LT'09

1.8K 124 0
                                    

°°°°

‍‍‍Pagi hari sudah tiba, Sang mentari mulai menampakkan sinarnya. Sebuah kamar kini terlihat terang karena sinar matahari yang masuk melalui celah celah jendela. Membuat sang pemilik kamar terbangun karena sinarnya.

Jungkook mulai membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah seorang namja yang tertidur disebelahnya. Keberadaan namja itu membuat jungkook penasaran.

"Eoh,Kenapa aku ada ditempat tidurku
" lirihnya

Jungkook mengucek matanya pelan. Ia memcoba mengingat kejadian semalam.

"Ah semalam aku berada di meja belajar kan, lalu kenapa ada disini" sambunnya

" Jimin hyung, dia juga kenapa ada di tempat tidurku" ucapnya masih belum mengerti dengan keadaan

"Aishh, aku tidak mengingat apapun setelah itu" racaunya.

"Apa jimin hyung yang memindahkanku? Apa itu alasannya dia berada di kamarku sekarang. Tapi tidak mungkin,,ini hanya mimpi. Tidak mungkin mereka memperdulikanku" Sambungnya lagi. Ia,masih bingung dengan apa yang ia lihat.Beberapa pertanyaan bermunculan di benaknya. Hingga ia terdiam sebentar,Mencoba menetralisir bahwa ini adalah mimpi.

Tanpa jungkook sadari, Sedari tadi jimin sudah bangun. Dan jimin mendengarkan semua gumaman jungkook. Sebelumnya,Jimin ingin menyapa Jungkook di pagi hari. Tapi itu tidak ia lakukan, karena mendengarkan Gumaman sang adik.

Jimin terhenyak dengan kata kata jungkook. Ia tak percaya Jungkook mengiranya ini hanya sebuah Mimpi. Apa dia terlalu keterlaluan dengan Jungkook Hingga Jungkook hanya menganggapnya sebagai ilusi belaka jika Ini sebenarnya kenyataaan. Keheningan mulai tercipta. Hingga akhirnya Jimin mulai memberanikan dirinya membuka suara.

"Apa kau menganggapku hanya sebagai Ilusi di mimpimu kookie-ya?" Ucap Jimin yang membuat jungkook sedikit tersentak dengan suara khas bangun tidurnya.

Jungkook yang mendengar ucapan jimin pun dengan segera menoleh ke arah Jimin."A-ah, Hyung b-bukan begi-.."

"Maafkan aku" Ucap Jimin memotong perkataan Jungkook.

"Mianhe,,Aku telah menyakitimu."

"Aku bukan hyung yang baik untukmu. Ah tidak, Aku tidak pantas Disebut sebagai Hyung. Diriku sangat buruk. Selama Ini aku mengacuhkanmu Kookie-ya. Aku telah menorehkan Luka besar dihatimu.Maafkan Aku,,,Tolong maafkan Aku" sambung Jimin.

Ia menunduk , Ia takut jika harus menatap Jungkook maka air matanya akan keluar.

Jungkook terdiam sebentar. Ia masih bergulat dengan fikirannya. Apakah tuhan sudah mengembalikan satu hyung nya? Kalau iya jungkook akan sangat berterimakasih Dan Sangat sangat berterimakasih

"Jimine Hyung"

"Jangan begitu nde . Kau hyung yang terbaik untukku. Aku sudah memaafkanmu jauh jauh hari sebelum kau meminta maaf padaku. Sudah sejak lama aku memaafkan Hyung. Seharusnya aku yang meminta maaf, karena aku kalian jadi kehilangan eom-"

"Tidak!!Tidakk kookie-ya!Kau bukan penyebab kematian mereka. Jadi jangan sebut sebut jika itu kesalahanmu. Itu bukan kesalahanmu, itu sudah takdir. Diriku yang bodoh ini terlalu larut dalam kesedihan Hingga kau yang menjadi sasaran kesedihanku. Maafkan Aku Kookie-ya. Kau pantas membenciku." Ucap Jimin yang lagi lagi memotong perkataan Jungkook. Air mata yang dibendungnya sudah tidak kuat di bendung. Hingga air mata itu lolos begitu saja dari mata sabit jimin.

Jungkook tersenyum simpul, Kemudian tangannya beralih menggenggam tangan jimin.

"Hyung, Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Aku tidak mau kau bersedih. Jadi tolong jangan menangis nee. Aku sudah memaafkanmu, Aku tidak akan membencimu hyung Aku menyayangimu.Sangat" Ucap jungkook sesekali mengelus lembut tangan Jimin.

LAST TEARS || JK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang