17 - Peringatan

101 14 9
                                    

Now playing | Hari ini esok dan seterusnya.

~~~

A/N: Vote dan jangan lupa follow instagram dibawah ini:
Safiraalanaa
Elangmanggalaa
Zeandavidson
Fransiscoalgifari_
Maurencintyabella
Lalunajessica
Claudiaputri1919

---------------

Aku jadi semakin takut dengan kamu sekarang. Rasanya kamu benar-benar berbeda. Segitu tidak sukanya kamu padaku?

***

Di atas motor sport itu, Safira menatap ke arah jalanan. Tatapannya kosong. Ingatan tentang Mona dan Elang kembali memasuki pikirannya. Seketika ia ingat tadi, saat Elang tak menolak apapun perlakuan Mona terhadapnya. Kalaupun merasa sedikit terganggu, ia hanya menggertak kecil pada Mona.

Laki-laki berbadan tegap dan berambut agak kecoklatan itu. Keynan Alfarizi. Dari tadi, laki-laki itu terus mengajaknya berbicara. Tapi, ia tidak menjawabnya sama sekali. Hanya mengacanginya.

"Diem mulu lo, Sap. Masih badmood juga?"

"Bentar lagi kita mau sampai di mall. Happy dong! Jangan diem aja kayak gitu."

"Kan mau beli buat peralatan camping."

Tapi, tetap tak mendapat respon dari Safira.

"Muka lo pucet banget, Sap," Ungkap Keynan baru sadar, saat melihat wajah Safira lewat kaca spionnya.

Tatapan gadis itu masih sama. Kosong. Seakan gadis itu tidak sadar dia sedang dimana sekarang.

"Sap. Lo jangan banyak pikiran."

"Nanti, lo sakit," Tambahnya karena bisa merasakan gadis itu sedang banyak pikiran.

"Sap. Kita makan dulu aja ya?" Tawarnya tapi tetap saja, tak mendapat jawaban dari gadis itu.

Keynan akhirnya memberhentikan motornya di pinggir jalan. Lalu, menolehkan kepalanya ke belakang. Safira masih diam saja. Tidak sadar, bahwa motor Keynan telah berhenti.

Keynan turun dari motornya, lalu memegang kedua pundak gadis itu. Membuat gadis itu tersentak dan langsung bertatapan dengan bola mata hangat laki-laki itu.

"Lo kenapa masih badmood?" Tanyanya lembut masih dengan tatapan hangatnya. Keynan memang mempunyai tatapan yang hangat dan teduh.

"Gue nggak badmood," Jawabnya kemudian, setelah lama tidak berbicara. Lalu, gadis itu menundukkan kepalanya.

Tangan Keynan terulur ke dagu Safira. Ia mengangkat dagu Safira, sehingga gadis itu mendongak dan tatapannya kembali bertemu dengan tatapan Keynan yang kini tampak khawatir dengannya.

Sebelah tangannya, ia letakan di dahi Safira, lalu di dahinya. Untuk mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Lo panas. Lo sakit, Sap. Kita ke rumah sakit, ya," Ujar Keynan membuat gadis itu menggeleng lemah.

"Gue baik-baik aja. Cuma kecapekan aja, Key," Tegasnya lemah. Kali ini suara gadis itu terdengar lemah. Sepertinya gadis itu benar-benar sakit.

Keynan menggeleng kecil.

Lo sakit, Sap. Gue nggak mau orang yang gue suka sakit. Gue nggak sanggup liat lo sakit kayak gini.

"Lo harus ke rumah sakit. Gue nggak mau nanti tante Serina khawatir sama lo," Ucapnya kemudian, lalu kembali menaiki motornya dan langsung menancap gas motornya menuju ke rumah sakit yang terdekat dengan tempatnya berada.

Safira : She Is a Good PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang