He;15[ciuman]

54 2 0
                                    

Hari ini sabtu, kayak biasanya sore hari mereka Ekskul. Yang biasanya Jae ceria ikut ekskul kali ini gak! Gimana ceria? Kakak pendampingnya kan Nana. Walau pak Jongdae dateng pun pasti kelompokan gini juga.

"Soree!!!" Pak Jongdae memasuki ruang musik.

"Eh..Sore pakk!!" Semua.

Jongdae senyum tapi hilang saat liat ada muridnya yang murung.

"Jaerin sama Nana, kalian kenapa? Mukanya ditekuk sih?"

Jae dan nana mendongak.

"Gak papa pa-" mereka kompak terputus ngomongnya karna sadar mereka bicara bareng.

"CIEEEE!!!!" semua murid disana menyoraki mereka termasuk Jongdae.

"Kkk~ benih merah muda...ciaaa pipi kalian itu....merah hahahah" Jongdae

"HAHAHAHA" semua tertawa saat melihat pipi keduanya memerah.

"Dek, Kakak restuin kok!" Ujar Tae membuat semuanya melongo. Ketua mereka terkenal pendiam dan dingin, ternyata aslinya seperti ini ditambah fakta Jaerin adeknya.

Pipi Jae dan Nana tambah memerah malu. Diam diam ada yang melihat mereka.

"Sttt..ayok kita mulai!!" Jongdae.

Mereka mulai latihan musik. Ditengah latihan...

"Maaf pak, saya izin ke toilet" Nana.

"Oh iya silahkan.. eits jangan senam gegara Jae ya" goda Jongdae. Sontak wajah mereka berdua kembali memerah. UwU
.
.
.

"Na..." nana menoleh,

"Apa?!" Jawabnya dingin.

"Kamu masih marah?"

"Gak tau! Minggir aku mau ke toilet!"

"Nanti pulang bareng ya?"

Pulang bareng? Boleh deh, ongkos gua juga dah abis--Nana.

"Oke."

Nana pergi meninggalkan Jeno yang sedang bersorak gembira eakk...
.

.

.

Nana memasuki ruang musik...disambut dong

"Na..kok lama ya?" Goda hoseok.

"Ngapa tuh?" Pertanyaan tajam Tae tapi bermaksud menggoda.

"Gak ngapa ngapa. Tadi cuma buang air kecil dijalan ada setan" jawabnya datar

Nana kembali duduk bersama Jaerin.

"Kak..." panggil Jae berbisik.

"Apa" Nana ikutan berbisik

"Em...kita bikin lagu yuk! Sapa tau nanti disuruh--"

"Wah, ide bagus!... tapi aku gak bisa Jae."

"Jae juga enggak sih,"

"Tadi itu...

Flashback*

"Kita bikin lagu ya!" Ujar Jongdae

"Loh kenapa pak? Kita cover aja..." Renjun

"Kan kita anak musik, ya harus punya lagu.. kaya Kyungsoo itu" Jongdae nunjuk Kyungsoo. Kyungsoo menarasa dipanggil nengok.

"Kamu punya lagu kan Soo?" Kyungsoo itu lagi ikut musik disuruh pak jongdae.

Kyungsoo ngangguk

"Jangan kalah sama anak dance yang busa bikin dance! Kita juga harus punya lagu!" Ujar jongdae. "Udah berkelompok kan? Dua dua, itu kelompoknya"

Flashback off*

"Ada ada aja" keluh Nana

.

.

.

17.20 WIB.

Tae dan Jae kini berada dijalan untuk pulang, kai dan yang lain duluan sama jimin.

Drt..drtt..

Tae menghentikan laju motornya kemudian menepi.

"Kakak angkat telfon dulu ya" ucap Tae halus. Jae ngangguk.

"Yeoboseyo, hyung?"

"..."

"Cepet amat"

"..."

"Iye iye"

Jae mengedarkan pandangan keseluruh penjuru. Terhenti pada dua namja yang begitu familiar. Mereka sedang berciuman

"Jae, kak Namjoon katanya-- Ucapnya terhenti saat melihat sang adik akan menangis. Ia melihat apa yang dilihat adiknya. Ciuman antara dua namja. Tapi sulit untuk Tae mengetahui siapa jarak mereka jauh. Setiap orang memiliki kekurangan bukan?

"Jae?" Tae memastikan.

"Kita langsung pulang aja kak" Jae memluk pinggang Tae. Tae mengangguk pelan lalu menjalankan motornya kembali.

.

.

.

Nomin pov.

17.00 WIB

(Sepulang Ekskul)

"Yuk!" Jeno. Nana memutar bola mata malas lalu menaiki motor Jeno.

Dalam perjalanan...

"Na...mau langsung pulang?"

"Hm"

"Masih marah ya?"

"Gak!"

Jeno menghela nafasnya gusar. Ia berhenti di pinggir jalan yang lumayan sepi membuat Nana mengernyit bingung.

"Sampai kapan kamu mau marah na.."

Nana diam

"Na...semua itu gak seperti yang kamu pikirin"

Nana melirik jeno sinis

"Gak seperti yang gue pikirin? Hahaha" Nana tersenyum miring.

"Lo tidur berdua sama dia, ciuman sama dia itu apa hah?!" Mata Nana mulai memanas.

"Na.. itu gak bener!"

"Kamu jahat..hiks, aku benci nono.. hiks..," nana mulai menangis terisak. "Aku lihat semuanya sendiri.. hiks--" mata nana terbelalak ketika Jeno menempelkan bibirnya dengan bibir jeno. Perlahan ciuman itu menjadi lumatan.

Nana berusaha melepaskannya, ia memukul pundak Jeno kemudian mendorongnya. Tapi, apa daya? Kekuatan jeno lebih besar.

Jeno melepaskan lumatan kasarnya setelah merasa pasokan oksigennya mulai habis. Kesempatan untuk Nana. Nana mendorong  Jeno hingga menjauh darinya.

"Kita...."















Tbc,,

Anyeong!!!!

Besok daddy ultah..tapi....

Senja sedih:(

Kakel yang senja suka lulus, kita kan lama gak tatap  mata huhu

Maaf malah  curhat..

Vote komen💚

He | Na Jaemin[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang