Menangis adalah satu satu nya cara paling ampuh untuk menumpahkan amarah yang terpendam
***
Hari-hari yang dihabiskan prilly di rumahnya bisa dibilang semakin mengerikan, dia harus menemani kakaknya dan ali ke sana ke mari sembari menonton semua kemesraan yg tercipta di antara mereka.
Prilly senang pulang ke rumah, dia senang berkumpul lagi bersama keluarganya, tapi setiap kali ali muncul di hadapan nya kebahagiaan itu segera berbalik 360 derajat menjadi sebuah penderitaan.
Parahnya, kapasitas kehadiran ali di rumahnya lebih besar bila dibandingkan dengan ketidakhadirannya.
“prilly.. ”
Rita menghampiri prilly yg tengah berdiam diri di ruang tengah rumah mereka, rita menggeser bangku dan duduk di samping nya, prilly menatap mamanya sekilas lalu tersenyum simpul, akhir-akhir ini waktunya hanya dihabiskan dengan diam dan melamun saja, tidak ada satupun yang bisa mengembalikan semangatnya, ia seperti hancur setiap detiknya, entah sampai kapan dia akan sanggup bertahan dengan kondisi seperti ini.
Rita kembali membuka mulutnya setelah memperhatikan anak gadisnya itu beberapa saat.“Apa ada yang kamu pikirkan saat ini, Nak?”
Prilly kembali memandang mamanya lalu menggelengkan kepala pelan.
“Seorang ibu selalu bisa membaca isi hati anaknya sayang”
Prilly kembali tersenyum. “Lalu apa yang bisa Mama baca?”
“Kamu sedang memikirkan sesuatu, yg benar-benar memakan pikiran dan badanmu” Wanita itu memutar badan anaknya supaya menghadap ke arahnya, di perhatikan nya prilly dengan teliti, mencoba mencari tau apa yg tengah di fikirkan anak bungsu nya ini hingga dia terlihat tak ada semangat sama sekali.
“Ada apa, sayang? Sejak kamu sampai disini tidak sedikitpun kebahagiaan tampak di wajahmu”
“Aku bahagia kok Ma, Aku bahagia dengan kebahagiaan papa mama dan kebahagiaan Nala” prilly kembali tersenyum.
Wanita itu balas tersenyum lalu membelai sayang rambut anaknya “Mama tau kamu bahagia jika kakakmu bahagia, kamu selalu tersenyum dan tertawa ketika melihat tingkah kakakmu, Tapi Nak, Apakah hati kamu gak disini?”
Prilly tersentak. “Maksud Mama?”
“Iya, apa ada yang tertinggal di Jerman?”
Prilly tertawa “Aku gak ngerti maksud Mama?”
Rita menarik nafasnya panjang mencoba menjelaskan yang tidak di pahami oleh prilly “Mama gak tahu masalahnya apa tapi yang jelas Mama yakin kalau ada sesuatu yang kamu pikirkan, lihatlah dirimu sekarang, kamu berantakan, mama gak tahan melihat kamu begini lebih lama lagi”
Prilly meremas tangan mamanya “Menurut Mama, cinta itu bagaimana Ma? Indah atau justru menyeramkan?”
Rita tersenyum "Jadi, laki laki mana nih yg bikin anak kesayangan mama galau begini"
"Iihhh Mama apaan sih, aku serius ma"
Melihat wajah malu-malu prilly rita tersenyum, setidaknya anak gadisnya ini mulai mau membuka hatinya untuk seorang pria saat ini, karna yg dia tau prilly tidak pernah mau membuka hati untuk pria manapun, banyak laki laki yg coba untuk mendekati nya, akan tetapi prilly selalu menutup akses buat laki laki itu masuk ke dalam hati nya, hal itu kadang membuat mereka menyerah lalu menghilang dengan sendiri nya, rita pernah bertanya pada prilly kenapa gak pernah pacaran, prilly malah menjawab dengan enteng nya ngapain punya pacar klo punya sahabat laki laki yg pengertian, yg sayang sama prilly melebihi pacar, begitu tutur nya.
Yaa Rita mengakui itu, karna memang fakta nya memang seperti itu, sedari kecil satu satu nya pria yg selalu di samping prilly hanyalah ali seorang, padahal usia nya sama ali terpaut satu tahun lebih tua dari nya, tapi apa peduli prilly yg penting dia nyaman sama ali kenapa tidak.
