014

559 106 4
                                    

Cuma mau reminder, ini lagi mode bodyswitch.

Badannya Jooheon dipake Changkyun.
Badannya Changkyun dipake Jooheon.

Biar gak bingung aja, soalnya gue yang ngetik juga kadang masih bingung, wkwkwk

Enjoy!




























"Huahhh! Akhirnya bisa pulang juga!"

Jooheon berseru senang karena diperbolehkan pulang setelah 1 minggu ia menginap di rumah sakit. Jooheon sudah bosan hanya berada di kamar dan juga harus memakan makanan rumah sakit yang tidak enak itu.

Changkyun hanya terkekeh pelan melihat raganya yang sudah sembuh itu, hanya saja luka-lukanya masih berbekas. Namun Jooheon mengatakan untuk tidak khawatir karena nanti ia akan meminta ibunya untuk membelikan cream untuk penghilang bekas luka.

Changkyun tidak terlalu mempedulikan bekas lukanya, hanya saja pemuda manis itu kasihan pada Jooheon yang jadi ikut merasakan rasa sakitnya.

"Kau mau mampir dulu?" Tanya Changkyun setelah jemputan keduanya datang.

"Hmmm... sepertinya mampir ke resto BBQ tidak buruk. Aku ingin makan daging!"

Changkyun kemudian menyampaikan keinginan Jooheon kepada supir keluarga Lee itu agar singgah di resto BBQ kesukaan Jooheon.

"Jooheon-ah."

"Hm? Wae."

"Itu... tentang ibuku... bagaimana?"

Jooheon menghela nafas pelan. "Maaf harus memberitahukan ini padamu. Tapi... beberapa hari yang lalu, anak buah ayahku memberi kabar bahwa ibumu... harus dirawat di rumah sakit jiwa karena mentalnya terganggu."

Jooheon bisa melihat Changkyun menundukkan kepalanya, kemudian merangkul pundak Changkyun. "Jangan sedih begitu. Kita masih bisa mengunjungi ibumu tapi tidak dalam waktu dekat ini karena ibumu masih perlu waktu untuk pemulihan."

Changkyun mengangguk kemudian mengangkat wajahnya dan tersenyum manis ke arah Jooheon. "Terima kasih ya."

"Heum, sama-sama."

Mobil yang mereka tumpangi itu kemudian berhenti dan kedua pemuda itu turun, masuk ke dalam resto BBQ tujuan mereka dan menghabiskan waktu di sana untuk makan siang sambil sesekali bercanda.

***

"Hahhh~ kenyangnya!" Ucap Jooheon sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Sementara waktu ini, Jooheon yang berada di dalam raga Changkyun memang akan tinggal di mansion keluarga Lee. Lagipula di rumah Changkyun juga tidak ada orang dan Jooheon hanya perlu meminta orang suruhannya untuk mengawasi rumah itu dan sesekali membersihkannya.

"Mandi dulu. Tubuhmu itu bau asap daging." Gerutu Changkyun kemudian berjalan ke arah lemari dan mengambil 2 pasang baju untuk dirinya dan Jooheon.

"Tidak mau~ aku mengantuk!"

"Ya, Jooheon-ah. Nanti kasurmu bau asap semua. Ayo mandi!"

Jooheon kemudian menyeringai kecil dan menatap Changkyun. "Kau mengajakku mandi bersama begitu?"

Dan wajah Changkyun tentu saja memerah parah. "T-tidak! Mesum sekali pikiranmu itu!"

"Hey, lagipula tidak masalah kan? Kita sama-sama laki-laki dan hanya akan melihat tubuh masing-masing." Jooheon terus saja menggoda Changkyun.

"T-tapi... tetap saja! Sudahlah! Aku akan mandi duluan!"

Changkyun dengan cepat mengambil handuk dan juga baju gantinya sebelum berjalan sambil menghentakkan kakinya ke arah kamar mandi.

BLAM!

Pintu itu tertutup dengan keras membuat tawa Jooheon pecah detik itu juga.

"Astaga! Kenapa dia menggemaskan sekali sih?"

***

Changkyun sedang duduk sambil membaca novel yang ditemukannya beberapa waktu lalu di perpustakaan sekolahnya ketika Jooheon keluar dari kamar mandi, berpakaian lengkap dan handuk kecil melingkar di lehernya untuk mengeringkan rambutnya.

"Membaca apa?" Tanya Jooheon sambil duduk di samping Changkyun.

"Eoh... ini... Aku menemukannya di perpustakaan sekolah dan ceritanya seperti kita ini."

"Maksudmu, bertukar raga?"

Changkyun mengangguk kemudian menutup buku tersebut setelah meletakkan pembatas buku pada halaman terakhir yang ia baca.

"Kau ini selalu saja begitu. Keringkan rambutmu dengan benar atau kau akan masuk angin."

Jooheon dengan santainya malah menyerahkan handuk kecil yang melingkar di lehernya itu ke arah Changkyun. "Kau saja yang keringkan."

Changkyun menggerutu tapi tangannya tetap mengambil handuk yang terulur itu dan mengerikan rambut Jooheon dengan lembut. Posisinya saat ini adalah Jooheon yang duduk di pinggir kasur, memunggungi Changkyun yang berlutut di belakangnya.

Tiba-tiba saja Jooheon mendongakkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

"K-kenapa?" Tanya Changkyun gugup.

Jooheon tersenyum kecil, semakin lama semakin lebar.

"Sekalian oleskan salep pada luka di wajahmu ini ya? Salepnya ada di nakas."

Changkyun mengangguk kaku kemudian menyelesaikan kegiatannya mengeringkan rambut Jooheon sebelum mengambil salep yang Jooheon maksud dan kembali duduk di hadapan Jooheon.

Changkyun memperhatikan wajahnya. "Banyak juga ya lukanya." Gumam Changkyun kemudian mulai mengoleskan salep pada luka-luka di wajahnya, baik luka hasil pembully-an maupun bekas luka dari goresan sang ibu beberapa waktu yang lalu.

"Hidupku ternyata menyedihkan sekali ya." Gumam Changkyun. "Atau memang aku hanyalah pembawa sial?"

"Siapa yang mengatakan seperti itu?"

"Aku. Buktinya saja di sekolah aku di bully. Ayah dan ibuku... hubungan mereka hancur karena wajahku ini dan juga... kau yang bertukar tubuh denganku. Bukankah kehadiranku mengacaukan segalanya?"

Changkyun menunduk dan tidak lama kemudian, suara isakan memenuhi kamar luas Jooheon.

Jooheon menghela nafas kemudian menarik Changkyun ke dalam pelukannya.

"Jangan berkata seperti itu lagi. Aku tidak suka mendengarnya."

"T-tapi..."

"Sstt, sudah hentikan. Jangan pernah berkata buruk tentang dirimu sendiri. Ini semua sudah jalan yang ditakdirkan Tuhan. Aku yakin setelah ini akan ada kebahagiaan yang menunggumu."

Jooheon memundurkan tubuhnya kemudian menatap wajahnya yang sembab itu, menggunakan ibu jarinya untuk menghapus air mata Changkyun.

"Wajahku sama sekali tidak manly jika kau menangis."

Changkyun terkekeh pelan kemudian ikut menghapus air matanya. "Kan sudah kukatakan, aku ini cengeng."

"Iya, iya dasar bocah cengeng."

annoying! (Jookyun)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang