Bangun jauh lebih awal ketika tidak ada hal krusial yang harus dikerjakan adalah sesuatu yang nyaris tidak akan dilakukan oleh sebagian besar kaum rebahan. Mengumpulkan dan menyimpan tenaga sebanyak-banyaknya adalah prinsip utama mereka, dan tidur bisa mengakomodir keduanya. Maka dari itu, tidur kapan pun ada kesempatan adalah koentji.
Itu baru perkara tidur beserta bangunnya. Belum perkara lain seperti mandi yang katanya, tidak perlu mandi ketika tidak akan keluar rumah apalagi kalau sepanjang hari tidak melakukan apa-apa selain mendekam di ruangan ber-AC. Tidak ada yang perlu dibersihkan ketika tidak ada yang kotor.
Sekadar informasi, Dimitri termasuk salah satunya. Tapi dengan catatan, syarat dan ketentuan berlaku.
Bagun pagi dan mandi pagi ketika kelas pertama baru akan dimulai siang hari sama sekali bukan gaya Dimitri. Kenapa dia harus bangun pukul 7 ketika dia bisa bangun pukul 10? Kenapa juga dia harus mandi pagi ketika dia bisa mandi beberapa menit sebelum dia pergi?
Tidak. Dimitri tidak malas. Dia hanya berusaha tampil prima dengan caranya.
Berangkat dari kebiasaannya sejak kecil itu, maka sangat wajar jika Echan sampai terheran-heran melihat Dimitri yang tahu-tahu keluar dari kamar mandi dalam keadaan rapi dan wangi ketika jam di dinding bahkan belum menunjukkan pukul setengah 7 pagi.
"Jamnya rusak ya, Bang?"
Dimitri meninggikan alis sebelah, tapi kemudian menyamakan waktu yang ditunjukkan jam di dinding dengan yang ada di hpnya. "Bagus, kok. Kenapa?"
Echan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Lo bukannya baru ada kelas jam satu?"
"Iya."
"Terus?"
"Apanya yang terus?"
"Kok, lo udah ... mandi?"
"Ha?" Dimitri menatap bingung adiknya. "Emang kenapa kalau gue udah mandi?"
Echan meringis, bingung mau menjawab bagaimana. "Ya ... ya nggak kenapa-napa, sih. Cuma ya ... nggak biasa aja."
Echan masih belum mengenyahkan tatapan herannya dari Dimitri. Dia kembali memperhatikan penampilan kakaknya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
Aneh. Aneh banget!
Raut wajah bingung dan setengah tidak percaya yang terang-terangan Echan tunjukkan lama-kelamaan mulai mengganggu Dimitri, membuat dua bola matanya lantas berotasi. "Heh, kenapa lo ngeliatinnya gitu banget, sih? Emangnya salah banget gue mandi pagi kalau kelas gue baru mulai siang?"
Echan berdecak, lalu mendesah pelan. "Kagak salah, Bang. Cuma nggak biasa aja. Lagian ya udah sih suka-suka gue mau ngeliatinnya gimana. Mata, mata gue juga!"
"Awas mata lo lepas."
"Heh! Mulut lo, Bang!"
Dimitri terkekeh pelan. Dia kemudian menimbang-nimbang sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk memberitahu Echan. "Temen gue ada yang dirawat di sini juga, jadi mau gue jenguk dulu."
"Sekarang banget?"
"Iya."
"Pagi-pagi buta begini?"