Dan sekarang ketika rita tau bahwa prilly tengah membuka hati nya buat laki laki lain rita seneng mendengar nya
“Tergantung bagaimana cara kita memandangnya sayang, Menurut kamu gimana?”
Prilly menarik nafasnya pelan.
“Selama ini aku selalu menganggap cinta itu indah ma, Seperti cinta aku sama Mama, Papa, dan Nala. Kalian selalu memberi kebahagiaan sama aku” prilly tersenyum kepada mamanya. “Tapi kadang aku juga mendapati kalau cinta itu malah justru menghancurkanku Ma, semakin hari aku semakin tersiksa oleh nya”
“Dia ada di Jerman ya?” tebak rita
Prilly mengernyitkan dahinya. “Jerman?”
Rita tersenyum “Iya, laki-laki yang kamu maksud itu”
Prilly tampak berpikir sesaat, mungkin memang lebih baik kalau mamanya mengira
laki-laki yang dicintainya saat ini memang ada di Jerman, karna dengan begitu mama nya tidak akan pernah curiga atas perasaan nya terhadap ali calon kakak ipar nya“Apa dia tahu bagaimana perasaan kamu?”
Prilly tersenyum kecut “Kalau dia tahu mungkin kejadiannya akan sedikit lebih simple ma, Aku gak mungkin memberitahu perasaanku karena ada sedikit halangan yang membuat aku gak bisa melakukannya”
“Gak ada yang gak bisa jika kamu mempunyai kehendak untuk melakukannya sayang”
Prilly hanya diam, dia bisa saja mengatakan perasaannya kepada ali dan menghancurkan pernikahan Kakaknya, tapi dia terlalu sayang kepada Nala, untuk merebut kebahagiannya itu adalah sesuatu hal yg tidak akan pernah di lakukan oleh prilly.
“Apa kamu ingin kembali ke Jerman?”
prilly tersentak, dia memang ingin kembali ke sana, sangat ingin. Karna Semakin hari dia berada di rumah ini maka akan semakin hancur pula hatinya, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan tersisa dari dirinya jika harus menunggu hingga pernikahan kakaknya selesai dilaksanakan.
“Tapi Nala?”
Rita menggelengkan kepala menepis ucapan prilly “Mama mencintai ke dua anak Mama, jika Nala bahagia maka kamu juga harus bahagia, Mama gak mungkin mengorbankan salah satu anak Mama demi kebahagiaan anak Mama yang lain, Mama hanya ingin berbuat adil sama kalian, karna kalian adalah permata hati mama, jantung mama”
Air mata prilly menetes, dia merasa sangat berdosa karena membohongi mamanya, tapi apa lagi yang bisa dia lakukan selain itu, Wanita itu menghapus air mata prilly begitu lembut, prilly berhambur ke pelukan mama nya dan menangis sejadi -jadi nya, tangis yg selama ini ia pendam seorang diri kini bisa prilly tumpahkan dalam pelukan mama nya, rita membelai lembut rambut prilly, mencoba menenangkan hati anak gadis nya itu
“Kalau kamu mau pulang ke Jerman, kita bisa mengatur keberangkatan kamu lusa, nala pasti mengerti, biar nanti Mama yang bilang pada nya"
“Terimakasih, Ma” ucap prilly dengan sisa tangis nya, dia melepaskan pelukan nya dari sang mama hingga Wanita itu tersenyum lalu mengecup kening anaknya.
“Mama hanya ingin kamu bahagia nak, kamu dan Nala adalah harta mama yg paling berharga”
Setelah mengucapkan kalimat itu rita beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan prilly sendirian di ruang tengah.
Sepeninggalan mamanya, prilly melanjutkan tangis nya, mungkin hanya itu yg bisa dia lakukan sekarang, prilly menangis akan kenyataan bahwa besok adalah terakhir kalinya dia melihat ali sebagai seorang laki-laki lajang, Kelak jika ia bertemu lagi ali pasti sudah menjadi suami Nala dan bahkan ayah dari anak-anak yang dilahirkan Nala.
****
*TO BE CONTINUE*

KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN TERAKHIR (END)
AcakTentang dia yg dulu pernah aku hancurkan.. kini menjadi bayang bayang indah dalam hidup ku..