Part 11

289 30 1
                                    

jika cinta tak mampu  di ungkapkan  dengan kata.. mungkin  goresan pena dan deru  nafas yang mampu menyampaikannya

***

Sebulan, dua bulan, tiga bulan, prilly berhasil menjalani hidupnya di Jerman, kembali menjadi mahasiswi di universitas sana, kembali bergaul dengan teman-temannya, tapi hatinya tidak pernah kembali utuh, tidak pernah kembali seperti dulu ketika menyadari perasaannya kepada ali. Kepingan hatinya yang telah hilang belum kembali dan lukanya sama sekali belum sembuh total.

Beberapa bulan terakhir ini Prilly selalu menghabiskan waktu nya dengan  pergi menghibur diri ke pantai, mencoba untuk membuang perasaan yg selalu mengikis hati nya itu.

Tapi sayang, bukan nya menjadi lega hati nya malah semakin sesak ketika kaki nya mulai menginjak pesisir pantai, bayangan-bayangan ali semakin terlihat jelas di pelupuk mata nya hingga dirinya tidak kuat lagi dan jatuh pingsan.

Beruntung salah satu teman asrama nya menemukan prilly tergelatak pingsan di bibir pantai dan membawa nya pulang ke asrama.

Tidak ada kabar dari keluarganya setelah ia meninggalkan indonesia, bahkan kabar pernikahan kakaknya dan ali pun tak terendus di telinga nya, prilly sempat bingung kenapa,  tapi dia mencoba untuk berfikir realistis, Mungkin mereka masih terlalu sibuk berbahagia, nala dan ali juga mungkin sedang sibuk mengatur rencana bulan madu mereka dan  mengatur barang-barang di rumah baru mereka. Mereka pasti akan menjadi keluarga yang bahagia pikir nya.

Prilly selalu tersenyum getir setiap kali ingatan nya tentang ali kembali berputar di memorry otak nya, kisah2 nya yg begitu manis dulu kerap kali terlintas begitu saja di kepala nya, bahkan lagu yg dulu ali sempat nyanyikan untuk nya sampai sekarang  masih di jadikan list favorite di i-phod bahkan dia jadikan sebagai nada dering di ponsel nya.

Prilly memang bodoh, kenapa dia masih saja menyimpan hal-hal yg mengingatkan nya tentang ali, bukan kah dia akan semakin sulit untuk melupakan pria itu jika dia tidak segera membuang nya, tapi tidak mudah bagi prilly melakukan itu, prilly terlalu sayang untuk mengubur kenangan kenangan indah nya bersama ali, dia bertekad akan membiarkan semua itu tersusun indah di dalam memorry otak nya, tak peduli sesakit apapun hati nya ketika ingatan itu muncul secara tiba tiba.

***

Dari balik kaca cafe yg ia kunjungi, prilly memusatkan pandangan nya ke arah jalan raya yang sedang tergenang oleh air. Hujan menetes membasahi jalanan beraspal, mengotori sepatu para pekerja yang paginya telah disemir mengkilat, membuat para pejalan kaki repot dengan payung dan jas hujan mereka, membuat para wanita resah dengan tampilan mereka yang akan rusak karena ditetesi air hujan.

Di tengah lamunan nya itu prilly tiba tiba tersentak ketika menyadari sebuah siluet yang sedang berdiri di sebrang jalan sana tanpa payung tanpa jas hujan, ribuan tetes air hujan  membasahi tubuhnya tapi ia nampak seperti tak peduli, dia tetap berdiam diri di tempat nya seolah manekin jalanan.

Tanpa berpikir panjang lagi, prilly mengambil payungnya kemudian berlari ke luar café menuju ke arah dimana seseorang itu sedang berdiri dan menatapnya tajam.

"Astagaaaa.... "

***

*TO BE CONTINUE*

PELABUHAN TERAKHIR (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang