Aster 17: to us who have to endure

410 57 64
                                    

Uap kopi yang menari di udara, Jisung abaikan. Tatapannya tertuju ke depan tepatnya kolam berisi air yang damai. Hembusan napas kasar yang entah ke berapa kali sudah dia lakukan pada hidungnya. Kerutan di dahi menambah kesan jika Jisung sedang berpikir keras lalu terlihat pula kesuraman di wajah manisnya.

Jisung menatap kopi yang sudah sejak tadi dia abaikan dan mungkin tidak lagi menyalurkan panas karena tidak kunjung dia seduh. Ketika saat seperti ini terlintas dia ingin minum alkohol dan mabuk sampai melupakan masalah bertubi yang kemarin menimpanya tapi muncul pikirian lain jika dia tak mau merepotkan orang lain dengan dirinya yang mabuk.

Seseorang mendekat ke arah Jisung yang masih tidak menyadari jika dia didekati seseorang.

Tanpa sepengetahuan Jisung pula, orang lain menghalangi orang yang akan mendekat ke arah Jisung dan berbicara dengan mulutnya dan meminta biar dia saja yang mendekat.

"Hei," Minho, orang yang kini duduk di samping Jisung.

Jisung menatap Minho, "Minho, kurang percaya apalagi aku padanya? Empat tahun telah kulalui, ternyata dia hanya membalas dendam? Aku tidak melakukan apapun. Aku bodoh, Minho."

Sungguh, sakit sekali melihat air mata dan tatapan Jisung yang begitu terluka saat ini. Ingin rasanya Minho bawa tersayangnya ini menuju ujung dunia hingga tidak ada yang mampu menyobek dan membuat hati Jisung terluka.

"Minho, aku... kukira... dia mencintaiku setulus aku mencintainya. Empat tahun, empat tahun aku menyia-nyiakan hidupku untuk orang yang akan menyakitiku bahkan sejak kali pertama kami bertemu?"

Tidak tahan, Minho rengkuh tubuh Jisung ke dalam dekapannya. Dekapan yang hangat sehangat cintanya pada Jisung yang baru saja mekar tapi harus sedikit terkatup karena melihat kekecewaan Jisung yang membuat Minho sedikit merasa ikut sakit.

Demi apapun jika kemarin Minho tidak dicegah oleh kembaran Jisung sekaligus sahabatnya, mungkin Minho akan ikut melayangkan bogeman pada mantan Jisung.

Kemarin memang belum selesai hanya dengan Felix yang datang secara tiba-tiba, membuat Jisung kebingungan.

Lebih dari itu, ternyata Jisung mendapatkam kembali luka pada luka yang belum sempat tertutup.

Jisung langsung membawa tubuh ringkih itu dan seakan tidak memperdulikan raungan keras Changbin yag menyuruhnya untuk mengusir Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung langsung membawa tubuh ringkih itu dan seakan tidak memperdulikan raungan keras Changbin yag menyuruhnya untuk mengusir Felix.

Jisung pikir ini rumahnya jadi dia bebas untuk membawa Felix ke dalam rumahnya.

"Jadi bagaimana bisa kalian saling membenci seperti ini?"

"Aku tidak membenci kak Changbin," Felix bersua setelah lama dirinya hanya menunduk karena tak berani menatap orang yang dicintainya sedang berbalik menatap dirinya nyalang.

"Tapi kamu berselingkuh," Changbin berbicara telak tanpa basa-basi.

"Dan kak Changbin memutuskanku!!"

Aster; Diriku dan Dirimu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang