• Prolog •

58 16 0
                                    

•••

"A great start for an imagination".

•••

_______________

Layla menghela nafas entah untuk keberapa kalinya. Bosan, satu kata yang mewakili sejak 15 menit berlalu kesenangannya di wahana ini terganggu oleh parasit sialan. Layla menatap sekali lagi Ezra yang tengah di kelilingi para wanita yang mengaku fansnya yang di beri nama Lovez untuk berfoto. Ezra yang nampak tak terlihat risih makin Layla meradang dibuatnya. Layla mendengus, mengalihkan pandangannya ke rol koster yang tengah bergerak.

"Ezra gak takut item dateng ke wahana indoor?".

"Kalau item susah loh perawatannya, kasian kulitnya".

"Seru aja ketempat indoor, lebih bagus". Jawab Ezra seramah mungkin kepada para fans nya.

Gini nih kalau punya pacar artis, banyak yang di perhatian, kayanya kalau Layla gak ngabarin juga Ezra gak bakalan sadar. Layla mengerucut bibir memikirkan hal konyol itu.

Layla mencibir sambil pura-pura muntah yang membuat para wanita yang tadi terfokus kepada Ezra, menoleh serentak kearahnya.

"Eh lu pacar Ezra beneran? ". Salah satu fans berbaju abu-abu ketat menatap Layla menyelidik. Benar-benar mulut sialan, Layla memasamkan wajahnya menatap jengah wanita tersebut.

"Gak usah nanya deh kalau udah tau". Layla mengontrol suaranya agar tidak terdengar nyolot, tapi memang susah sekali bersikap ramah kepada fans Ezra yang biadab, centil, sok imut kaya mereka. YaAllah tolong sabarkan hamba mu, batin Layla.

Para fans sontak berbarengan mendengus, menatap sinis Layla yang justru membutakan matanya untuk tak membalas menatap para fans Ezra. Ezra berdeham saat merasa atmosfer di sini sudah mulai memanas. Ezra meraih tangan Layla sambil menatap para fansnya yang terfokus lagi kepadanya karna tindakannya tersebut.

"Gua mau quality time dulu sama pacar gua, bye". Ezra langsung menarik Layla yang sudah tak memiliki minat lagi untuk berada di tempat ini. Meninggalkan para fans nya yang tengah menggerutu sebal mengumpat untuk Layla.

Ezra menghentikan langkahnya meraih pundak Layla agar mereka saling berhadapan. Ezra menatap mata Layla yang sudah kesal, menoel hidung Layla dengan gemas.

"Mau marah terus apa mau lanjut cobain permainan, hem? ". Tanya Ezra dengan suara bass nya.

Layla berdecak, menatap garang Ezra yang justru tersenyum kearahnya.

"Pulang aja".

"Kalau tuan putri sudah memerintah, hamba bisa apa? ". Jawab jenaka Ezra.

Layla membuang muka sambil mengulum bibirnya agar tidak tersenyum. Gini nih kalau punya pacar boyfriend material yang suka banget ngerdus.

Layla memutar tubuhnya, berjalan menuju arah keluar dari tempat wahana ini dengan bibir yang masih di kulum.

"Mau kemana? ". Teriak Ezra.

"Pulang lah, tadi ngeiyain".

•••


"Layla foto dulu ayo".

"Bagus loh foto disini? ".

"Cwe-cwe lain pada ngantri loh cuma buat foto sama aku".

"Kamu malu ya punya pacar artis? ".

"Layla".

"Lay".

Cukup. Layla menutup kedua telinganya yang hampir saja sakit karna ulah Ezra yang sedari tadi tak mau diam.

Sekarang mereka berada di taman kota setelah mereka meninggalkan wahana sialan itu. Layla berkali-kali beristighfar sejak sampai di taman ini Ezra tak hentinya merengek mengajak foto bersama di spot foto yang telah di sediakan.

Dan percakapan di wahana tadi tentang ajakan pulang jangan harap bakalan di kabulkan oleh Ezra. Mana mau dia berpergian dengan Layla hanya setengah hari. Harus full day, sampai batin Layla ikut kelelahan di buatnya.

Layla berjalan menuju ayunan tanpa mengubris Ezra yang sudah merengut. Duduk di ayunan tersebut sambil menggerakan kedepan dan kebelakang.

"Layla ih". Kan! Ngerengek lagi. Layla bersenandung ria tanpa memperdulikan Ezra yang berjalan menghampirinya.

Ezra tiba-tiba mengangkat handphone di udara, mengarahkan kamera kearah Layla yang masih asik dengan ayunan.

"By". Panggil Ezra sambil mulai menekan tombol play untuk memulai video.

Layla menatap Ezra, mengerucut bibirnya, menyadari bahwa Ezra tengah mem videokan nya.

"Matiin ih". Titah Layla.

Ezra menggeleng. "Gemes nya pacar aku". Ucapnya sambil terus mengabadikan Layla.

"Ezra". Jerit Layla. Layla berdiri dan menghampiri Ezra untuk merampas handphone dari tangan Ezra.

"Ezra matiin. Malu". Layla berusaha merebut handphone tersebut, tapi memang Ezra yang memiliki tinggi yang lebih. Membuat Layla sulit menjangkau handphone yang di alungkan keatas.

Ezra menengadah, menatap layar handphone nya untuk mengakhiri video. Menaruh handphone nya di saku celana saat Layla sudah tak memberi perlawanan.

Wajah Layla makin cemberut. Ezra bener-bener menyebalkan hari ini. Ezra terkekeh geli, mencubit kedua pipi Layla dengan perasaan gemas.

"Uluh uluh makin ngambek".

"Ezra, sakit". Jerit tertahan Layla karna kedua pipinya di tarik berlawanan arah.

"Ya ya, love you to". Ledek Ezra.

"Artis gila". Maki Layla untuk menutup hari weekend yang sialan ini.

_______________

Hey hey heyy, aku harap kalian suka cerita ini. So, see you to next chapter ❤❤❤

 So, see you to next chapter ❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Layra | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang