
"Dadda, Sangie anen dadda, Sangie mawu ketemu cama dadda" (Dadda, Sangie kangen Dadda, Sangie mau ketemu sama Dadda).
Balasan dari seberang sana benar-benar membuat Jantungnya bekerja lebih cepat dari sebelumnya, dia tak bisa menahan rasa gemasnya, rengekan manja itu selalu berhasil membuatnya jatuh lagi dan lagi kepadanya.
"Yes baby, wait for Dadda, Dadda will come soon."
.
.
.Hari sudah menunjukkan pukul 8 pagi ketika Jongho melihat benda bulat yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, sudah dua jam berarti dirinya jogging.
Peluh keringat terus saja turun membasahi pipi tampan miliknya, dia terpaksa sesekali harus menyekannya untuk mengantisipasi keringat itu masuk ke bibirnya.
Namun hal yang dia lakukan itu malah membuat setiap kaum hawa yang melewatinya berteriak histeris saat melihatnya. Jongho dibuat bingung akan hal itu, tapi itu bukan urusannya jadi dia lebih memilih untuk tidak peduli dan melanjutkan acara lari pagi miliknya.
Dia sudah berlari cukup jauh dari daerah elit Gangnam, tempat ia tinggal. Tapi itu bukan masalah yang besar baginya, karena kekuatan fisik tubuhnya tak akan membuatnya lelah, kalaupun dia lelah dia bisa menelfon asistennya untuk membawakan mobil atau motor sport miliknya detik ini ini juga.
Jongho terus berlari tanpa memperdulikan keadaan sekitar, fokusnya hanya ke jalanan, sampai ketika netranya menangkap sosok makhluk cantik yang begitu ia kagumi tengah tersenyum sangat lebar kepada seorang pria tinggi di sampingnya.
Panas, tentu saja, tubuhnya terasa panas dan matanya berapi-api melihat kejadian itu, ia tidak terima Yeosang-nya tersenyum secantik dan selucu itu kepada pria lain.
Eh, dia bilang apa tadi, Yeosang-nya? Ya benar nanti dia akan jadi miliknya, mungkin sekarang memang belum.
Jongho bergegas menghampiri dimana Yeosang berada, tengah duduk di salah satu kursi taman kota dengan es krim coklat di tangan kanannya dan pria tinggi itu duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SugarBaby - Jongsang
Hayran KurguMelihat Yeosang tersenyum dengan sangat manis membuat seorang Choi Jongho ingin memberikan dan membelikan apa saja pada pemuda cantik itu agar ia bisa terus tersenyum. Bukankah itu kedengarannya seperti, 'Seorang SugarDaddy?' Jongho tersenyum miring...