LT'08

1.7K 132 1
                                    

Kini seorang namja berkulit pucat sedang mondar mandir di teras rumah. Perasaannya cemas, Jam sudah menunjukkan pukul 21.23 malam tapi adik bungsu yang sedang di tunggunya pun tak kunjung pulang.

"Aishh,Kemana saja kau kookie-ya" Gumamnya pelan dengan langkah kaki yang masih mondar mandir.

Tidak lama kemudian, Sebuah mobil mewah berwarna hitam Berhenti di depan pagar Kediaman Keluarga Jeon.

Yoongi yang melihat Presensi jungkook sudah pulang dengan keadaan selamat, Hatinya merasa sangat lega.

Yoongi melihat Jungkook dari kejauhan.Ia baru merasa, kalau adik kecilnya sudah tumbuh menjadi Namja tampan. Hei, Baru sekarang kah yoongi merasa kalau jungkook sudah dewasa? Bahkan mereka tidak memberi kasih sayang pada Jungkook selama bertahun tahun pertumbuhannya.

Yoongi terlalu fokus, hingga ia tak merasa. Kini jungkook yang sedang dia awasi sudah ada di depan matanya.

"Hyung sedang apa kau di luar malam malam begini?" Tanya Jungkook yang membuyarkan Lamunan Yoongi.

Yoongi sempat tersentak, Tapi akhirnya dia hanya melirik Jungkook sekilas Lalu Masuk kedalam tanpa menjawab pertanyaan Jungkook.

"Apa hyung sedang menungguku?" Lirih Jungkook.

"Ah,, Iya. Aku yakin dia sedang menungguku" Sambungnya lagi dengan Senyum yang merekah di wajah tampannya Ini.

****













****

Jungkook sudah berada di kamarnya. Ia membersihkan dirinya terlebih dahulu, setelah itu ia Menuju meja belajarnya. Menata jadwal untuk bersekolah besok.

Sudah selesai menata Buku, Jungkook mengambil buku hitam kesayangannya. Ia mulai menuliskan Sekata dua kata di atasnya. Senyumnya selalu merekah ketika menuliskan sesuatu di Buku itu.

Tapi senyum itu Kini kian menghilang. Tiba tiba Jungkook merasakan lagi kepalanya berdenyut berkali kali lipat."Argghh..Kepalaku sakit sekali." Erangnya dengan menjambak rambutnya sendiri.

Rasanya jungkook sudah tidak kuat menahan kepalanya. Ia menundukkan kepalanya, Tapi sebuah cairan merah kental meluncur dari lubang hidungnya. Jungkook menyentuh Hidungnya sendiri, Ia membelalakkan matanya kaget ketika Melihat darah segar mengalir dari hidungnya.

Jungkook hendak berdiri Menuju kamar mandi untuk menghapus darahnya. Tapi apalah daya, Ketika jungkook berusaha berdiri, Ia malah kembali terduduk.Rasanya Ia sudah tidak kuat menahan tubuhnya sendiri.

Ia menaruh kepalanya diatas Buku Hitam yang menjadi tumpuan kepalanya saat ini. Darahnya berceceran dilantai, baju, Hingga kertas putih pada buku itu tidak lagi putih karena Bercak darah yang berceceran di atasnya.

Penglihatan Jungkook mulai memburam, Akhirnya mata itu tertutup sempurna. Jungkook langsung pingsan seketika.

****

Kini seorang Namja berbadan kecil tidak bisa tidur, Karena perutnya yang terus berbunyi. Ia merasa perutnya sangat lapar.

Ia beranjak dari ranjangnya untuk menuju dapur. Mencoba mencari sesuatu yang bisa mengganjal rasa laparnya.

Ia membuka pelan pintu kamarnya, Seperti biasa Jika Malam hari lampu lampu di rumah Ini akan Dimatikan. Hingga yang jimin lihat Kini Hanya kegelapan.

Ia berjalan mengendap endap seperti maling dirumahnya sendiri. Di dapur ia hanya mendapati dua potong sandwich. Tanpa babibu Jimin langsung melahap Sandwich itu dalam sekali Lahapan.

Tangannya beranjak Mengambil segelas susu dan meneguknya. Ia hanya meneguk setengah saja, Karena ia mendengar suara seperti rintihan sehingga menghentikan aktivitasnya.

"Eum,suara siapa itu?" Gumamnya sembari melihat sekeliling dapur.

"Tidak ada siapa siapa."

"Tapi suara siapa itu"

"Eoh, seperti suara jungkook" Lirihnya.

"Ahh tidak mungkin, itu hanya perasaanku saja" ucapnya meyakinkan dirinya sendiri Kemudian Ia segera meneguk habis susunya dan beranjak pergi dari dapur.

Ia melangkah berjalan di kegelapan. Langkahnya terhenti karena matanya menangkap sebuah ruangan yang keadannya masih terang benderang

"Eoh, Jungkook belum tidur?Kenapa lampu kamarnya masih menyala?" Gumamnya ketika melihat kamar jungkook dengan keadaan pintu terbuka.

Entah kenapa hasratnya ingin menghampiri Jungkook. Akhirnya ia melangkah menuju kamar Jungkook. Membuka sedikit pintunya. Pertama kali ia melihat pemandangan kamar yang sudah lama tak ia lihat lagi.

Dulu ia sering sekali tidur di kamar Ini bersama Taehyung dan Jungkook. Tapi semenjak kejadian itu,.Ia dan taehyung mulai menjauhi Jungkook dan meninggalkan Jungkook sendirian.

Tapi kini ia sadar, Ini semua bukan salah Jungkook. Tidak sepantasnya Jungkook terus menerus dijauhi karena sebuah kejadian yang jelas jelas bukan salahnya. Ia sadar ini semua sudah takdir dari tuhan.

Ia tersenyum miris mengingat perlakuan buruknya terhadap Jungkook. Jungkook hanya Anak polos yang tidak tau apa apa.Dia seharusnya disayang, bukan dijauhi seperti Ini.

Jimin berhenti menelisir isi kamar Jungkook. Karena Netra kelamnya menangkap sebuah sosok yang sedang telungkup di atas meja belajar

"Ah Kau tertidur rupanya" gumam Jimin

"Pantas saja pintumu masih terbuka lebar" sambungnya  dengan melangkahkan kaki menuju Jungkook.

Ia hendak memindahkan Jungkook ke Ranjang, Tapi aktivitasnya terhenti ketika melihat Banyak darah yang sedikit mengering berceceran di Dekat Jungkook.

"Omo!!" Kagetnya

"Jungkookiee...Ada apa denganmu" Panik Jimin dengan menggoyang kecil tubuh Jungkook.

Jimin menggendong Jungkook dan menaruhnya diatas Ranjang. Ia menepuk nepuk pipi jungkook agar Jungkook cepat sadar.

Dengan segera Jimin mengambil kain dan membersihkan darah yang ada di Hidung Jungkook. Setelah itu ia menaruh kembali Kain itu di Baskom yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Jimin beralih memegang Tangan Jungkook. Menggosok gosokkan dengan tangannya .Ia berusaha agar Jungkook cepat sadar. Tapi Nihil,,Jungkook tetap terpejam dengan lelapnya.

"Jungkookie, Ireona" Lirih Jimin yang mulai terisak.

Entah sejak kapan air mata mengalir dari kedua mata sabitnya.

"Hyung disini bersamamu. Kumohon Bangunlah" gumamnya lagi

"Hyung menyayangimu kookie-ya, Hyung tidak membencimu"

Jimin menangis dengan tatapan sendu yang setia ia layangkan Pada Jungkook.

"Ada apa denganmu hum?"

"Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya"

"Mianhee, Mianhee, Jeongmal Mianhee.selama ini Hyung selalu menyakitimu,Maafkan Hyung" Monolog Jimin.

Jimin terus meracau dan mengucap kata maaf di sela sela tangisannya. Ia berharap Jika Jungkook mendengar permintaan maaf dari nya. Melihat jungkook seperti ini sangat membuat hatinya mencelos sakit.

"Hyung berjanji akan menjagamu jungkookie. Hyung berjanji akan selalu ada untukmu" sambungnya Lagi tersenyum.

Jimin mulai membaringkan badannya di tempat kosong di samping Jungkook. Matanya mulai memberat, wajahnya memerah karena sembab. Akhirnya dia memutuskan Untuk menemani Jungkook dan tidur di samping Jungkook.

[BROTHERSHIP]
JEON JUNGKOOK
🔹

T b c.

Maaf ya,baru up.

Aku ga banyak omong,cuma mau ingetin jan lupa VOTE & KOMEN ya Yeorobun.

Terimakasih.

LAST TEARS || JK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang