Extra 2: Naora

951 80 4
                                    

Adalah kemalangan ketika mengingat dalam hidup kita tidak melakukan apa-apa, karena jika semua diingat dengan jelas kita akan menghadapi masa penderitaan di masa lalu, selamanya. Apa kita menginginkannya atau tidak, kita sudah kehilangan ingatan. Tapi ingatan yang tidak muncul saat ini bukan berarti hilang darimu. Kenangan kita dari saat itu ada di tempat terdalam di bawah kesadaran dan menanti untuk diingat suatu hari nanti. Oleh karena itu, setiap manusia akan berusaha menghapuskan kenangan buruk yang mereka punya dan menyimpan baik-baik kenangan yang mereka buat.

.

Bagi Kesha, Semarang adalah kota yang panas dan sibuk. Popularitasnya tidak kalah saing dengan Jakarta yang notabene merupakan ibukota Negara, sekaligus kota kelahirannya. Namun ada yang luar biasa dari Semarang. Setumpuk kenangan yang tidak sudi untuk Kesha tukarkan meski nyawa menjadi taruhannya.

Kesha berani bertaruh, jika saja ia punya mantra ajaib demi menghapuskan segala kemungkinan buruk di masa yang akan datang, seperti hilang ingatan, ia akan mengucapkan mantra itu tiap ia terbangun di pagi hari. Karena, ia tidak pernah rela hal semacam itu menimpa dirinya di usianya kini.

Kesha paham betul bahwa ia telah menjadi adiktif jika itu berhubungan dengan Naora. Ya, ini semua tentang gadis itu. Gadis yang isi mulutnya hanya berupa sumpah serapah. Gadisnya yang seusia dengannya. Gadisnya menjadi terapis pribadinya. Gadisnya mengisi pikiran dan hatinya. Kesha tidak pernah melupakan jejak hidup yang ia tinggalkan untuknya.

Kesha sibuk mengutuk. Merutuki dirinya, nasibnya dan ketakutannya yang tergambar jelas di kepalanya. Ia tidak sedang mabuk karena yang ia minum bukan alkohol, hanya kopi yang entah sudah gelas berapa yang ia tandaskan. Kesha hanya takut jatuh tertidur dan Naora lenyap tanpa pamit sehingga ia memutuskan untuk menunggu pagi dan kembali mendiskusikan perihal kepindahan gadis itu.

Tepat pukul 6.25, Naora keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Hanya kemeja berwarna mocca dan celana hitam yang gadis itu kenakan namun mampu menyihir Kesha untuk beberapa detik. Naora berjalan menuju counter, mengambil kotak sereal dan sekotak susu dari lemari es. Ia duduk berseberangan dengan Kesha dan dengan tenang mengunyah serealnya.

Sambil menyendokan sereal ke mulut, ia menatap Kesha. "Tumben jam segini udah bangun?"

Kesha bergeming. Heran dengan dirinya sendiri yang selalu saja terhipnotis dengan eksistensi gadis itu. Hingga ia tersadar, kini tatapan Naora begitu intens dan mulutnya juga berhenti mengunyah.

"Belum tidur?"

Bagi Naora, Kesha adalah teka-teki yang belum mampu ia pecahkan. Mogok tidur yang Kesha lakukan hari itu harus terhenti karena Naora menolak pergi kerja dengan alasan moodnya berantakan dan memilih berbaring bersebelahan dengan Kesha.

Kesha sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu. Ia berhasil tidur 2 jam lebih namun fakta bahwa Naora hanya berbaring menemaninya tidak juga tertidur memotivasinya untuk tidak tidur dengan nyenyak. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Kesha hanya mendengarkan deru nafas Naora yang begitu teratur di ceruk lehernya. Lengannya masih memeluk Naora dengan protektif, posisi memeluk sambil berbaring. Sesekali Kesha mengusap rambut Naora, wangi shampoo Naora menggelitik hidungnya.

"If you wake up already, just take a bath!" ujar Naora setengah kesal karena rambutnya dibuat berantakan oleh Kesha. Sementara Kesha terkekeh dan memelorotkan badannya hingga wajahnya berhadapan dengan wajah Naora.

"Ra! I love you," ada pendar aneh yang Naora temukan di mata Kesha saat mengatakan kalimat itu.

"Don't leave me, please."

Kali ini terdengar seperti bisikan namun sarat akan permohonan yang ingin Kesha sampaikan pada Noura bersamaan dengan saliva yang ia tukar lewat rongga mulutnya. Ciuman yang terasa begitu lama dan panjang tapi tidak dengan tergesa.

.

.

End of Extra

a/n: ini beneran ending loh ya. Tysm all❤

KeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang