•••
"Someone will only continue to judge without knowing the truth".
•••
______________Setelah kemarin Ezra benar-benar mengambil waktunya, hari ini Layla bersyukur karena Ezra memberinya kebebasan untuk me time. Jika bukan karena hari ini Ezra menjalani proses reading sebelum memulai projek flim yang akan di mulai pada pertengahan bulan ini, Ezra tak akan pernah ikhlas memberikan Layla me time. Masih ingat jelas kata-kata Ezra saat Layla pernah memohon untuk di berikan waktu tanpa Ezra di sampingnya.
"Percuma kamu punya pacar tapi maunya me time Layla. Jangan cari gara-gara deh".
Karena hari ini benar-benar me time nya, Layla menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Mulai menyalakan in focus yang memantul di dinding polos kamarnya, lampu yang sudah dimatikan, AC yang di turunkan suhunya menjadi 18° , pintu dan gorden yang di tutup rapat benar-benar seperti suasana bioskop. Tapi lebih nyaman, karna Layla akan menonton dengan posisi tiduran di kasur kesayangannya.
Layla meraba nakas di samping, meraih satu toples dari 3 toples kaca di nakasnya dengan mata yang fokus menonton.
Hingga 2 flim pun di habiskan di hari itu juga. Layla membuka gorden kamarnya dan mulai mematikan in focus. Layla merenggangkan otot-otot nya sebelum membuka pintu untuk menaruh 3 toples kaca yang tadi dia bawa dari dapur.
"Akhirnya keluar juga dari goa". Sindir sang mamah saat Layla tengah menuruni tangga. Sang mamah yang sedang berkacak pinggang di bawah menatap sebal Layla.
"Udah mandi belum? ". Tanya mamahnya saat Layla lewat di sampingnya.
"Belum".
Sang mamah berdecak, melangkah mendekati Layla yang sedang menaruh toples di meja. "Sana mandi. Temenin mamah ke mall hari ini".
Layla menghela nafas, memutar tubuhnya untuk menatap sang mamah. "Mah, hari ini jadwal aku me time. Please lah".
"Ga ada alasan. Mamah mau sekalian beli kamu baju baru. Malu kali, masa setiap jalan sama pacar artis bajunya itu lagi itu lagi". Sang mamah langsung melenggang pergi tanpa memperdulikan Layla yang hampir aja mengumpat untuk mamahnya sendiri.
•••
"Mah ayo balik, Layla udah pegel". Keluh Layla. hampir 2 jam mereka mengelilingi mall, keluar masuk toko sambil menenteng paper bag berbagai merk."Mah".
"Diem dulu, mamah mau cari baju buat kamu".
Layla yang memilih duduk di kursi samping ruang ganti sambil menunggu mamahnya yang sangat antusias membelikannya berbagai jenis baju. Layla sempat berfikir, kenapa tidak mamahnya saja yang pacaran sama Ezra? Kan paket komplit tuh.
"Itu Layla yang pacar Ezra Bannerick, si artis ganteng itu bukan sih?". Layla langsung melirik kepada 2 wanita yang lebih dewasa dari nya. Jarak antara 2 wanita dan Layla 5 meter, suara mereka menjadi begitu jelas di telinga Layla. Benar-benar terbaik mulut mereka.
"Iya itu dia". Jawab orang disamping.
"Liat deh paper bag di sampingnya, gila belanjaannya banyak banget. Pasti dapet tranferan dari Ezra tuh".
"Bener banget. Enak banget ya jadi dia, tinggal menadang tangan doang. Kasihan kan Ezra yang kerja, syuting sana sini, bintangin iklan sana sini. Eh cwenya malah buang-buang uang buat belanja".
Layla langsung menunduk, menatap sendu salah satu paper bag yang masih di genggamnya. Sialan mulut mereka. Ini uang papahnya, bukan uang Ezra. Ezra memang pernah membelikannya baju hingga 5 paper bag. Tapi itupun atas paksaan Ezra sebagai hadiah ulang tahunnya waktu itu. Layla tidak pernah meminta.
Layla memejamkan mata yang mulai terasa memanas. Jangan nangis Layla, batinnya.
"Ayo Layla". Layla langsung membuka matanya dibarengi kepalanya yang terangkat menatap mamahnya yang sudah menggenggam 2 paper bag merk toko ini.
Layla langsung merampas paper bag di sampingnya dan melesat pergi dengan tatapan 2 wanita yang membicarakannya tadi masih terus memperhatikannya.
"Layla ngapain buru-buru si nak?". Tanya geram mamahnya yang mengikuti langkah Layla yang terburu-buru.
"Telinga Layla sakit mah dengar orang pada ngomong yang engga-engga. Emang salah ya Layla pacaran sama Ezra?" Layla menoleh sebentar ke mamahnya. Menghembuskan nafasnya untuk menetralisir sesak yang melanda relung hatinya. "Mamah kalau mau belanja lagi silahkan, aku tunggu di mobil". Lanjut Layla sambil melangkah menjauh.
Cia membisu saat mendengar ucapan Layla yang terlihat begitu... Suara helaan nafasnya keluar, sebelum melanjutkan langkahnya untuk mengekori Layla yang sudah jauh di depan.
Tak ada percakapan selama di mobil, bahkan saat Layla memasuki rumah dengan paper bag di tangannya. Layla menaruh semuanya di meja ruang tamu dan pergi ke kamar, meninggalkan Cia yang terus memperhatikannya hingga pintu kamar Layla tertutup sempurna. Cia meletakkan sisa paper bag yang tertinggal di mobil, meletakkan juga di meja sambil menghempaskan diri ke sofa.
Dan Cia baru menyadari bahwa selama ini Layla tak pernah baik-baik saja.
___________________
Terimakasih sudah baca ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Layra | Doyoung
FanfictionLayla Tamalia, benar-benar tak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya memiliki pacar seorang aktor ternama ibu kota yang punya fans segudang, Ezra Bannerick. Kejadian demi kejadian terus mewarnai perjalanan percintaan mereka berdua. Tapi, apakah Lay...