Layla Tamalia, benar-benar tak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya memiliki pacar seorang aktor ternama ibu kota yang punya fans segudang, Ezra Bannerick.
Kejadian demi kejadian terus mewarnai perjalanan percintaan mereka berdua. Tapi, apakah Lay...
"Whatever it is, as long as it's about your happiness".
•••
_______________
Liburan kelulusan. Satu masa dimana sangat Layla nantikan. Hari-hari dimana dirinya menghabiskan waktu di kamar tercinta. Tapi semua itu hanyalah halusinasinya saja, hari itu harus terbuang semenjak Ezra mengklaim Layla menjadi kekasihnya 9 bulan yang lalu. Tidak usah tanya atau penasaran kenapa Layla dan Ezra bisa bersama. Iya tau, gak akan mungkin kalau difikir logis. Ezra seorang artis terkenal, Lovez nya udah menyebar satu negara bahkan negara tetangga, ganteng banget, dan masih banyak kelebihannya lagi daripada Layla yang hanya gadis yang baru lulus SMA swasta yang cita-cita nya mau punya anak satu, suami tajir melintir, dan hidup foya-foya. Gak sebanding. Ya, seperti kata pepatah aja. Sayang itu membutakan semuanya.
Saking butanya, bukan bukan. Saking BUCIN nya, hari ini, hari dimana seharusnya Layla mengikuti tes wawancara di kampus justru pergi ketempat dimana Ezra di undang acara talk show. Benar-benar.
Jika manajer dan ke tiga asisten Ezra berada di luar, tepatnya di belakang layar di samping kameramen. Mengawasi Ezra yang sedang syuting. Sedangkan Layla? Ya di backstage lah. Ngapain di sana? Pegel. Berdiri selama satu jam menunggu Ezra yang justru duduk di depan layar kaca sambil berbincang dengan pembawa acara bermulut pedas. No way.
Dan selama menunggu, Layla asik menonton drama Korea di handphone nya yang berjudul Melting me soflyyang tak pernah Layla tamatkan sejak pertama kali drama ini tayang. Bagaimana mau tamat, setiap hari Ezra selalu menyita hari nya. Memanfaatkan sebaik mungkin masa liburan kelulusan Layla dengan memaksa Layla menemani Ezra bekerja. Iya gak masalah sih ajaknya Layla kalau kerja, kalau ajak cwe lain baru masalah. Tapi ya tapi, gak setiap ada job masuk juga kali ya ngajaknya. Layla kadang dibuat kesal dengan para Lovez yang menyerang nya di instagram, mencacinya karna selalu ngintilin Ezra lagi kerja. Eh, say hello deh b*tch. Ezra memaksanya.
Layla yang masih asyik dengan drakor nya langsung mengangkat kepalanya saat pintu backstage terbuka, muncullah Ezra beserta manajer dan tiga asisten.
"Maap ya lama, bosen?". Tanyanya dengan tangan kanan mengelus puncak kepala Layla dengan sayang.
Layla tersenyum, menaruh handphone nya kedalam slim bag. "Gapapa. Masih ada jadwal lagi? ".
"Gak ada". Jawabnya sambil duduk di hadapan Layla.
Layla mengangguk. Memperhatikan Ezra lekat-lekat. Kalau di bilang beruntung bisa sama Ezra, ya bukan beruntung lagi. Rejeki nomplok yang ada. Udah sukses, ganteng banget, sayang kelurga dan Layla, kaya hasil kerja keras sendiri, ya walaupun nyebelin banget orangnya. Entah mengapa, hati Layla selalu terluka saat mengetahui Ezra memiliki banyak orang yang menyayanginya, Lovez yang bahkan perhatiannya melebihi perhatian Layla selama ini kepada Ezra.
Mungkin yang dikatakan para Lovez tentang Layla yang gak cocok sama Ezra, kali ini Layla harus menyetujui kalimat itu. Melihat makin hari Ezra makin tampan, makin banyak penggemar, makin terkenal dan makin pula Layla merasa hanya butiran debu di samping Ezra.
"Kamu mikirin apa? ". Lamunan Layla buyar. Layla mengercap matanya sambil menatap Ezra yang tengah memasang ekspresi keheran kearahnya.
Layla menggeleng. Di dalam hati mengerutuki kebodohannya yang justru memikirkan hal yang gak harus di pikirkan. Persetankan dengan ketidak cocokan yang para Lovez bilang. Toh selama ini Ezra masih menganggap nya pacar, perhatian plus-plus, royal banget, penyayang, dan yang pasti gak pernah menyinggung ke tidak cocokan yang sering kali para Lovez kritik untuk hubungan keduanya.
Ezra mengangkat sebelah alis, memperhatikan pacarnya yang terlihat mencurigakan. Ezra membasahi bibirnya sebelum menjawab Layla yang sedang mengalihkan pembicaraan.
"Ayo, sekalian nonton bioskop? ".
"Let's go".
•••
"Yes". Seru Layla.
Keduanya sekarang berada di Timezone salah satu mall kota. Battle permainan memasukkan bola kedalam ring basket sebanyak-banyaknya. Jangan salah, Layla gini-gini alumni tim basket perempuan di sekolahnya. Jadi, untuk battle dengan Ezra yang hobinya juga basket bukan masalah untuknya.
"Payah banget sih Zra, lemparnya yang bener dong".
Ezra tersenyum di sela-sela mengshoot bola. Mengalah untuk sang pacar hari ini bukan masalahkan? Memberi kesenangan untuk Layla yang hari ini terlihat banyak pikiran. Dan itu sangat mengganggu pikiran Ezra yang terus menerka-nerka apa penyebabnya.
"Yes". Jerit kemenangan Layla saat jumlah bola yang masuk melebihi Ezra tepat saat time out.
Ezra menyandarkan sebelah bahunya di badan permainan, menatap Layla yang sedang kegirangan karna hari ini menang. Ezra tersenyum.
"ItuEzra sama pacar nya? ".
"Iya kayanya".
"Seneng banget tuh pacarnya karna ngalahin Ezra".
"Paling juga Ezra ngalah biar pacarnya seneng".
Bisikan yang sangat terdengar jelas.
Ezra menoleh kepada dua gadis yang membicarakannya, menatap keduanya dengan wajah datar. Sontak saat mendapat tatapan maut Ezra, jelas sekali ekspresi kedua gadis itu langsung berubah menjadi pucat pasi. Daripada Layla menyadari situasi di tempat ini mulai tidak aman dan membahayakan hati Layla, Ezra memilih untuk menarik Layla pergi dari tempat permainan tadi.
"Eh eh mau kemana ih". Suara tak terima Layla saat di tarik Ezra menjauhi permainan.
Ezra menghentikan langkahnya di depan ruangan ber kubus. Menatap sekilas Layla sebelum membuka gorden, memberi perintah agar Layla masuk kedalam ruangan ber kubus tersebut.
"Waktunya photobooth tuan Putri".
Setelah 15 menit, mereka pun keluar dari ruangan photobooth. Dengan perasaan gembira, Layla menuju ke lubang yang berada di depan ruangan tersebut, tempat keluarnya hasil foto tadi. Selama mereka pacaran, baru dua kali mereka melakukan photobooth. Karna kesibukan Ezra dan kemageran Layla untuk pergi ke mall jika tak ada hal yang penting banget.
"Yaampun, gemes banget". Pekik Layla dengan mata berbinar, menatap 4 cetak foto yang berisi 6 kolase dalam satu cetaknya.
Ezra tersenyum, mengusap kepala Layla dengan gemas. "Jadi nonton?".
Layla mengerut kening berpikir sambil menatap Ezra yang tengah menunggu jawabannya. "Makan dulu, laper. Abis itu baru deh nonton. Gimana?".
"Siap tuan Putri".
_______________
Terimakasih banyak yang sudah baca cerita ini, selalu support aku ya.❤❤❤.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.