Ingatlah rindu bukan perkara jarak
Sebab kita jauh atau dekat
Rindu akan terus bergerak***
Ali melangkahkan kaki masuk ke dalam mobilnya, Setelah berbicara singkat dengan prilly dia memutuskan untuk mencari angin segar diluar.
Dia butuh udara segar, berada di satu tempat dengan prilly ternyata tidak semudah bayangannya. Ternyata perasaan itu belum sepenuhnya hilang, walau sekian lama ia berada jauh dari prilly.
Dengan tangan gemetar ali memasukkan kunci mobilnya, Nala pasti akan bertanya-tanya kemana ia pergi tapi dia pasti akan menemukan alasan yang masuk akal untuk di sampaikan nya nanti pada gadis itu.Ali mengendarai mobilnya seperti orang gila, Melihat prilly ternyata membuat lukanya kembali terbuka. Semua kalimat yang terlontar dari bibirnya sama sekali tidak benar, mana mungkin dia bisa mengganti posisi prilly dengan kakaknya.
Tapi yg dia butuh kan saat ini adalah seseorang yang bisa mengubah perasaannya yg telah terperangkap dalam cinta yg telah lama ia tanam buat prilly, dia berharap Nala bisa melakukan itu untuk nya.Selama ini dia bisa menahan perasaannya walaupun perasaan itu menusuk-nusuk dadanya, tapi ketika kembali melihat prilly, dia seperti akan rubuh.
Tidak ia sangka ternyata perasaannya begitu kuat, untung saja dia masih bisa menahan semuanya kalau tidak dia pasti akan menyakiti hati banyak pihak, keluarganya, maupun keluarga Nala. Lebih-lebih ketika ia melihat sikap prilly yang seolah-olah seperti menuduh dia ingin membalas dendam.Apakah segitu besar rasa bencinya kepada prilly? Tapi keinginan untuk memeluk dan mengelus wajah gadis itu tidak pernah berkurang, malah hasrat itu semakin membelenggunya dan itu membuat diri nya merasa semakin hancur.
“Semoga jalan yang gw pilih ini benar, Ya Tuhan tolong aku” Gumam nya dengan jari jari yg mencengkram stir mobil begitu erat.
***
Prilly ingin menangis. Hatinya benar-benar hancur. Dia bahkan tidak tau apa yang harus dilakukannya. Yang dia tahu adalah dia harus meninggalkan rumah ini jika tidak ingin menjadi gila.
Ali telah mengungkapkan perasaannya untuk berusaha mencintai kakaknya dan jika itu terjadi apa yang akan terjadi dengan prilly? Dia akan selalu terjebak oleh perasaan cintanya, dan perasaan itu tidak akan pernah bisa ia ungkapkan sampai kapanpun.
Ia tidak mungkin menghancurkan hidup kakaknya dengan mengatakan kejujuran yg mungkin akan terdengar begitu pahit di telinga, orang tuanya pasti akan marah besar jika mereka tau hal itu, Lagi pula ali juga kelihatannya sudah mulai bisa melupakan dirinya. Itu baik buat mereka tapi jelas buruk buat prilly.
“prill...”
Nala masuk kekamar prilly dengan wajah berseri-seri bahagia, prilly memaksa bibir nya untuk tersenyum meski itu tidak mudah bagi nya.
“Dari tadi kita tidak punya kesempatan ngobrol berdua aja” Nala duduk di samping prilly sambil menepuk nepuk pundak adik semata wayang nya itu.
“Gimana Jerman?” tanya nya menatap wajah prilly
“Jakarta jauh lebih baik walau ada macet dimana-mana.” prilly mengangkat bahu nya acuh
“lo pasti bohong. Kalau di sana gak asik lo gak bakalan betah lama-lama di sana.” Nala tersenyum
“Gimana menurut lo dengan ali?”
Pertanyaan itu membuat prilly menatap kakaknya.
"Gw tahu kalian dulu sangat dekat, Kalian adalah sahabat yang sangat mengenal satu sama lain, sebelum akhirnya ali pergi ke luar negri”
Prilly hanya diam mendengarkan.“Apakah lo marah sama ali karena dia ninggalin lo??”
Pertanyaan nala kali ini membuat mulut prilly gatel untuk tidak bersuara
“Siapa bilang? Kenapa gw harus marah, Itu haknya ali, sama seperti hak gw untuk melanjutkan kuliah di tempat yang gw inginkan, tapi memang akhir-akhir ini kami tidak dekat lagi.” prilly menundukkan kepala lesu, memikir kan ali memang selalu membuat diri nya merasa begitu lemah.
“Tapi jangan khawatir bukan berarti gw tidak menyetujui pertunangan lo” prilly tersenyum kepada kakaknya.
Nala menghela nafas panjang “gw lega, Sejujurnya itulah masalah sebenarnya, Itulah yang menyebabkan gw tidak memberitahukan siapa tunangan gw sebelum lo sampai ke Indonesia, gw kira lo marah sama ali, dan jika lo tahu ali lah tunangan gw lo pasti tidak akan mau pulang” tepat sasaran, nala berbicara fakta yg memang saat ini prilly fikirkan.
“Siapa bilang? Gak mungkin gw melewatkan acara pernikahan kakak gw satu-satunya ini. Pernikahan lo pasti jadi pernikahan yang sangat meriah” prilly menyenggol bahu kakaknya disertai tawa renyah nya, lebih tepat nya, tawa yg di buat2 agar nala tidak curiga kepada nya
Bener saja, nala bahkan tampak malu setelah prilly mengatakan itu
"Lo tau prill, gw benar-benar mencintainya" ungkap nya tersenyum begitu manis
“Dulu gw mikirnya ali naksir lo dan justru lo lah yang akan menikah dengannya, tapi ternyata ketika gw menanyakan itu dengan ali, dia menjawab tida, dan aku pun sangat lega mendengar nya”
Prilly memandang Nala, raut bahagia begitu jelas terpancar di wajahnya dan prilly tidak mungkin tega menghancurkan itu semua.
Prilly tidak mungkin tega merenggut kebahagiaan itu dari kakak yang sangat dicintainya.
Prilly menggenggam tangan Nala,
“Ali tidak mungkin suka sama gw, Kami ini sahabat dan tidak akan lebih dari itu” ungkap nya“Bagaimana dengan lo, apa lo pernah menyukainya?”
Prilly kembali tertawa. “Tentu saja tidak, Kan gw udah bilang, kami ini sahabat dan sahabat itu mustahil menjadi cinta.”
“Syukurlah. Gw bisa menikah sama ali dengan tenang.” Nala tersenyum dan mengelus tangan adiknya.
“Well,” Nala beranjak dari tempat duduknya. “lo istirahat dulu deh. Besok lo harus temenin gw beli semua perlengkapan termasuk mencoba pakaian pengantin kami. Lo harus melihatnya. Sangat indah.”
“Bersama ali juga?”
“Tentu saja. Bersama ali dong.” Nala tersenyum.
"Gw mau cari ali dulu ya, dari tadi dia gak ada kelihatan. Lo istirahat ya adik gw yang manis.” Nala mencubit pipi adiknya lembut. Prilly hanya tersenyum memandangi kepergian kakaknya.
***
*TO BE CONTINUE*

KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN TERAKHIR (END)
RawakTentang dia yg dulu pernah aku hancurkan.. kini menjadi bayang bayang indah dalam hidup ku..