chapter 10

143 10 2
                                    

Rumah sakit
USA
00:30

Woozi sedari tadi hanya mondar mandir di depan pintu ruang UGD dimana di dalam sana sahabatnya sedang bertarung pada nasibnya.. Hoshi di bawa ke amerika saat ini kondisi disini sudah membaik saat kemarin negara ini di terpa oleh badai dahsyat yang menghancurkan beberapa bangunan bahkan rumah sakit... Kondisi hoshi sekarang bisa di bilang kritis..  Ia sempat sadar lalu pria itu memintanya untuk merekamnya karna woozi setelah ini harus pulang ke london..  Besok adalah hari ulang tahun kedua putrinya..  Yang di ucapkan hoshi tentu membuatnya tak henti-hentinya menjatuhkan air mata..  Walaupun dia sendiri sangat membenci air mata namun air matanya tidak pernah berhenti jatuh...

Ia terus terjaga agar sewaktu-waktu jika dokter keluar dari ruangannya ia bisa langsung menanyakan soal kondisi sahabatnya... Yang di bayangkan oleh woozi saat ini adalah saat dimana sahabatnya itu tersenyum dengan manis kepadanya... Wajah pria itu bersinar dengan terang dan ia terus bersuka cita menyanyikan lagu rohani... Menghapal ayat alkitab sampai detik ia kehilangan kesadarannya... Woozi akui ia jadi jarang ke gereja saat ia masuk ke dunia gelap ini..  Dan pesan hoshi padanya seketika membuat hatinya sedikit bergetar...

"Kalau gue udah pergi.. Lo harus sering-sering ke gereja... Lo juga jangan lupa bersyukur... Ber'injil juga jangan sampai lupa..  Karna tuhan senang melihat hambanya yang taat untuk melayaninya... Paling gak ya... Setelah lo nyerahin diri... Ada sesuatu yang lo kerjain didalam sana..."

Woozi tersenyum kecut..  Apa pertobatannya akan di terima oleh tuhan sekalipun ia menyerahkan dirinya kepada polisi... Rasanya penjahat seperti dirinya tidak pantas untuk mendapatkan maaf..  Jika pun itu ada syaratnya ia harus lenyap seperti para korbannya.. 

"Apa tuhan masih menganggap ku sebagai hambanya"

"Setelah apa yang ku lakukan pada ciptaannya kerasa maaf sangat sulit aku dapatkan darimu tuhan"

"Jika kau merasa gelisah atau sedih nyanyikan doa bapa kami dalam hatimu" kata-kata hoshi selalu tergiang di dalam kepalanya... Tanpa sadar ia telah menyanyikan lagu yang merupakan doa orang kristen..  Merasa sedikit demi sedikit hatinya mulai terasa nyaman dan ringan tidak seperti tadi yang seperti di timpah oleh ratusan ton beban..  Ia terus bersenandung pelan di depan ruang dimana hoshi di rawat... Woozi telah pasrah atas segala yang akan terjadi setelah ini.. Jika sahabatnya harus pergi sekarang setidak biarkan ia melakukan sesuatu yang bisa menyenangkan hatinya tuhan... Hanya itu yang ingin ia lakukan mengingat bagaimana hubungannya dulu dengan sahabatnya itu seketika membuat hatinya semakin tidak rela... Walaupun hoshi sedikit lelet dan di jadikan bahan olokan di masa sekolahnya dulu setidaknya pria itu memiliki hati yang mulia.. Ia tak pernah sekalipun membalas teman-temannya yang menghina bahkan membullynya dulu..  Woozi masih mengingat betul siapa gadis yang sudah mempermalukan sahabatnya itu... Hoshi terlalu lugu sampai ia tidak sadar jika gadis itu hanya memanfaatkan hartanya sampai dimana gadis itu menghilang bagai di telan bumi... Kehidupan hoshi jauh terbilang jauh dari kata bahagia saat sang ibu... Ibu hoshi meninggal dunia.. Woozi dengar dari orang lain karna hoshi tidak pernah menceritakan masalahnya... Dia orang yang sedikit tertutup... Jika ibunya meninggalkan karna di bunuh siapa pembunuhnya? Tidak pernah ada yang tau siapa pembunuh ibu hoshi sampai detik ini....

Kurang lebih 30 menit lamanya woozi sibuk dengan dunia lamunannya... Ia menatap jam dinding di depannya yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari... Ia menatap pintu kamar UGD yang masih setia menutup rapat belum ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangannya... Sebelum pingsan hoshi sempat mengalami pendarahan di dalam otaknya sehingga membuatnya drop hingga sekarang dokter yang menanganinya belum kunjung keluar dari ruangan itu...

comeback to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang