015

570 102 10
                                    

"Aku bosan!" Teriak Jooheon sambil menendangkan kakinya ke udara.

"Kyun~ ayolah! Kita jalan-jalan ya??"

Changkyun yang sedang fokus membaca novel itu menggeleng pelan. "Tidak mau."

"Ayolah~ ayolah~ kau mau aku mati kebosanan di sini??" Rengek Jooheon sambil menggoyangkan lengan Changkyun.

"Ya~ aku sedang membaca- apa yang kau lakukan??" Pekik Changkyun saat Jooheon mengambil novel di tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. "Jooheon! Kembalikan!"

"Tidak! Sampai kau mau menemaniku jalan-jalan, baru akan kukembalikan!"

"Tidak mau!"

Keduanya kemudian saling berebut novel. Sebenarnya mudah saja bagi Changkyun untuk mengambilnya dari Jooheon karena raga Jooheon lebih tinggi dari raga Changkyun.

Yang membuat sulit adalah Jooheon malah mengangkat tinggi-tinggi novelnya sambil meloncat-loncat di atas kasur.

"Lee Jooheon!" Rengek Changkyun.

"Tidak mau! Ayo jalan-jalan!"

"Tidak mau! Aku- akh!"

Sayang sekali kaki Changkyun terlilit selimut membuat tubuhnya jatuh menimpa Jooheon yang juga tidak siap. Beruntung kasur Jooheon itu berukuran besar jadi mereka tidak sampai kecelakaan jatuh ke lantai.

Namun posisinya saat ini adalah, Changkyun berada di atas Jooheon. Wajah mereka sangat dekat, bahkan ujung hidung mereka bersentuhan.

"U-ugh! Makanya kubilang juga apa!"

Changkyun bangkit dengan susah payah, wajahnya memerah parah. Dengan cepat direbutnya novel di tangan Jooheon dan memeluknya dengan erat.

"M-memangnya apa yang menarik dari buku itu?" Tanya Jooheon canggung sambil menggaruk tengkuknya.

"Ini buku yang kuceritakan kemarin. Tentang bertukar tubuh itu."

"Oh... lalu bagaimana?" Tanya Jooheon yang merasa sedikit tertarik.

"Hmmm... tapi mereka bertukar tubuh karena kutukan. Di sini, sang pria itu terlalu kejam memperlakukan sang wanita, hingga akhirnya ada penyihir yang merasa geram dan mengutuk mereka."

"Lalu?"

"Penyihir itu bilang, kutukannya bisa dihilangkan dengan adanya cinta sejati dan... eum... dan..."

"Dan apa?" Jooheon mengerutkan keningnya penasaran.

"Itu... m-mereka harus melakukan hubungan intim." Ucap Changkyun sambil menundukkan kepalanya malu.

"A-ah... begitu... ap tidak ada cara lainnya?"

Kali ini Changkyun menatap Jooheon dengan sendu. "Itu dia. Kisah buku ini sedih sekali."

"Maksudmu?"

"Mereka... pada akhirnya tetap tidak bisa bersatu."

"Kenapa bisa begitu?"

"Sang wanita... dia tahu bahwa sang pria mencintai wanita lain. Cara lainnya untuk kembali ke raga masing-masing, jika cara yang pertama tadi tidak berhasil, adalah jika salah satu dari mereka... mati. Dan sang wanita pun mengorbankan hidupnya karena dia terlalu mencintai pria itu. Bukankah itu menyedihkan?"

Changkyun memajukan bibir bawahnya kemudian menundukkan kepalanya. "Padahal kupikir mereka saling mencintai." Gumamnya.

Jooheon tersenyum kecil kemudian mengusap lembut kepala Changkyun.

"Jika kau adalah sang wanita itu, apa yang akan kau lakukan?"

Changkyun mendongak dan menatap Jooheon. "Aku akan melakukan hal yang sama dengannya."

"Kenapa?"

"Karena kebahagiaan orang yang kucintai adalah segalanya untukku. Percuma kan jika kami bersatu namun pada akhirnya tidak ada yang bahagia? Kalau kau sendiri? Bagaimana?"

"Aku?" Jooheon menunjuk dirinya sendiri. "Entahlah. Sejujurnya aku bingung jika dihadapkan dengan pilihan seperti itu. Terkadang bukankah kita memang harus egois untuk kebahagiaan kita sendiri kan? Namun aku juga tidak ingin menjadi egois dengan mengorbankan kebahagiaan orang lain. Yah, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan wanita itu."

"Jika cara kita untuk bertukar tubuh kembali adalah salah satu dari kita harus mati, bagaimana?" Tanya Changkyun.

Kali ini, Jooheon menatap Changkyun dengan serius, menatap tepat ke arah mata.

"Aku tidak akan membiarkannya. Aku akan terus mencari cara agar kita bisa kembali seperti semula tanpa harus mengorbankan salah satu dari kita."

Tanpa diduga, Changkyun tersenyum. "Terima kasih."

"Kenapa kau berterima kasih?"

"Karena kupikir kau akan langsung membunuhku untuk kembali seperti semula." Changkyun terkekeh di akhir kalimatnya. "Tapi jawabanmu itu... membuatku merasa bahwa kau masih peduli padaku."

"Aku memang peduli padamu."

"Huh?"

"Kau pikir selama ini aku mengganggumu karena apa?"

"Kau bilang kau hanya suka menggangguku tanp alasan kan?"

Jooheon menghela nafasnya pelan. "Bukan- hah... sudahlah. Aku keluar sebentar."

Jooheon berjalan meninggalkan kamar sedangkan Changkyun menatap punggung Jooheon dengan bingung.

"Dia kenapa?"

annoying! (Jookyun)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang