Aster 20: Lost Stars

233 39 6
                                    

Satu, dua, tiga

Satu, dua, tiga

Satu, dua, tiga

Dua, dua, dua

Sepertinya Jisung sudah gila, dia hitung jumlah sekalian memanggil ikan yang memang hanya berjumlah tiga biji di kolam ikan dalam kamarnya.

Sudah sekiranya sebulan dia tinggal dengan kembaran dan sang ibu, ditambah adik laki-laki yang mulai bisa dia terima.

Tiga ikan itu baru Jisung beli dua hari yang lalu karena dia merengek kesepian pada Changbin dan oleh sahabatnya itu dia diberi wejangan untuk memelihara sesuatu. Akhirnya ikanlah yang menjadi pilihan.

"Satu, aku rindu Minho," gumam Jisung sembari memfokuskan pada ikan yang berwarna merah muda nyentrik karena beda sendiri dari ikan yang lain.

"Dua, aku rindu Hyunjin," Jisung berganti melihat ikan berwarna oranye yang agak pudar.

"Tiga, aku rindu Renjun," mata Jisung ke sana ke mari karena ikan yang paling kecil dan mungil itu lincah berlari meskipun warnanya hampir sama dengan si dua.

"Kamu makin hari makin lincah ya, Ga. Kapan-kapan kamu ikut kontes kelincahan ikan saja, sepertinya kamu akan menang."

Setelah mengucap kalimat panjang itu, Jisung menghela napas panjang lalu membuangnya tak kalah kasar, "Kalian bisa tidak sampaikan rasa rindu ini pada mereka bertiga?"

"Kangen Minho wah," Jisung mengusap wajahnya kasar lalu memandang keluar kamar tepatnya langit yang sedang dihiasi oleh beberapa bintang.

"Peter dengan Hyunjin, Felix dengan Changbin, memang aku saja yang dilahirkan single!!"

Jisung yang melihat sendiri intensitas Hyunjin dan Peter dalam berhubungan lewat daring selama sebulan ini sudah dapat menyimpulkan hubungan mereka. Peter dan Hyunjin kembali dekat padahal Jisung mengira Peter ada rasa untuk Changbin ternyata perasaannya itu hanya sesaat. Dan Changbin entah bagaimana, sahabatnya itu bisa kembali pada Felix. Anak itu memang tidak berhenti mendekati Changbin. Kali ini bedanya setahu Jisung, Chan sudah lepas tangan, dia mengikhlaskan dan yang lebih mengherankannya lagi Changbin sepertinya makin ke sini makin benar-benar menyayangi Felix sebagai seorang kekasih. Itulah mengapa Jisung rasanya semakin kesepian.

"Masa balikan sama Kak Chan sih?" Jisung gemas sendiri dengan kisah percintaannya yang tak berjalan mulus.

"Minho kangen!!!"

Tok tok tok!!

"Masuk!!" Jisung menanggapi menyuruh masuk tapi dia tetap bangkit dari depan kolam ikannya lalu menghampiri pintu kamar untuk membukanya.

"Kak Jiji!!!"

Ternyata Sungwon dengan buku paket yang cukup tebal dan kacamata bulat menghiasi wajahnya yang muncul di balik pintu kamar Jisung.

"Ada apa?"

"Mau minta tolong ajari lagi," Sungwon menjawab dengan lirih, meski dia tahu kakaknya ini orang baik tapi dia juga sempat tidak disukai oleh kakaknya itu.

"Perasaan kamu tiap hari selalu minta ajarin tapi tidak bisa bisa," Jisung memasang wajah seriusnya dan memeragakan dengan kepala menggeleng kerap.

"Maaf, aku memang agak susah menangkap pelajaran Kak, apalagi daddy sekarang memasukanku ke sekolah internasional," Sungwon menunduk dengan kaki bersendal rumah warna biru awan dimainkannya.

Jisung tersenyum, tidak tega untuk mengerjai adiknya lebih lama. Dia bawa tangan kanannya untuk mengacak rambut sang adik.

"Bercanda sayang, kamu mau tanya masalah apa?"

Otomatis Sungwon mendongak lalu tersenyum sumringah.

Benar, kakaknya memang baik.

"Logaritma, aku belum paham dan kak Peter selalu menyuruhku untuk bertanya pada temanku sedangkan aku belum punya teman dekat di sini, aku sungkan. Selain itu Kak Peter tidak berhenti chatting dan video call sambil tersenyum."

"Dengan siapa? Hyunjin?"

Sungwon mengangguk, "Aku curiga mereka jadian tanpa bilang pada kita deh, Kak!" dengan nada bak detektif canon, Sungwon menebak.

"Masa sih? Hmm," Jisung berlagak berpikir karena dia memang sudah curiga seperti pemikiran Sungwon.

"Beneran!! Kak Jisung kan pasti tahu tuh tiap pagi senyumnya Kak Peter," kembali Sungwon bersuara.

"Jadi kamu ke sini mau gibahin kakakmu apa belajar?"

"Belajar dong!!"

Dan mereka pun belajar dengan  sesekali Sungwon yang menggoda Jisung mengenai kerinduannya dengan Minho, tetangganya dulu.

Sepertinya curhat kepada Sungwon beberapa malam yang lalu hanya menambah beban Jisung karena terus diolok-olok anak ingusan ini.

***

"Jiji!!!! Renjun Renjun... Renjun ke Sungai Han!!"

Dengan tangan bergemetar Peter mendobrak pintu kamar Jisung yang di dalamnya ada Sungwon pula.

"Huh? Ada apa Pi? Pelan-pelan," Jisung mencoba menenangkan Peter yang kian panik itu.

"Hyunjin menghubungiku katanya dia dihubungi si rambut merah muda kalau Renjun ke sungai Han, mau istirahat."

Otak cerdas milik Jisung pun langsung bekerja dan menyambar dua jaket serta kunci motor di tepat biasa dia meletakannya. Dia gandeng tangan Peter untuk bergegas mengikutinya.

Seperti dejavu, Sungwon yang merasa.

***





Dejavu?? Tapi Sungwon yang merasa......

Iya, alurnya dipercepat 😉 hilalnya minsung kapan terlihat ini..... hyunter aja udah berlayar....

Aster; Diriku dan Dirimu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang