Apakah dewa laut itu bener bener ada..
Apakah ini jawaban dari semua kertas kertas yg aku hanyutkan?***
“Astaga Nala, apa yang kamu lakukan disini? ” prilly menghampiri kakaknya dan memayunginya, nala tersenyum.
"gw hanya mencari adik gw. Gw Ingin menemuinya.”
Prilly menarik tangan kakaknya membawanya masuk ke dalam café.
“Darimana lo tahu gw disini?” Tanya prilly Menyuruh kakaknya duduk dan memesankan secangkir kopi panas buat menghangatkan tubuhnya.
“Tadi gw ke asrama trus ketemu sama temen lo, Katanya kalo lagi gak ada kuliah lo sering menghabiskan waktu disini, Beruntung sekali gw melihat lo dari balik kaca ini, kalau tidak gw pasti nyasar di negara orang” Nala terkekeh.
Prilly memandang nala, ada yang aneh dari kakaknya itu, nala tertawa dan tersenyum tetapi matanya tidak demikian, prilly sperti melihat ada kesedihan tercermin disana.
“Kenapa lo tiba-tiba datang ke Jerman dan gak ngabarin gw sama sekali? Gw kan bisa jemput ke bandara dan lo tidak perlu sampai kehujanan begini”
Nala kembali tertawa " gw gak mau merepotkan adik gw yang sedang sibuk dengan lamunannya ini”
Prilly bungkam, ternyata nala memperhatikan nya dari balik kaca itu
“Apa yang sedang lo lamunkan? Dari tadi gw perhatikan lo sangat menikmati lamunan itu”
Prilly mengangkat bahunya. “Hanya memikirkan soal kuliah, Gimana kabar mama dan papa?” prilly berusaha mengalihkan topik pembicaraan, karna kalau di terus kan nala akan tau isi fikiran nya, karna prilly bukan orang yg jago buat ngeles.
“Baik” Jawab Nala “Kenapa lo gak bertanya soal ali.”
Prilly terkesiap lalu dengan segera mengganti kekagetannya dengan tawa gugup.
“gw tanyain mama sama papa dulu donk, baru suami lo" prilly berusaha sesantai mungkin menjawab pertanyaan nala "Jadi, apa kabar kakak ipar gw, gimana bulan madu kalian apakah menyenangkan?”
Nala diam lalu ia menarik nafasnya berat.
“Entah siapa yang bodoh sebenarnya di antara kita semua, Entah siapa yang merasa paling sakit.”
Prilly mengernyitkan dahinya tidak mengerti dengan ucapan kakaknya.
“Kami tidak jadi menikah.”
Duaaaarrrrr
Seolah ada petir menyambar, prilly terdiam kaku, ia menatap lurus ke dalam manik mata nala berharap menemukan semacam kebohongan yang dikarang oleh kakaknya. Tapi yang ada disana hanya tatapan sedih dan penderitaan yang teramat dalam, Nala kembali tersenyum.
“Ali mengakui semuanya tepat tiga hari sebelum pernikahan"
"Mengakui bagaimana perasaannya yang sebenarnya di depan keluarga kita dan keluarganya” Nala menyesap kopi panas yg di pesankan prilly tadi.
“lo gak bakalan bisa bayangin gimana marahnya mama dan papanya, Malam itu seolah-olah lokasi neraka pindah ke rumah kita” Nala terkekeh.
Prilly menggenggam erat meja, Jari-jarinya memutih, Kenapa ali melakukan perbuatan bodoh seperti itu.
“ali gak bisa disalahkan.” Nala menatap adiknya tajam “Yah walaupun dalam beberapa hal dia memang salah sih, Tapi selama 3 bulan ini dia berusaha menebusnya”
“Kenapa gak ada yang kabarin gw? Setiap kli gw menghubungi kalian gak ada satupun yg merespon?” Tanya prilly kemudian, Mulutnya kering tapi ia berusaha sekuat tenaga melontarkan pertanyaan yg selama ini mengganjal dalam fikiran nya.
“Karena semua ini ada kaitannya dengan lo, Karena gw masih terlalu sakit untuk mengatakan pernikahan ini gagal karena lo, karena adik gw sendiri”
Prilly merasa hatinya ditikam dengan timah panas mendengar kalimat yg terlontar dari mulut kakaknya barusan
“gw ingin mengobati hati gw dulu baru gw akan menemui lo langsung, mengatakan semuanya, dan meminta konfirmasi tentang sesuatu hal”
Nala kembali menatap prilly tepat di manik matanya, berusaha mencari-cari kejujuran disana “Apakah laki-laki yang lo cintai itu adalah ali?”
Lagi lagi Prilly terdiam, Nala mendesah, letih dengan semua kepura-puraan adik bungsunya ini.
“Akuilah, Cukup sudah semua kebohongan ini, prill.. Apa tidak pernah terpikir dibenak lo kalau kita akan menghancurkan keluarga kita dengan pernikahan itu”
“Tapi, gw gak ingin menghancurkan keluarga kita nal, Gw ingin lo bahagia”
“Tapi lo sudah melakukannya prilly, lo pergi bahkan sebelum acara pernikahan gw dilakukan, lo tidak tahu bagaiman risaunya mama, gimana semua urusan pernikahan terbengkalai sejak lo meninggalkan rumah, Sedangkan lo bisa duduk santai di sini sambil memandangi jalan raya, Apa yang ada di otak lo hah?!”
“gw….” Air mata prilly menetes "Gw cuma ingin lo bahagia”
“Tapi sikap lo ini membuat gw sengsara!!” bentak nala di depan wajah prilly, dia tidak peduli akan tatapan orang-orang yg berada di dalam caffe tersebut.
“Lalu, menurut lo apa yang harus gw lakukan hah?!” Suara prilly mulai meninggi “Apa harus gw katakan kalau gw mencintai ali lalu menghancurkan acara pernikahan kalian, melihat lo menangis, melihat mama dan papa remuk hatinya karna mengetahui acara pernikahan anak tertuanya gagal karena adik nya mencintai calon suaminya begitu? Apa yang harus gw lakukan Nala?! Apa?! Katakana ke gw!! biar gw lakukan itu semua buat lo!"
Nala membeku, untuk pertama kali nya dia melihat seorang prilly bereaksi seperti ini terhadap nya, apakah dia sudah keterlaluan?
"kalau lo jadi gw apa yang harus gw lakukan?!” Sambil terisak prilly menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, rasa nya dia ingin berteriak sekenceng kencang nya, situasi ini terlalu rumit bagi nya.
“lo tau nal, gw lelah dengan perasaan ini, gw ingin perasaan ini hilang dari hati gw tapi gw tidak bisa melakukannya, Rasa ini mengikis hati gw sedikit demi sedikit, gw tidak tahu apakah nanti gw masih akan mempuanyai hati untuk mencintai lagi atau tidak” lirih nya
“Kalau gw jadi lo, gw akan mengatakan semuanya sama ali, Mengakui perasaan dan kesalahan gw karena meninggalkan dia, gw akan mengatakan semuanya dan Mengakui semuanya”
"Lalu menghancurkan kebahagiaan lo begitu? "
Nala bungkam, dia tau bahwa prilly sangatlah menyayangi dirinya, dia bahkan tau prilly gak akan mungkin menghancurkan kebahagiaan nya begitu saja apalagi hanya gara2 cinta
“Bagaimana gw harus mengakui semuanya, ketika gw merasa bahwa gw gak pantas untuk mendapatkan cintanya lagi, Ketika gw merasa kalau dia membenci gw, Ketika gw merasa perasaannya ke gw sudah berubah menjadi benci, Bagaimana gw harus mengakuinya?!” prilly menyeka air matanya yang jatuh.
"Gw bahkan tidak tahu siapa calon tunangan lo selama gw berada di jerman, lo gak pernah mau kasih tau Sebelum gw menginjakkan kaki di rumah kan?, dan lo tau nal, setelah gw mengetahui bahwa ali lah laki-laki itu gw hancur, dunia gw seakan roboh, Gw salah Nala, gw akui itu, gw salah karena menghancurkan hati seseorang yang telah tulus mencintai gw, tapi percayalah gw sedang menjalani hukumannya saat ini”
***
*TO BE CONTINUE*
![](https://img.wattpad.com/cover/225760264-288-k509225.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN TERAKHIR (END)
RastgeleTentang dia yg dulu pernah aku hancurkan.. kini menjadi bayang bayang indah dalam hidup ku..