016

561 103 8
                                    

"Bodoh!" Jooheon mengumpati dirinya sendiri. Dia kesal karena hampir saja mengatakan sesuatu yang belum saatnya untuk dikatakan.

Jooheon tidak pergi jauh, hanya ke taman belakang mansion, tempatnya dulu menghabiskan waktu untuk menatap langit malam jika dia butuh ketenangan.

Jooheon menatap langit malam yang bertabur bintang itu kemudian tersenyum kecil.

Melihat bintang mengingatkannya pada sosok Im Changkyun.

Mereka sama-sama kecil, namun meskipun begitu, mereka sama-sama bersinar terang, tidak peduli jika ada sinar rembulan yang lebih bercahaya.

Mungkin jika diibaratkan, Changkyun itu bagaikan bintang jatuh bagi Jooheon.

Kehadirannya benar-benar tidak terduga, namun dapat menarik seluruh atensi Jooheon hanya padanya.

Jooheon kembali tersenyum saat ia teringat pertama kalinya ia melihat Changkyun yang datang sebagai murid baru beasiswa penuh di sekolahnya. Entahlah, padahal penampilan Changkyun dulunya sangatlah tidak menarik, namun tetap saja mampu membuat Jooheon tertarik.

Hal yang membuat Jooheon tertarik adalah kecerobohannya.

Jooheon tidak menyangka bahwa murid yang begitu pintar itu ternyata sangatlah ceroboh.

Buktinya di hari pertemuan pertama mereka, Jooheon melihat Changkyun berlari di koridor dengan tali sepatu yang tidak terikat dan benar saja, tidak lama kemudian Changkyun terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri.

Saat itu Jooheon memperhatikan bagaimana bibir bawah Changkyun yang dimajukan dengan pipi memerah dan mata berkaca-kaca. Menggemaskan sekali bagaimana Changkyun terlihat berusaha keras menahan air matanya.

Katakanlah Jooheon terlalu bodoh karena menunjukkan ketertarikannya dengan cara membully Changkyun. Namun tidak ada cara lain yang terpikirkan karena ini adalah pertama kalinya Jooheon serius menjatuhkan hatinya pada seseorang dan Jooheon benar-benar buta akan yang namanya percintaan.

Berbekal ide dari drama yang pernah ditontonnya bersama Mingyu, makanya Jooheon mulai mengganggu Changkyun untuk mendapatkan atensi pemuda manis itu.

"Hah~" Jooheon menghela nafas kemudian menyadari bahwa ia sudah terlalu lama melamun dan memutuskan untuk kembali ke kamar.

Saat Jooheon kembali ke kamar, dilihatnya Changkyun sedang duduk di tangga menuju kasurnya, memeluk lututnya. Terlihat jelas bahwa Changkyun mengantuk karena sesekali mata itu terpejam namun detik berikutnya pemuda itu segera membuka matanya kemudian menepuk-nepuk pelan pipinya sambil menggumamkan sesuatu dan memaksa matanya untuk tetap terbuka.

Jooheon tertawa kecil kemudian menghampiri Changkyun.

"Apa yang kau lakukan?"

"Huh? Eung... Jooheon, kau kemana saja?" Tanya Changkyun.

"Aku ke taman belakang. Kau sendiri kenapa belum tidur? Ini sudah..." Jooheon melirik jam di dinding. "Pukul 1."

"Eung..." Changkyun menggelengkan kepalanya. "Aku menunggumu."

Jooheon tersenyum gemas. "Ya sudah, ayo tidur."

"Eum."

Jooheon kemudian menuntun Changkyun untuk berbaring di atas kasur. Jooheon sendiri menyusul untuk berbaring di samping Changkyun dan menutup tubuh keduanya dengan selimut. Mereka berbaring berhadapan dan Jooheon refleks membawa tangannya untuk menepuk-nepuk pelan lengan atas Changkyun. Tidak sampai 5 menit kemudian, Changkyun sudah tertidur pulas dengan tangan mengepal di depan wajahnya membuat Jooheon gemas setengah mati.

"Dasar bayi." Ejeknya pelan namun kemudian Jooheon memberanikan diri untuk mengecup lembut kening Changkyun. "Selamat tidur."


***

"Hey, aku punya ide."

Changkyun menatap Jooheon dengan kening berkerut. "Ada apa?"

"Bagaimana kalau kita ceritakan masalah kita dan meminta pendapat kepada teman-temanku? Gila-gila begitu, mereka pintar mencari solusi." Ucap Jooheon, setengah menghina dan setengah memuji teman-temannya itu.

"Tapi... apa tidak masalah?"

"Tenang saja, mereka itu pintar menjaga rahasia."

"Eum... terserah kau saja kalau begitu."

Jooheon tersenyum lebar. "Kalau begitu, pulang sekolah nanti, kita ke markas kami ya!"

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Jooheon dan Changkyun buru-buru membereskan barang-barang mereka dan Jooheon menarik Changkyun ke arah markasnya, tidak mempedulikan tatapan aneh yang dilayangkan para murid. Lagipula tidak akan lagi ada yang berani mengusik Changkyun karena Jooheon sudah memberikan ancaman yang membuat para murid ketakutan.

Setibanya di markas yang ternyata adalah gudang sekolah tidak terpakai yang sudah direnovasi, Jooheon langsung membuka pintu hingga menimbulkan suara debuman yang cukup keras, membuat beberapa temannya yang membolos di dalam sana terkejut.

"Im Changkyun, kukira kau anak yang manis dan tidak urakan." Ucap Mingyu kemudian menggelengkan kepalanya dengan dramatis.

Jooheon yang berada di dalam raga Changkyun itu mendelik tidak suka. "Ini aku, Jooheon!"

Soonyoung yang ada di sana langsung tertawa terbahak. "Astaga, jika kau Jooheon lalu yang dibelakangmu itu siapa hah?"

Changkyun yang berada di dalam raga Jooheon itu menundukkan kepalanya. "A-aku Changkyun."

Mingyu dan Soonyoung saling tatap kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Astaga! Kalian ikut klub drama?"

"Akting kalian benar-benar meyakinkan!"

Jooheon memutar matanya kesal kemudian berjalan menghentakkan kakinya ke arah TV yang ada di ruangan tersebut. Jooheon kemudian melepas salah satu pigura yang menempel di dinding, memperlihatkan sebuah pintu kecil bertuliskan nama Mingyu.

"Di dalam sini ada koleksi drama mu, Kim Mingyu." Desis Jooheon membuat Mingyu terkejut.

"Ya! Dari mana kau-"

"Dan kau, Kwon Soonyoung!" Jooheon kemudian berjalan ke sisi sebelah kanan ruangan dan memencet sebuah tombol yang sengaja diletakkan tertutupi oleh lemari pendingin.  Sisi tembok yang kosong itu terbuka, menampilkan ruangan yang dikelilingi kaca yang digunakan Soonyoung untuk berlatih menari.

"Jadi kau benar Lee Jooheon?!" Teriak Soonyoung.

Pasalnya letak-letak benda di ruangan itu hanya anggota mereka yang tahu.

"Lalu dia adalah Im Changkyun?!" Tanya Mingyu sambil menunjuk raga Jooheon yang masih setia menunduk.

Jooheon sendiri mengangguk santai sebelum mengambil 2 kaleng minuman dari lemari pendingin, satu untuknya dan satu lagi untuk Changkyun, kemudian menarik Changkyun untuk duduk di sofa.

"Ya, aku masih tidak bisa percaya." Gumam Mingyu dan Soonyoung mengangguk.

"Sudahlah, aku kemari bukan untuk melihat kalian kebingungan seperti oramg bodoh!"

"Melihat gaya bicaranya kurasa dia memang si brengsek Jooheon." Gerutu Soonyoung dan kali ini Mingyu mengangguk.

"Aku mendengarmu Kwon!"

"Aish! Lalu... apa yang akan kalian lakukan?"

"Untuk itulah kami kemari. Panggil Vernon dan Seungcheol kemari. Kalian bantu kami untuk mencari cara agar kami bisa kembali seperti semula."

annoying! (Jookyun)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang