Aster 22: ab initio

341 31 23
                                    

Ini permulaan dari bahagia.

***

Si kembar bernapas lega ketika melihat orang yang mereka cari masih di sana, meringkuk dan membenamkan kepalanya di sela kedua kakinya.

"Renjun!!!"

Jisung dan Peter berteriak bersama dan langsung mendekap tubuh Renjun.

Di malam hari yang dingin dengan kehangatan yang menyelimuti ketiganya.

Mereka bersyukur.

Menangis adalah opsi yang dilakukan.

"Jangan pernah berpikir seperti ini lagi, kumohon."

***

"Renjun sedang tertidur. Kalian tak perlu khawatir." Peter mewakili Jisung yang masih diam sedari tadi.

"Terima kasih, terima kasih, terima kasih," Jaemin membungkuk sopan berkali-kali, raut wajahnya sungguh menyampaikan jika dia bersyukur.

"Tak perlu berterima kasih, Renjun juga temanku," Jisung akhirnya bisa menyuarakan suaranya.

"Bolehkah aku menemuinya?" Jaemin kembali bertanya dan tentu saja diiyakan oleh si kembar.

"Selamat datang di kediaman keluarga Han, Hyunjin," Jisung menjabat tangan teman yang telah tidak dia temui sebulan lebih lamanya.

"Aku tak menyangka rumahmu sebesar ini, sayang. Ini istana!!" Hyunjin dengan suara kagumnya yang sedikit berlebihan menurut si kembar.

"SAYANG??!!" Minho bertanya heran.

Peter dan Hyunjin mengangguk serempak.

"Sejak kapan?"

"Hmm sejak kapan ya sayang?" Hyunjin sedikit memainkan nada dalam kalimatnya, yah untuk menggoda Minho.

"Sejak rasa rindu tidak lagi bisa ditoleransi?" Peter menambahkan godaan pada Minho.

"Aku baru menyadari betapa puitis dan hiperbolisnya seorang Han Peter," Minho mengusap-usap telapak tangannya seperti sedang memikiran bisa bisanya tetangganya ini begitu.

Jisung hanya bisa memandang tiga orang itu dengan perasaan bahagia, entah mengapa sepertinya dia merasa dunia telah digenggamnya ketika melihat mereka semua bisa bahagia. Sampai Minho bertanya, pertanyaan yang mengejutkannya, "Kalau kamu merasakan apa yang seperti dirasakan Peter tidak, Ji?"

Jisung mengerutkan dahi tidak paham, dia kan tidak ada perasaan untuk Hyunjin, jadi ya tidak bisa merasakan rindu seperti Jisung, ya hanya rindu saja dan masih bisa ditoleransi.

"Aku tidak suka Hyunjin?" Jisung di akhir kalimat bernada introgatif.

Minho yang mendengar ucapan Jisung menepukkan dahinya, "Maksudku padaku Ji? Kamu rindu aku juga tidak? Atau hanya aku yang merasakannya?"

Setelahnya Jisung baru sadar, pipinya memerah. Nilai menggemaskan di diri Jisung langsung bertambah beberapa persen.

"Jisung kangen pakai sangat, dia sampai ngomong sama ikan-ikan Ho!!!" Peter membeberkan rahasia yang sebenarnya tidak disadari oleh Jisung.

Aster; Diriku dan Dirimu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang