3 a.m

1K 97 1
                                    

Alunan lagu Blue yang dinyanyikan Keshi menjadi latar belakang suara di kamar Kesha malam itu. Belakangan ia sering mendengarkan lagu itu karena Naora sangat menyukainya. Malam semakin larut namun Kesha belum juga pergi ke alam mimpi. Belakangan ia menjadi sangat sulit untuk tidur. Moodnya mudah sekali berantakan.

Tentu saja, Kesha tahu betul apa penyebabnya. Tiga bulan telah berlalu sejak ia mulai menjalin hubungan dengan Naora dan kian hari perasaan-perasaan negatif bermunculan meliputi dirinya. Seperti, akankan Naora tetap bersamanya setahun lagi, dua tahun atau lima tahun. Akankah hubungannya berjalan aman dan damai keesokan hari. Atau akankan perasaannya atau perasaan Naora tetap bertahan hingga bertahun-tahun kemudian atau mereka akan mulai bosan dan saling menjauh suatu saat nanti.

Kesha terus dihantui ketakutan yang hanya berakhir berputar di kepalanya sendiri. Ia hanya tidak ingin Naora beranggapan bahwa dirinya sangat annoying atau childish karena meributkan hal-hal sepele semacam itu. Karenanya, ia memilih bungkam.

Dering ponsel membuyarkan lamunan Kesha. Ia meraih benda pipih itu dan sedikit heran ketika layarnya menampilkan nama Naora. Ini masih pukul tiga, bukan waktu yang tepat untuk menghubungi seseorang. Kesha mengusir segala kemungkinan yang bermunculan dan memilih menerima panggilan.

"Halo, Ra?"

Hai

"Lo kenapa?"

Ada sunyi yang menjeda pembicaraan mereka. Kesha sedikit gelisah.

Hey, when this semester end let's moving out and live together.

"Ra, lo baik-baik aja kan? Lo belum tidur atau gimana sih?"

I'm serious. Can I?

"Yes. Let's do it!"

Hanya terdengar hembusan nafas Naora beberapa detik kemudian.

"Sha, lo lagi dengerin lagu Keshi ya?"

"Iya, gue mulai suka lagu-lagunya."

"Lo tau nggak, nama kalian hampir mirip. Makanya gue suka."

Kesha tersenyum, hatinya menghangat. Pukul tiga dini hari ini tidak buruk juga baginya.

"Kesha, makasih ya udah hadir di kehidupan gue."

Sambungan telepon diputus secara sepihak namun tidak ada kemarahan dari pihak lainnya. Ia hanya sibuk menatap layar ponselnya yang lama kelamaan menghitam dan memantulkan bayangan dirinya. Kesha mendapati ekspresi wajahnya yang tidak terdefinisikan, antara mengantuk dan merindu.

.

.

tbc.

KeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang