"Hahhh~ melelahkan sekali!"
Akhirnya jam pulang sekolah tiba. Beruntunglah Changkyun dan Jooheon sekelas hingga Jooheon bisa menempeli kemanapun Changkyun pergi. Mereka tidak mungkin berpisah dengan raga yang tertukar seperti ini.
"Ya, ayo pergi ke mall." Ajak Jooheon.
"Eh? Tapi kan aku ingin mengerjakan tugas."
Jooheon merotasikan bola matanya. "Tugas itu masih dikumpulkan minggu depan!"
"Tapi aku tidak mau menunda- ya~" Changkyun jelas saja protes karena Jooheon tiba-tiba menarik tangannya untuk segera ke gerbang depan dan itu cukup mengundang tatapan aneh dari para murid di sekelilingnya.
"Apa yang kalian lihat??" Bentak Jooheon yang tentu saja menggunakan raga Changkyun itu.
"Ya kutu buku! Kau salah makan? Atau apa?? Berani sekali menyeret Jooheon sesuka hatimu??"
Changkyun yang mengerti situasi pun segera menengahi. "A-aku ada urusan dengannya."
Setelah itu gantian Changkyun yang menarik Jooheon dan cepat-cepat masuk ke dalam mobil jemputannya.
"Kau ini, berhati-hatilah."
"Mereka menyebalkan!"
"Tetap saja kau harus hati-hati. Apa kau mau di bully?" Tanya Changkyun yang membuat Jooheon mendengus.
"Baiklah, baiklah, ini salahku. Sudah sekarang ayo kita ke mall!"
"T-tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian! Kau bawa dompetku kan? Aku mau membeli sesuatu."
Changkyun akhirnya hanya bisa pasrah. "Iya sudah terserah kau saja."
Mereka akhirnya pergi ke mall sesuai dengan keinginan Jooheon dan Jooheon langsung menyeret Changkyun ke toko ponsel.
"Kau mau yang warna apa?" Tanya Jooheon setelah mereka berhenti di bagian ponsel yang sama persis dengan milik Jooheon.
"E-eh... kenapa bertanya padaku?"
"Aku akan membelikannya untukmu, agar kita lebih mudah berkomunikasi."
Changkyun menggaruk pelipisnya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Jooheon. "Tapi... ini sangat mahal."
Jooheon menghela nafas. "Jangan pikirkan harganya."
Changkyun menggeleng kuat. "Beli yang lain saja ya?"
"Memangnya kau mau yang mana?"
Changkyun segera berkeliling toko dan berhenti di depan contoh ponsel dengan harga paling murah. "Ini saja."
Toh Changkyun hanya akan menggunakan ponselnya untuk menelpon atau mengirim pesan saja, begitu pikirnya.
Jooheon mendengus kemudian kembali menyeret Changkyun ke tempat semula. "Kau pilih saja warnanya. Dan aku tidak menerima penolakan."
"Tapi kan-"
"Cepat pilih atau kucium kau disini!" Ancam Jooheon yang membuat Changkyun menunduk takut kemudian segera memilih warna kesukaannya, biru.
Keduanya kemudian memutuskan untuk makan terlebih dahulu di sebuah cafe setelah membeli ponsel untuk Changkyun.
Jooheon terlihat sibuk mengutak-atik ponsel barunya sedangkan Changkyun menatapnya dengan penasaran.
"Apa yang kau lakukan?"
"Tunggu sebentar."
Changkyun menurut dan menunggu hingga Jooheon selesai dengan urusan ponselnya.
"Nantinya ponsel ini akan jadi milikmu setelah kita bertukar tubuh kembali."
"Tapi aku tidak tahu cara menggunakannya."
"Sini, duduk sini." Jooheon menepuk kursi di sebelahnya dan Changkyun menurut.
"Keluarkan ponselku, akan kuajari."
Jooheon kemudian mengajari Changkyun dengan sabar, sesuatu yang sebenarnya sangat mustahil dilakukan oleh seorang Lee Jooheon.
"Kau mengerti sekarang?"
Changkyun mengangguk dengan semangat. "Eum!"
"Ya sudah, aku juga sudah menyimpan nomor barumu di dalamnya, jika terjadi sesuatu cepat hubungi aku, mengerti?"
"Ne~"
***
Jooheon memasuki rumah sederhana milik Changkyun, menghela nafas saat mendengar pertengkaran orang tua Changkyun.
"Mereka ini apa tidak bosan bertengkar terus?" Gerutu Jooheon kemudian melewati kedua orang tua Changkyun yang sibuk bertengkar.
"Lihat! Anakmu itu bahkan tidak tahu sopan santun!"
Jooheon yang merasa dibicarakan pun menghentikan langkahnya. "Siapa? Aku?" Tanyanya menunjuk dirinya sendiri.
Tuan Im semakin berang dengan gaya bicara anaknya yang dinilai tidak sopan itu. "Kau!" Dan sebuah vas bunga dilemparkan ke arah Jooheon. Dengan sigap Jooheon menangkisnya dengan lengannya, mengakibatkan luka gores di lengannya itu.
"Apa semua memang harus diselesaikan dengan kekerasan?" Jooheon mendecih kemudian menatap nyalang kedua orang tua Changkyun. "Hidup anak kalian ini sudah cukup menyedihkan dan harus menyaksikan tingkah konyol kalian yang selalu berkelahi, berkelahi dan berkelahi!"
Jooheon kemudian berbalik dan kembali meninggalkan rumah sederhana Changkyun itu dengan hati yang dongkol.
"Bagaimana bisa mereka sebagai orang tua malah bertengkar setiap harinya?? Hah~ aku tidak habis pikir!"
Jooheon kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Kau sibuk?"
"Eum, aku sedang mengerjakan tugas."
"Aku ke sana sekarang."
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
annoying! (Jookyun)✔✔
Fanfiction"kenapa kau selalu menggangguku??" "tidak ada alasan. aku hanya suka mengganggumu!" "hiks... aku sudah tidak tahan." "KYAAAA!! Kenapa wajahku berubah?!" "YA!! Apa yang kau sentuh, bodoh?!"