03 - Semuanya Menyebalkan

156 23 5
                                    

Cuek.
Bukan berarti tidak suka.

~~~

Ada yang mau jadi Rp cerita ini?

***

Viko mendorong bahu Buyung, lelaki yang memiliki rambut cepak yang mengenai bola ke Elang tadi.

"Gimana sih lo?nggak bisa main?"Bentaknya kesal.

"Tanggung jawab lo duyung!" Timpal Frans sambil meletakan kedua tangannya di depan dada.

"Buyung anjir!" Ucap Viko membenarkan.

Buyung yang dibentak seperti itu menundukan kepalanya.

"Sorry banget. Gue nggak sengaja...beneran nggak sengaja.."

"Nggak sengaja pala lu peyang. Lo punya mata kan?! Palanya bejol gara lo duyung!" Ucap Frans lagi.

Zean melirik Buyung yang sudah panas dingin lalu, ia menghembuskan napasnya pelan.

"Cabut. Susul Elang mendingan," Sarannya yang disetujui oleh keduanya dan berangsur pergi meninggalkan Buyung yang sudah keringat dingin.

***

"Pangerannn!"

"Tunggu!"

"Pangeran! Tungguin gue!" Panggil Safira yang masih mengejar laki-laki itu. Yang dikejar malah terus berjalan, tanpa peduli dengan panggilan cewek itu yang sudah ngos ngosan meneriakinya.

Safira kembali mempercepat larinya, ia menggapai tangan kekar Elang dengan kedua tangannya. Yang akhirnya membuat Elang berhenti.

"Apa lagi?" Tanyanya tegas yang membuat Safira meneguk ludahnya pelan.

"Eh, itu pelipis lo," Ucap Safira pelan sambil menampilkan deretan gigi putihnya.

Elang menghembuskan napasnya kasar sambil menatap cewek di depannya ini.

"Lang..." Panggil Frans dan Viko dari kejauhan diikuti oleh Zean yang membuat Elang melirik ke arah mereka. Elang refleks melepaskan genggaman tangan Safira tadi.

"Lo nggak apa, Bre?"tanya Frans sembari menepuk pundak Elang pelan.

"Santai. Lecet dikit," Jelasnya yang membuat keduanya mengangukan kepalanya.

"Terus ngapain lo masih disini? UKS dulu sana,"Ujar Viko peduli.

"Ya, gue mau ke UKS. Tapi...."

Ia melirik ke arah Safira, membuat ketiganya ikut melirik. Safira yang ditatap seperti itu refleks menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Gue nggak mau dia ikut ke UKS," Sambung Elang yang membuat Safira melotot ke arah Elang.

"Kok gitu sih? Gue kan cuma mau bantuin lo aja," Jelas Safira sambil mencebbikan bibirnya.

Frans menepuk bahu Safira pelan.

"Udahlah, Fir. Lo dengar sendiri kan kata Elang apa! Lebih baik lo kembali ke lapangan, entar kena marah Ibu Endang lo kabur," Saran Frans.

"Tapi-----"

"Nggak ada tapi-tapian. Dengar sendiri kata Elang. Jadi nggak usah ikut!" Timpal Viko lalu berangsur pergi yang diikuti oleh ketiganya dan meninggalkan Safira yang lagi-lagi sendiri.

***

Elang mengetuk pintu UKS, lalu masuk ke dalam ruangan berwarna putih itu. Seorang wanita tampak tua menghampirinya.

Safira : She Is a Good PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang