Ini bukan akhir
Ini adalah awal dari sebuah perjuangan..
Sabar, adalah kunci utama kebahagiaan..***
"I love you prill... I love you more"
Kata kata yg pernah di bisikkan ali di telinga nya itu bener bener membuat jantung prilly berdenyut nyeri setiap kali ia mengingat nya, kata kata itu lembut bnget menembus ruang pendengaran nya tapi begitu perih menusuk ke dada nya.
"Selamat tinggal ali, semoga dengan kepergian aku ini kamu bisa lebih bahagia"
Prilly duduk memandang ke arah jendela pesawat, tatapannya nanar menatap kabut putih di luar sana.
Yaa hari ini prilly memutuskan untuk terbang kembali ke jerman, selain untuk menata hati nya kembali prilly juga harus melanjutkan kuliah nya yg sempat terbengkalai karna ia tinggalkan, entah apa yg di katakan mama nya pada nala hingga gadis itu dengan ikhlas melepas kepergian nya. kemarin setelah bercerita pada mama nya prilly masuk ke kamar buat istirahat tetapi belum sempat ia merebahkan tubuh nya di ranjang nala masuk ke kamar menghampiri prilly dan tiba tiba saja memeluknya erat, dia menangis meminta maaf. Prilly sempat kaget dan bingung tapi selang bebrapa waktu dia pun paham, prilly merasa bersalah karena telah membohongi orang-orang yang dicintainya, Ia juga sempat heran ketika papanya mengelus puncak kepalanya ketika dia akan berangkat tadi siang, seolah-olah mentransfer semua sisa energi yang dimilikinya.
Prilly mengedipkan mata merasakan air mata mengalir dipipinya, berapa banyak lagi air mata yang harus dia habiskan agar ia bisa melupakan seorang Arkanali Reindra.
***
Dengan gusar ali duduk di sofa tepat di samping nala, mengetahui bahwa prilly telah meninggalkan indonesia untuk kembali lagi ke jerman membuat fikiran ali kalut, jiwa nya mungkin berada disini tapi fikiran nya entah melayang kemana, mungkin saja terbawa oleh prilly ke jerman?
"Maafkan prilly ya li, mungkin dia tidak akan bisa menghadiri pernikahan kita, Ada masalah yang harus diurusnya hingga mengharuskan dia berangkat ke jerman secepatnya."
"Apa masalah itu lebih penting dari pernikahan kita?" Tanya ali sedikit kasar, sebenarnya bukan masalah itu yang membuat hati nya gusar, melainkan sesuatu yang tidak mungkin bisa dia jelaskan pada nala. yaaaa, tentang perasaan nya yg tidak rela untuk di tinggal oleh prilly dan nala tidak boleh mengetahui nya. Mungkin ali terkesan egois menyimpan hati untuk calon adik ipar nya sendiri. tapi apa yg harus dia lakukan, jika hati nya saja tidak bisa dia berikan buat nala, karna nala memang tidak pernah ada disana.
Ali menyesali keputusan prilly ini, Kenapa dia harus pergi begitu cepat? Kenapa dia harus pergi meninggalkannya begitu saja? Membayangkan jika kelak mereka bertemu dengan status ali yg telah menjadi suami kakaknya hampir membuat ali ingin meledak memikir kan nya.
"Sebenarnya.." Nala menyentuh tangan ali dan menceritakan semua cerita yg di sampaikan mama nya. Nala sempat tidak percaya akan cerita mama nya, tapi setelah mengkomfirmasikan langsung sama prilly, dia akhir nya percaya dan mengikhlaskan prilly pergi, kini kenyataan yg nala ketahui itu dia ceritakan kembali pada ali, semua mengalir begitu saja dari mulutnya hingga membuat ali terpaku dengan mulut terbungkam rapat.
"Jadi prilly mencintai seseorang di sana?" Tanya nya kemudian, nala menganggukkan kepala membenarkan.
"Dia hancur li, tatapan nya seperti orang yg tengah memikirkan sesuatu yg berat, tiap hari dia menghabiskan waktu nya untuk bengong dan melamun saja, Semakin hari prilly terlihat seperti kehilangan semangat hidupnya, seolah-olah hatinya tertinggal di tempat lain"
Ali diam, dia memang jarang memperhatikan prilly, walau mereka berhadapan sekalipun, bukan karna gak mau memperhatikan tapi hanya dengan melihat wajah wanita yang dicintainya itu dia seperti akan kehilangan pengendalian atas dirinya, ali seolah-olah tidak sanggup untuk menahan gejolak yg bergemuruh di dalam dada nya, dia takut tidak sanggup menahan diri untuk tidak berlari memeluk erat gadis itu.
"Apakah kamu tahu siapa laki-laki itu?"
Nala menggelengekan kepala tidak tau "Aku malah gak bakalan tau kalau bukan mama yang cerita ke aku, Aku bukan kakak yang baik ya?" Nala tersenyum getir kepada ali.
Ali balas tersenyum dan menyentuh wajah Nala "Kamu kakak yang baik kok, sangat baik malah" Nala balas tersenyum dan menyandarkan kepala nya di dada ali, apa yg di katakan ali memng tidak salah, nala adalah org yang baik, diri nya lah yg terlalu pengecut untuk berkata jujur bahwa gadis yg dia cintai sebenar nya adalah prilly bukan nala.
"Sebelum dia pergi, Aku sempat bertanya siapa laki2 itu, tapi dia hanya tersenyum tidak mau menyebutkan nama nya"
Mendengar penuturan nala, tubuh ali sempat menegang, namun beberapa saat dia mampu menguasai diri nya kembali.
"Aku hanya kasian dengan prilly, semoga kisah cintanya berakhir bahagia ya li" lanjut nala masih dengan sandaran nya
Ali sama sekali tidak mendengarkan perkataan Nala berikutnya, ia terlalu sibuk dengan pikirannya, siapakah laki-laki itu? Apakah lebih baik dari dirinya? Kenapa bukan dia saja yang dicintai oleh prilly? Ali merasakan hatinya semakin hancur berkeping-keping ketika menyadari tidak akan ada lagi harapan baginya untuk memiliki gadis bermata hazel itu.
***
*TO BE CONTINUE*
![](https://img.wattpad.com/cover/225760264-288-k509225.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN TERAKHIR (END)
RandomTentang dia yg dulu pernah aku hancurkan.. kini menjadi bayang bayang indah dalam hidup ku..