Manusia memang bodoh jika soal cinta. Berharap tanpa kepastian, dan tetap memilih jatuh hati kepada orang yang bahkan selalu mengecewakan. Selalu berpikir akan ada kesempatan, tapi dia tetap mengecewakanmu berkali-kali.
Lantas untuk apa harapan dibu...
Hai guys, jadi kali ini aku mau infoin sesuatu yang penting. Maaf banget kayaknya aku bakalan jarang update untuk cerita hello angel dan safira. Karena ya kalian juga tahu, sekolah udah mulai masuk. Jadi, bakalan banyak tugas. Tapi, tenang aja. Aku bakal usahain secepatnya update part terbaru. Jadi, tetap stay ya😘
//Happy reading//
Nowplaying | Just I Love You
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Safira Alana Putri
Suasana pagi yang dingin, kini dapat dirasakan di kasur empuk milik Safira. Suhu dingin dan nyaman membuat tidur gadis itu makin terlelap. Sebuah suara dering telepon menganggu tidur nyenyaknya, tangan gadis itu bergerak dengan sendirinya mencari handphone yang berdering dengan mata yang masih tertutup.
"GUE...GALAU."
Safira refleks menjauhkan handphonenya dari telinga. Suara orang itu di telepon cukup melengking. Ia membuka matanya malas melihat siapa yang kini tengah berteriak dengannya.
"Kenapa sih nelpon pagi-pagi gini?" ucap Safira dengan suara seraknya. Matanya kembali menutup setelah ia tahu ternyata yang menelepon adalah Mauren.
"Gue galau anjir. Lo harus denger curhatan gue pokoknya," ucap Mauren sambil terisak.
Safira menghela napasnya pelan, ia kembali membuka matanya.
"Di sekolah nanti aja cerita. Gue ngantuk."
"Heh, ngantuk pala lo peyang. Sahabat lo nih lagi galau, lo nggak boleh tidur njir."
Mauren kembali terisak di seberang telepon membuat Safira menghela napasnya pelan.
"Yaudah cerita."
"Frans jahat, Fir."
"Kenapa lagi pacar lo? Berantem mulu perasaan lo berdua."
Akhirnya Mauren terus bercerita dengan Safira panjang lebar sehingga membuat Safira harus mendengarkan curhatan dipenuhi isak tangis itu. Sampai tak terasa sudah satu jam mereka menelpon.
"Eh, lo udah ngerjain tugas Bu Koma belum?" tanya Mauren yang akhirnya mengganti topik pembicaraan.
"Tugas Bu Koma? Emang ada?" tanya Safira binggung.
"Ada, anjir. Lo gila banget sih kalau belum ngerjain tugasnya Bu Koma."
"Masa sih ada tugas, Mau? Kok gue nggak tahu."
"Anjirlah lo, Bu Koma umumin di papan tulis minggu lalu itu apa. Wah, ketahuan lo. Sering tidur waktu jamnya. 50 soal gile."
"Serius?? Emang lo udah?" tanya Safira sedikit panik, karena ia tidak tahu jika ada tugas hari ini.
