Tahun demi tahun dilewati Nadira tanpa Leo. Nadira ingat beberapa tahun yang lalu ia bertemu dengan Leo dalam satu tim basket dan kemudian menjadi sahabat karib selama 3 tahun lamanya. Sekarang adalah masa dimana mereka tidak lagi bisa mengulang kebersamaan dengan masa yang sama.
Tetapi Tuhan berkata lain. Setelah 3 tahun putus komunikasi akhirnya mereka kembali dipertemukan. Setelah sekian lama menjadi pengangguran, akhirnya Nadira berhasil menjalani masa trainingnya di salah satu perusahaan dan dipindahkan ke kantor cabang salah satu perusahaan itu, tepatnya ditempat Leo bekerja. Betapa terkejutnya mereka saat dipertemukan dalam satu kantor. Jika dulu dipertemukan karna basket, sekarang dipertemukan karena pekerjaan .
Hari itu adalah hari pertama Nadira mulai bekerja. Dan hari itu Nadira memperkenalkan dirinya pada staff dan karyawan yang ada di kantor tersebut. Dia sontak bahagia karena melihat Leo disana.
"Nad selamat ya udah resmi menjadi karyawan disini," ucap Leo saat itu menghampiri Nadira.
"Aku gak nyangka bisa satu kantor sama kamu Le, setelah beberapa tahun kita putus komunikasi akhirnya kita dipertemukan lagi disini," jawab Nadira girang.
"Iya Nad, lumayan lama juga kita gak ketemu."
"Iya Le, masih ingat gak janji kita dulu bakal sama-sama kerja ditempat yang sama, nah sekarang kita sama-sama kerja ditempat yang sama kan. Ucapan ternyata benar-benar adalah doa ya Le."
Mereka berdua tersenyum mengenang persahabatan mereka selama ini. Bersama-sama dengan Leo membuat Nadira sudah terbiasa dengan kehadirannya. Tapi semenjak 3 tahun belakangan semenjak Leo tidak ada kabar dan menghilang membuat Nadira kembali canggung saat bersama dengan Leo.
"Oh ya, gimana hubungan kamu dengan pacar kamu, siapa namanya? Aku lupa," ujar Leo.
"Adam?."
"Iya Adam ya."
"Aku udah lama putus Le, karena ada beberapa hal yang gak mungkin lagi buat diteruskan."
"Kamu gimana dengan Rani, masih?."
"Sama, semenjak aku kerja aku udah gak lagi sama Rani."
"Trus sekarang?."
"Aku sudah menikah dan sudah punya anak Nad."
"Menikah?."
Betapa terkejutnya Nadira mendengar semua itu. Rona wajah yang bahagia kini berubah menjadi muram. Tampak kekecewaan di raut wajah Nadira. Tetapi dia mencoba menyembunyikannya dengan baik. Sehingga Leo merasa Nadira tidak masalah dengan statusnya saat ini.
"Iya Nad, satu tahun bekerja aku dijodohkan mama dengan anak temannya, ya aku gak bisa menolak permintaan mama dan akhirnya aku menikah dengan wanita pilihan mama, maaf selama ini membuat kamu bingung."
Nadira hanya tersenyum. Sekarang dia mengerti kenapa Leo menghilang dan tidak ada kabar beberapa tahun ini.
$$$$$
Jelas jauh berbeda dengan saat kuliah dulu. Sangat banyak perubahan dari hubungan Nadira dengan Leo yang dulunya sebagai sepasang sahabat sekarang keduanya saling jaga jarak setelah Nadira tahu bahwa Leo sudah menikah.
Meski saat jam istirahat mereka saling bertemu di kantin kantor pasti Nadira selalu buang muka seperti orang yang tak mengenal satu sama lain.
"Nadira, apa sebelumnya kamu mengenal pak Leo?," tanya Rama salah satu teman kantor Nadira.
"Nggak kok, kenapa?," jawab Nadira sambil mengaduk kopi susu panas yang ada di hadapannya.
"Aku pikir kamu mengenal pak Leo sebelumnya."
Nadira menggelengkan kepalanya dan segera menyeduh kopi susu yang ada dihadapannya.
Jadwal Nadira semakin padat setiap harinya. Hampir tiap hari ia lembur. Tiba-tiba Leo mendekatinya.
"Nad, kamu pulang sama siapa?."
Tanpa menjawab ucapan Leo, Nadira langsung beranjak pergi. Sikap Nadira mengundang perhatian karyawan kantor yang melihat kejadian itu. Mereka merasa heran, beraninya Nadira sama sekali tidak mengacuhkan Leo. Padahal Leo adalah atasannya di kantor.
$$$$$
Memperingati hari ulang tahun kantor tentunya semua karyawan dan staff ikut merayakannya. Acara malam itu diadakan di aula kantor. Penampilan pertama adalah kata sambutan dari bapak direktur lalu diiringi dengan pemotongan tumpeng dan pertunjukan-pertunjukan seni lainnya.
"Nad, kamu bisa nyanyi gak?," tanya Rama.
Nadira menggelengkan kepalanya sambil memperbaiki rambutnya.
"Lah, padahal aku pengen liat kamu di panggung itu, eh liat pak Leo sudah naik panggung."
Saat itu Leo naik ke atas panggung dan menampilkan suara merdunya. Perhatian Nadira langsung tertuju ke atas panggung. Nadira mendengar para karyawan bersorak heboh saat Leo mulai menyanyi diatas panggung.
"Pak Leo keren ya Nad, dia emang hebat nyanyi sih setahu aku," ujar Rama.
Nadira hanya mengangguk seraya setuju.
"Rama aku duluan gapapa kali ya, udah malam banget ni."
"Mau aku anter pulang Nad?."
"Gak usah deh Ram, aku naik taksi aja."
"Yakin ni?."
"Iya Ram."
"Ok kamu hati-hati ya Nad."
Leo menatap kepergian Nadira dari atas panggung. Setelah setengah jam menunggu, Nadira belum juga mendapatkan taksi untuk pulang. Leo tiba-tiba menyusulnya. Disaat mendekati Nadira langkahnya terhenti. Dia menatap Nadira dari belakang. Mengingat rasa cintanya beberapa tahun yang lalu kepada Nadira yang sekarang hanya menjadi kenangan.
"Belum ada taksi Nad?."
Teguran itu membuat Nadira menoleh, mendapati seorang cowok dengan jas hitam yang telah berada disampingnya, nafasnya tersengal.
"Kamu kenapa Nad, ada apa?," tanya Leo sambil memperhatikan Nadira dengan seksama.
Nadira hanya menggelengkan kepala.
"Aku tahu aku salah, aku tidak memberi kabar sehingga kita putus komunikasi, tapi aku terpaksa Nad."
"Apa sih Le, gak ada masalah kok. Kita harus jaga jarak karna kita beda status. Aku gak mau nanti orang-orang salah paham, ok."
"Kita tetap sahabat kan Nad."
"Iya," jawab Nadira sambil menyetop taksi dan masuk kedalam taksi dan meninggalkan Leo.
