Somi melangkah dengan ragu memasuki gedung pencakar langit yang sebentar lagi akan beralih padanya. Perusahaan peninggalkan suaminya ini kini telah di berikan dengan percuma padanya. Somi dulu sedikit memaksa hoshi untuk mengenalkan dirinya pada keluarga pria namun pria itu selalu menolak dan memberi alasan tidak masuk padanya. Sedikit kecewa karena hoshi tidak sepenuhnya percaya padanya namun setelah mengetahui kebenaran beberapa menit lalu dari orang yang mengenal hoshi dari dulu sebelum dirinya benar-benar membuatnya terpukul dan merasa bersalah pada orang yang sempat menjadi suaminya itu. Bagaimana tidak dulu somi selalu berprasangka buruk pada hoshi dan mengatakan yang tidak-tidak padanya padahal alasan pria itu tidak mengenalkan dirinya pada keluarganya karena seorang yatim piatu sejak kecil. Dari kecil hoshi di tinggal oleh orang tuanya karena sebuah kecelakaan yang membuat nyawa orang tuanya hilang.
Somi sangat kagum pada sosok hoshi yang mampu bertahan selama itu. Jika dirinya yang berada di posisi hoshi saat itu pasti dirinya tidak akan bisa bertahan sampai sekarang. Bertahan melawan kerasnya kehidupan tanpa bimbingan dan dukungan dari siapapun. Walau pun somi tidak pernah punya perasaan apapun pada pria yang telah menyelamatkannya dari mautnya karena adik tirinya ingin melenyapkannya waktu namun sosok hoshi akan selalu menjadi panutan untuk dirinya.
Somi tersenyum sambil menonggakkan kepalanya ke atas menatap langit yang tampak begitu indah dengan langit biru yang tidak begitu banyak awan yang menutupi langit. Somi nyakin jika hoshi bisa melihatnya sekarang dari atas sana. Setelah memantapkan hatinya somi menghembuskan nafasnya sekali untuk menghilangkan perasaan gugup dalam hatinya.
Sudah lama dirinya tidak menjalani aktivitas di kantor dan suasana di dalam kantor saat ini benar-benar membuatnya canggung dimana saat somi baru saja melangkahkan kakinya beberapa meter dari parkiran tempat dirinya berdiri sambil menyakinkan hatinya kini kedatangannya di sambut bak ratu yang baru saja tiba di istananya semuanya membungkuk hormat padanya dan somi juga melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan."Selamat datang di kantor kwon company nyonya somi"
Sapa seorang lelaki bertubuh tinggi pada somi yang langsung di balas anggukan oleh gadis itu..
"Terima kasih"
Balas somi tak kalah sopan pada pria yang tampak lebih tuanya. Setelah berbincang sedikit dan memberitahu seluk beluk perusahaan ini kini somi dan juga pria itu telah tiba di lantai 10 kantor ini.
"Nah ruangan anda di lantai 20 paling atas nona"
Jelas pria itu sambil mengantar somi ke ruangannya. Somi hanya mengangguk sambil terus memperhatikan keadaan sekitar kantor yang akan ia tangani. Setelah selesai berkeliling kantor dan menjelaskan beberapa hal kepada somi kini keduanya telah berada di lantai satu karena somi harus pamit untuk menjemput kedua anaknya karena sebentar lagi kedua anaknya akan pulang sekolah. Somi akan mulai masuk besok pagi dan untuk hari ini dirinya menyerahkan segalanya kepada asisten kepercayaan hoshi selama di kantor. Suasana yang awalnya senyap dan tidak begitu bising kini berubah riuh karena ada beberapa wanita yang tengah memegang papan bertulisan unjuk rasa mereka kepada perusahaan ini..
"KAMI TIDAK SUDI JIKA PERUSAHAAN KWON COMPANY DI PIMPIN OLEH SEORANG PELAKOR"
"BENAR JIKA KALIAN TETAP MEMBIARKAN WANITA ULAR ITU MEMIMPIN MAKA KAMI AKAN MENGAMBIL TINDAKAN TEGAS"
Somi yang penasaran pun ikut keluar untuk melihat apa yang membuat masyarakat di sekitar melakukan aksi demo barusan. Saat somi baru saja hendak menginjak parkiran kantornya para gerombolan ibu-ibu itu langsung bergerak maju hendak menyerang somi untuk saja beberapa karyawan di kantor langsung mengamankan somi.
"Tolong jangan membuat keributan di sini"
"Kami tidak akan pergi jika pelakor itu mendapatkan ganjarannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
comeback to you
Altelekisah cinta yang berakhir berantakan... mematahkan hati dua orang yang saling mencintai... kenyataan yang tak sesuai dengan harapan mereka... datang dengan cinta pergi meninggalkan luka... bagai angin lewat yang datang tak di undang dan pergi tanpa...