01 - Cakep Juga

266 26 15
                                    

Banyak sekali arti kata 'Teman'. Jangan pernah salah menilai kata 'Teman' itu. Karena terkadang artinya berbeda-beda.

~~~

"JIHANNNNNNN."

Elang terbangun dari tidurnya, ia mengusap wajahnya kasar. Lagi lagi kenangan masa lalu itu hadir di mimpinya.

"Den Elang, bangun atuh," Teriak Bi Ija, pembantu Elang sejak ia masih kecil.

"Sekolah Den. Nanti terlambat!"

"Den Elang," Panggilnya lagi sambil mengetuk ngetuk pintu kamar Elang.

Elang berdecak sebal, dari tadi kan dia sudah bangun sejak memimpikan masa lalu itu.

"Ya," Teriak Elang setelah ia masuk ke dalam kamar mandi.

Dan setelah itu, suara gedoran puntu itu pun mengilang.

Tak butuh waktu lama, ia sudah selesai mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Sekolah baru lebih tepatnya.

Baru saja turun dari anak tangga kamarnya, ia sudah dihadiahi tatapan tajam dari Tora, ayah kandungnya yang sangat menyebalkan.

"Elang, sarapan dulu," Tegur Tora sambil menatap tajam Elang.

Elang tak menghiraukan panggilan itu, ia terus berjalan melewati meja makan tanpa peduli dengan ayahnya yang sudah berkacak pinggang siap untuk memarahinya.

"Hei, Elang! Terserah kamu mau sarapan atau tidak. Saya tidak peduli! Tapi, saya peringatkan sama kamu. Jangan berbuat yang macam macam di sekolah baru kamu,"Tegasnya sambil terus menatap tajam Elang.

Elang melengos keluar rumah begitu saja.

"ELANG! Dengarkan saya,"Teriak Tora, suaranya naik beberapa oktaf membuat Valen, istrinya membantu menenangkan Tora.

"Udah, mas. Jangan marah-marah terus,"Ujar wanita yang umurnya lebih muda dari Tora itu. Ia mengusap-usap punggung suaminya.

***

"Mati. Mati. Mati. Mati. Mati gue!" Gerutu gadis perempuan yang memiliki rambut panjang bewarna hitam bergelombang dibagian ujungnya.

Ia terus melirik jam bewarna pink yang melekat di pergelangan tangan kirinya.

Ia menghentak hentakan kakinya kesal ke aspal karena tak kunjung menemukan angkutan umum yang lewat di depan rumahnya. Ia akhirnya memutuskan untuk berjalan sambil mencari angkutan umum yang lewat.

Ia memicingkan matanya ketika melihat ada sebuah angkot yang sedang berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri.

Buru-buru, ia berlari ke angkot itu dan langsung menaiki angkot itu.
Ia duduk di dekat pintu agar nanti ia bisa keluar dengan mudah.

"Mang ke SMA DIRGANTARA kan?" Tanyanya memastikan yang dibalas anggukan oleh supir angkot itu.

Waktu terus berjalan dan sudah hampir sepuluh menit ia menunggu di angkot ini tapi, tidak berjalan juga.

Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Pantas saja. Kenapa ia baru sadar, kalau hanya ada ia dan supir angkot ini disini.

Safira : She Is a Good PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang